Catatan berikut adalah laporan Syifa Khairunnisa tentang Bumdes Renajaya yang menggali potensi yang bermanfaat bagi usaha memajukan perekonomian masyarakat desa. Laporan itu menggambarkan bahwa BUMDes “Renajaya” Desa Karangrena, Kecamatan Maos, Cilacap yang melirik limbah yang dihasilkan masyarakat luas dan menggalang kerja sama dengan Universitas Muhammadiyah.
Read MoreSejak jam 6.00 pagi Hari Minggu pagi yang cerah tanggal 8 Maret 2020, di sekitar Candi Bentar Taman Mini Indonesia Indah (TMII) berduyun-duyun berdatangan tamu yang sebagian mengenakan kaos putih lengan panjang dan lengan pendek bergambar Mantan Presiden HM Soeharto berkumpul di pelataran panggung. Sebagian pendatang itu langsung duduk di kursi yang telah tersedia, sebagian lain bergantian berdiri di depan papan bergambar mantan Presiden HM Soeharto yang besar di samping umbul-umbul menarik untuk mengambil gambar seakan pemuas rasa cinta dan rindu kepada pemimpin bangsa yang telah mengantar pembangunan di tanah air ini selama lebih dari 30 tahun. Tamu-tamu itu sebagian adalah para Pimpinan beberapa Yayasan yang didirikan oleh Pak Harto seperti Bapak-bapak Indra Kartasasmita, Issantoso, , Marsono, Tb Sulaeman, Subiakto Tjakrawerdaya, Subagyo, Nazaruddin Umar, Aris Setyanto Nugroho, Yarman, serta datang lebih awal Direktur Utama TMII Tanribali Lamo, disusul Koordinator Panitia Haryono Suyono yang dikawal Mulyono Daniprawiro, dan Ketua Pembina TMII Bapak Soehardjo. Berturut-turut datang pula lebih dari 35 Dosen dan mahasiswa Universitas Trilogi yang kompak dengan seragam baju kaos putih dengan gambar pak Harto dihias senyumnya yang sangat terkenal, para tokoh terkenal lain dan masyarakat simpatisan lainnya. Staf dari TMII sejak pagi telah sibuk menata halaman panggung guna menyambut ratusan pengikut acara pokok hari itu Jalan Sehat Mengenang Perjuangan Pak Harto yang sekaligus mengawali acara Peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI yang ke 75, yang secara khusus acara ini diberi moto Pembangunan Manusia Indonesia seutuhnya.
Read MoreTelah diusulkan agar tanggal 1 Maret sebagai pertanda peristiwa pengambil aliran kembali Ibu Kota RI dari tangan Belanda selama enam jam ketangan RI kembali setelah diduduki oleh Belanda sejak akhir bulan Desember 1948 melalui serangan yang brutal oleh Belanda yang ingin kembali menjajah RI setelah merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945 sebagai Hari Libur Nasional. Konon usulan Hari Besar Nasional itu sedang di proses dengan harapan segera di kabulkan. Seperti diketahui pada tanggal 1 Maret 1949 dibawah kepemimpinan Letkol Suharto Ibu Kota RI Yogyakarta direbut kembali dari jakahan Belanda biarpun hanya untuk enam jam tetapi peristiwa itu menjadi awal dari pengakuan dunia bahwa Negara RI masih ada dan sedang melakukan konsolidasi dan gerilya di desa-desa di seluruh Indonesia. Letkol Soarto mendapat dukungan yang kuat dari Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Jendral Soedirman yang jga mengungsi karena ibukota yang diduduki Belanda tersebut. Setelah enam jam menduduki kembali Ibu Kota RI Yogyakarta, tentara TNI dan rakyat memutuskan untuk kembali ke desa-desa demi mencegah korban yang lebih banyak karena Belanda mendatangkan pasukan bantuan dari beberapa daerah dan melakukan gempuran balas dendam yang membabi buta tanpa peri kemanusiaan menembak siapa saja yang ada di sekitar, anak-anak termasuk para ibu yang tidak berdosa.
Read More