Haryono Suyono Ajak ISGF Asia Pasifik Kembali ke Desa

ISgf1.png

Dalam Acara makan siang yang akrab bersama para peserta Pertemuan ISGF Asia Pasific di Restoran Malaca di bilangan Kota Tua di Jakarta  yang Exotik, para peserta pertemuan dari Australia, Brunei Darussalam, Myamar, Maldive, Malaysia, dan Indonseia sempat berbincang akrab dengan Ketua Umum Hipprada Indonesia Prof. Dr. Haryono Suyono yang khusus datang ke tempat Acara makan siang santai itu bersama Randy Triadi.

ISGF2.png

Pertemuan Makan siang itu adalah bagian dari Pertemuan Komite Asia Pasifik selama dua hari dari hari Sabtu kemarin sampai akhir Minggu ini di Tangerang dengan selingan meninjau Kota Tua di Jakarta yang di hari Minggu yang cerah hari ini berubah menjadi tempat wisata  penuh pengunjung yang ingin melihat Kota Jakarta di masa lalu, Kota yang penuh dengan Gedung Perdagangan, deretan Kantor Dagang, Bank dan bangunan kuno yang mengesankan kegiatan dagang dalam dan luar Negeri yang sangat aktif. Jalan-jalan yang relatif kuno dengan bangunan kuno tetapi bertingkat dan tembok serta dindingnya tidak terkesan modern tetapi kokoh dan terkesan sudah lama tidak di cat. Di tempat wisata itu banyak penduduk biasa yang moddar mandiri jalan kaki menikmati sebagian Gedung yang berubah menjadi Rumah Makan di samping di depan Gedung itu juga banyak Pedagang kaki lima yang menawarkan aneka makanan rakyat yang terkesan laris karena banyak keluarga dan anggotanya menikmati makanan kaki lima dengan nikmatnya.

Makan siang para anggota IGF itu disajikan oleh Panitia bukan pilihan tetapi di tentukan dengan sajian makanan Nasi Rames yang diisi dengan menu ayam lengkap dengan lauk lainnya dan di berikan kebebasan memilih minum sesuai seleranya, ada yang mengambil teh tawar, air mineral, kopi, dawet dan aeneka pilihan yang sangat bervariasi. Anak-anak dan peserta Indonesia, yang muda dan yang lansia memilih minuman tradisional seperti dawet sebagai contoh untuk para peserta Asing yang mungkin tidak terlalu kenal dengan minuman dawet dengan es yang terkesan eksotik dan menarik.

ISGF3.png

Selama makan yang terkesan eunak, para peserta berbincang akrab dengan Kak Haryono Suyono, Kakak Rio, Farli , Wartedjo serta para peserta lainnya. Setelah makan selesai, Kak Rio, atas nama Panitia mempersilahkan Kak Haryono Suyono memberi sambutan untuk seluruh peserta. Secara singkat Kakak Haryono Suyono selaku Ketua Umum terlebih dulu meminta maaf karena pada Pembukaan hari Sabtu pagi tidak bisa hadir karena harus membuka Rapat Kerja PWRI Jateng yang dihadiri oleh 35 Cabang dari seluruh Kabupaten Kota di Semarang. Selanjutnya diingatkan seperti halnya jaman Lord Baden Powell puluhan tahun lalu, anak muda masih tetap meninggalkan desa untuk mencari dan bekerja di kota. Anak-anak muda itu seperti dulu di kota bekerja di bidang jasa, industri dan perdagangan sehingga kemajuan wilayah desa lamban karena tidak ada anak muda yang kreatif, membangun desa dan memanfaatkan sumber daya yang melimpah. Akibatnya terjadi disparitas antara keluarga desa dan kota.

ISGF4.png

Karena itu sejak Indonesia merdeka sekitar 75 tahun lalu desa yang melimpah itu di tinggalkan anak muda dan setelah merdeka Belanda yang mengetahui potensi desa, pada sekitar 71 tahun lalu ingin kembali karena mengetahui potensi desa itu. Rakyat tidak rela, sehingga terjadi perebutan kembali Ibu Kota RI pada tanggal 1 Maret yang terkenal dengan Serbuan Enam Jam di Yogyakarta pada tanggal 1 Maret 1949.Menyadari potensi desa itu Presiden HM Soeharto selalu menghimbau dan menyediakan dana untuk membangun desa dan menarik anak muda untuk tetap di desa atau kembali ke desa, seperti juga Lord Baden Powell.  Kegiatan Presiden Soeharto itu sejak lima tahun lalu dilanjutkan oleh Presiden Jokowi dengan dana desa yang lebih besar untuk membangun infrastruktur dan masyarakat desa.

Oleh karena itu Haryono Suyono mengajak para Pimpinan Pengurus ISGF Asia Pasifik yang memiliki ciri yang sama mengembangkan program Pembangunan Desa dan Masyarakat Desa seperti ajakan Lotd Baden Powel dan secara sungguh-sungguh mencari cara agar anak muda tetap di desa atau kembali menempatkan desa sebagai fokus pembangunan. Pengalaman Australia dan negara maju yang keadaan pembangunan desanya maju perlu di sebar  luaskan kepada rekan-rekan di Negara Asia Paifik agar anak muda tidak tergila-gila terpengaruh oleh berkilauannya pembangunan di kota dan meninggalkan desanya yang penuh sumber daya dan belum di olah secara sungguh-sungguh..

Pimpinan Delegasi Australia Bian Jacson  yang juga Ketua Aspac ISGF berusia sekitar 92 tahun menyambut baik seruan Kak Haryono dan akan menyebar luaskan gagasan itu pada kesempatan Pertemuan Organisasi ISGF di masa-masa yang akan datang sehingga para anggota yang memiliki pengalaman membangun desa bisa saling share berbagi dengan anggota dari negara lain yang memiliki pengalaman yang sama. Setelah itu pertemuan yang akrab tersebut di tutup dengan foto bersama dengan seluru h peserta yang hadir pada acara remah tamah dan makan siang bersama, serta dilanjutkan dengan peninjuan Kota Tua yang makin menarik itu.

Haryono SuyonoComment