Ucap Janji Mahasiswa Kebidanan STIKES Mitra RIA Husada

Bidan1.png

Dengan penuh khidmat 12 Mahasiswa Semester tiga Sekolah Tinggi Kesehatan (STIKES) Mitra Ria Husada yang siap terjun ke lapangan, dengan pendampingan mentornya, untuk mulai berhadapan dengan ibu hamil dan melahirkan, dalam istilah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadien Makarim, melakukan kuliah Merdeka selama satu semester. Segera setalah satu semester kembali lagi ke Kampus. Pengucapan janji dan keberangkatan mahasiswa itu ke lapangan, pada hari Kamis lalu, diantar dari Kampus yang megah di Cibubur. Mahasiswa dari berbagai daerah itu merupakan kelompok pertama yang akan disusul dengan kelompok lain yang dewasa ini sedang giat-giatnya menyiapkan diri dengan para dosen yang kompeten di Kampus STIKES yang pengalamannya mendidik calon bidan dan sarjana kebidanan terapan hampir tidak ada tandingannya.

Bidan2.png

Upacara “ritual janji” tersebut diantar oleh Ketua STIKES Dr. Danti Anwar dan disaksikan oleh Ketua Yayasan Ria Pembangunan Ibu Milangoni Subiakto serta di berikan petunjuk arahan oleh Pembina Yayasan Prof. Dr. Haryono Suyono dengan pembekalan agar para mahasiswa benar-benar menguasai semua materi kuliah selama ini dan tidak bersifat sombong karena harus banyak belajar dari pasangan usia subur yang dilayaninya. Pembekalan itu sekaligus mengantar para mahasiswa untuk dicintai masyarakat agar  menjadi pendorong semangat sekaligus menjadi bekal kalau sudah lulus nanti menjadi sosok bidan yang banyak dicintai rakyat sehingga bisa memberikan pelayanan yang maksimal, tidak ada lagi kematian ibu hamil dan melahirkan di setiap desa, atau dengan kata lain, tingkat kematian ibu hamil dan melahirkan menurun menjadi nol persen.

Bidan3.png

Ikut memberi pesan dorongan itu Ketua Ikatan Bidan Jakarta Timur mewakili Ketua IBI Jakarta yang secara Organisatoris memiliki tanggung jawab untuk ikut menghasilkan bidan bermutu agar tingkat kematian Ibu hamil dan melahirkan menjadi sangat minimal.  Beliau mengharapkan agar para mahasiswa berhasil dalam kerja lapangan sehingga pada waktu kembali ke bangku kuliah pada semester berikutnya makin memahami apa yang harus dipelajarinya dengan tekun agar pekerjaan lapangan yang kedua nanti tidak lagi mengalami kesulitan dalam membantu ibu hamil dan melahirkan serta keluarganya mempersiapkan diri menghadapi kehamilan dan kelahiran anaknya.

Ikut mengantar mahasiswa dan dosen yang akan terjun ke lapangan itu adalah Wakil dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang bertanggung jawab memberikan pelayanan kepada Perguruan Tinggi agar mampu memelihara kemampuan dan mutu para lulusannya sehingga bisa melayani masyarakat secara profesional dengan baik.

Upacara khidmat yang terkesan sakral itu di saksikan oleh para orang tua dan kerabat para mahasiswa sambil ikut berdoa agar anak-anak dan kerabatnya segera dapat menyelesaikan setiap tahap dari pendidikan bidan yang di STIKES yang telah menjadi program studi unggulan dan menghasilkan bidan bermutu beberapa tahun sehingga STIKES menjadi tujuan dari para mahasiswa yang ingin kuliah, mendapatkan ilmu dan kerja lapangan yang cukup sebelum lulus menjadi bidan berkualitas.

Bidan4.png

Setelah beberapa pesan dari para pejabat dan sesepuh, kemudian diikuti dengan pemasangan PIN dan Cap tanda bahwa yang bersangkutan adalah calon bidan yang siap menyambut pasangan usia subur yang hamil atau setidaknya merasa hamil untuk di periksa atau diberi bantuan informasi atau nasehat oleh bidan yang dibantu oleh para mahasiswa calon bidan tersebut. Seperti diketahui, seorang ibu hamil memerlukan kerja sama suami dan kerabatnya serta masyarakat luas karena di dalam perutnya ada janin yang sedang tumbuh menjadi calon bayi yang harus dijaga dengan ketat agar tumbuh normal dan dapat dilahirkan oleh ibunya secara normal dan tumbuh kembang sesuai harapan. Karena itu para mahasiswa harus memelihara kerja sama sesama mahasiswa kebidanan dan masyarakat luas.

Untuk melakukan tes apakah para mahasiswa sudah kompak dengan sesamanya, selama beberapa hari sebelum upacara, oleh Panitia dan dosen, para mahasiswa telah dilatih untuk menyajikan beberapa nyanyian bersama tanpa teks. Oleh karena itu dengan iringan musik yang lembut para mahasiswa menyanyikan beberapa lagu. Pada lagu-lagu pertama sengaja tidak diiringi gerak, kadang malah terkesan seperti “penyanyi karbitan” yang karena tekanan penonton yang meluap, para mahasiswa kelihatan kaku dan agak takut. Tetapi pada lagu ketiga dan seterusnya, para calon bidan yang cantik-cantik itu mulai percaya diri dan mengiringi lagu-lagunya dengan  gerak gemulai yang mempesona, seakan mereka adalah group penyanyi profesional. Gerakan berirama itu selalu mendapat tepuk tangan meriah yang memberi pesan bahwa dengan makin percaya diri dan memelihara disiplin serta tampil kompak bisa menghasilkan kerja lapangan yang kompak harmonis dan berhasil dengan baik. Semoga.

Haryono SuyonoComment