Bonus Demografi Sebentar Lagi Akan Menghilang

Ketua Umum IPADI, Dr Sudibyo Alimoeso, MA terlihat sedang menunjukan powerpoint terkait World Population Day

GEMARI.ID-JAKARTA. Beberapa hari lalu, tepatnya 11 Juli 2025, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional meluncurkan buku dalam rangka memperingati Hari Kependudukan Dunia. Buku tersebut berjudul "Desain Besar Pembangunan Kependudukan 2025-2045 dengan tema "Pembangunan Kependudukan: Kunci Strategis Indonesia Emas 2045. Menurut pakar Kependudukan dan juga Ketua Umum Ikatan Praktisi dan Ahli Demografi Indonesia (IPADI), Dr Sudibyo Alimoeso, MA saat ditemui Tim Gemari.id di kawasan Cibubur, Jakarta Timur, menuturkan, setiap tanggal 11 Juli dunia memperingati World Population Day atau Hari Kependudukan dunia. Pada Hari Kependudukan Dunia 2025 ini, tercatat jumlah penduduk dunia sekarang ini mencapai 8,092 miliar, artinya meningkat 71 juta dari awal tahun 2025 lalu. Jadi dalam 7 bulan itu sudah meningkat 0,89%, katanya. Senin (14/07/2025).

Selain itu ia menjelaskan, temanya adalah memberdayakan kaum muda untuk menciptakan keluarga yang mereka inginkan di dunia, yang adil dan penuh harapan. Kenapa ini menyasar kepada kaum muda, karena ini untuk menegaskan kembali janji International Conference on Population and Development (ICPD) tahun 1994 di Kairo, Mesir. Konferensi Internasional tentang Kependudukan dan Pembangunan tahun 1994 di mana BKKBN yang waktu itu dipimpin oleh Menteri Kependudukan/Kepala BKKBN, Prof Dr Haryono Suyono, itu merupakan salah satu tonggak sejarah di mana setiap orang itu berhak membuat pilihan yang tepat tentang kehidupan dan masa depan mereka, jelasnya.

Lebih lanjut ia menegaskan, tema ini mengingatkan kepada generasi muda, bahwa apa yang anda putuskan saat ini, itu akan mempengaruhi dunia ke masa depan. Jadi supaya mempertimbangkan dari berbagai impact atau dampak, baik yang berkaitan dengan masalah sosial, ekonomi maupun lingkungan. Oleh karena itu, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS meluncurkan buku yang namanya Desain Besar Pembangunan Kependudukan atau DBPK tahun 2025-2045. Sementara Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN, meluncurkan buku yang namanya Grand Desain Pembangunan Kependudukan atau GDPK.

Intinya adalah di dalam arah pembangunan itu mencakup tentang visi dan indikator utama dari visi, misi dan ruang lingkup kebijakan, termasuk pembahasannya adalah di situ ada tiga pilar yang penting, yaitu pilar pertama, pengelolaan kuantitas penduduk, kemudian pilar kedua, adalah peningkatan kualitas penduduk, pembangunan keluarga dan inklusi sosial, pilar ketiga adalah penataan persebaran penduduk. Jadi ada tiga pilar utama yang dimasukkan di dalam desain besar pembangunan kependudukan. Kemungkinan BKKBN juga nanti akan mengeluarkan desain besar, karena BAPPENAS telah mengeluarkan desain besar, sehingga semua kementerian atau lembaga akan mengampu kepada unit yang resmi yang mempunyai otoritas di dalam perencanaan, tegasnya.

Bukan hanya itu, buku ini sangat bermanfaat bagi masyarakat Indonesia, karena sebenarnya buku ini mengingatkan kembali tentang pentingnya masalah kependudukan, baik secara global maupun di Indonesia itu sendiri. Indonesia bukan hanya nanti menghadapi persoalan bonus demografi yang kemudian semakin berangsur-angsur menghilang, digantikan penduduk yang semakin menua dan akhirnya menuju depopulasi, seperti negara-negara maju lainnya. Ini mengingatkan kepada masyarakat, bagaimana membangun kependudukan yang benar, baik dari sisi kuantitas, kualitas dan pembangunan keluarga dari dalamnya, dan masalah persebaran penduduk.

Sebagai Pakar Kependudukan ia berharap, dengan adanya buku baru ini akan semakin jelas arah pembangunan kependudukan kita ke depan, termasuk pembangunan keluarga dan masalah persebaran. Karena walaupun bagaimana, ini harus diarahkan juga, meskipun itu hak dari masing-masing individu, tetapi kewajiban dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah untuk melakukan pengarahan, monitoring dan evaluasi terhadap dampak dari hal-hal yang berkaitan dengan kuantitas penduduk, kualitas penduduk dan masalah persebarannya, termasuk di dalamnya masalah pembangunan keluarga, harapannya.

Ia menghimbau kepada pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, saya kira Presiden Prabowo sudah memulainya, walaupun dalam lingkup kecil. Misalnya dengan makan siang gratis itu dalam kerangka peningkatan kualitas penduduk, seperti itu, tetapi mungkin saya kira nanti hal-hal lainnya perlu juga disentuh yang menyangkut tentang bagaimana penataan wilayah, dan sebagainya, karena ini masalah wilayah ini juga disinggung juga di dalam desain besar pembangunan kependudukan di BAPPENAS ini, dari strata wilayah dan sebagainya.

Kemudian, ini saya kira menjadi penting, karena bonus demografi ini sebentar lagi akan menghilang, dengan demikian Presiden Prabowo Subianto selalu mengingatkan pentingnya memanfaatkan momen bonus demografi yang sudah semakin menyempit jendela peluangnya, dan kemudian menjadi berangsur-angsur penduduk Indonesia menua, ini berarti strateginya harus mulai dipikirkan, kemudian bagaimana nanti kalau terjadi depopulasi seperti negara-negara maju lainnya..! Saya kira ini perlu menjadi pemikiran pemerintah sekarang, meletakkan pondasi untuk menuju ke pemerintahan selanjutnya, pungkasnya. @mulyono_dp