Koperasi Merah Putih Ibarat Bayi yang akan Dilahirkan dengan Cara Sesar ?
Dr H Lalu Burhan, MSc
GEMARI.ID-MATARAM. Biar begitu banyak yang pesimistis, Presiden Prabowo tidak akan mundur. Koperasi desa Merah Putih pasti ia jalankan. Apalagi tahapnya sudah hamil tua: legalitas koperasinya sudah tuntas. Di tiap desa. Akta notaris sudah dibuat. Pengesahan dari menteri hukum sudah terbit.? Hampir semua yang pesimistis itu beralasan: program ini top down. “Kalau mau sukses harus tumbuh lewat inisiatif dari bawah,” itulah komentara para pakar. Namun masalahnya: inisiatif dari bawah itu yang tidak ada. Tidak banyak. Tepatnya amat-sangat sedikit. Kalau menunggu tumbuhnya inisiatif dari bawah tidak akan ada perubahan apa-apa. Ekonomi akan terus begini-begini saja.
Maka Prabowo pun mengulangi apa yang sejak Orde Lama diperjuangkan. Koperasi desa. Agar amanat UUD 45 dijalankan. Gagal. Lalu Orde Baru. Juga gagal. Setelah itu baru Prabowo ini yang berani memulainya lagi. Tujuan Koperasi Merah Putih (KMP) di desa adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan memperkuat ekonomi kerakyatan melalui prinsip gotong royong dan partisipasi bersama. KMP juga bertujuan *untuk memberdayakan masyarakat desa agar mandiri secara ekonomi dan meningkatkan ketahanan pangan.
Berani Untuk gagal ketika akane itu gaya orde baru ?
Menurut pengamatan penulis Begitulah pendapat terbanyak di media sosial. Begitu tinggi keraguan untuk berhasil. Begitu banyak pendapat yang mendukung kegagalan itu selalu komen sinis itu muncul–tidak perlu saya ulangi di sini. Tapi di dunia ini banyak jagoan yang justru bersemangat ketika diramal gagal. Tertantang. “Saya beda,” mungkin begitu jargon orang yang tertantang.
Saya juga beda. Saya punya prinsip: rencana yang kurang baik bisa berhasil bila dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. Lebih berhasil dibanding rencana yang baik tapi tidak dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. Maka letak kuncinya adalah lebih di sungguh-sungguhnya. Itulah pelajaran yang saya petik dari perjalanan panjang mengelola begitu banyak pengalaman berwirausaha di masa lalu.
Apakah koperasi desa Merah Putih akan dilaksanakan secara sungguh-sungguh?
Kita tahu: Presidennya kelihatan amat bersungguh-sungguh. Tingkat kesungguhannya ibarat emas 24 karat.
Bagaimana dengan menteri koperasinya?
Bagaimana dengan Dinas Koperasi di provinsi –dan terutama di kabupaten/kota?
Bagaimana pula dengan kepala desa dan pengurus koperasinya?
Kalau yang sungguh-sungguh hanya presidennya maka kadar kesungguhan program ini hanya 25 sampai 40 persen. Padahal kadar sungguh-sungguhnya harus 100 –kalau saja ada: 120! Nada pesimis muncul dari arus bawah dgn mengatakan, bgmna akan jalan kalau modal bentuknya hanya pinjaman? “Anda kan ikut pengarahan di kantor dinas koperasi kabupaten. Menurut Anda apakah kepala dinasnya bisa dikatakan orang yang mampu membina koperasi di seluruh kabupaten?” tanya saya kepada salah satu pengurus Merah Putih didesa.
“Sama sekali tidak. Jauh dari bisa dikatakan mampu sebagai pembina yang baik,” jawabnya. Padahal itu di kabupaten yang tergolong cukup mampu dari segi memenej karyawan nya. Tentu Anda sudah tahu: Dinas Koperasi di suatu kabupaten bukanlah tangga emas untuk berkarier. Citra umum yang muncul: bila diangkat ke dinas koperasi berarti sedang setengah dibuang. Maka bisa dibayangkan kualitas seperti apa yang ada di tempat pembuangan.
Itulah nasib. Roda berputar. Dinas yang awalnya hanya sekadar ada kini mendadak menjadi dinas yang sangat penting. Tentu Presiden Prabowo sudah tahu semua itu. Presiden punya jalur lain yang akan membina koperasi desa: bisa aja melalui bank milik pemerintah. Modal koperasi desa itu berupa kredit bank. Maksimal Rp 5 miliar. Berarti bank akan terlihat langsung di gagal-tidaknya Merah Putih. Bank sudah menganalisis masing-masing sejak masih dalam bentuk perencanaan. Bahkan ikut membinanya saat perencanaan dibuat.
Lalu bank mengamati jalannya koperasi. Ini akan menjadi pekerjaan khusus bagi bagian manajemen risiko di bank pemerintah. Presiden Prabowo pasti lebih mengandalkan jalur pembinaan lewat bank ini. Bukan jalur birokrasi. Jalur birokrasi justru hanya akan menambah keruwetan di koperasi.
Jalur bank akan lebih realistis. Bank dituntut lebih. Tidak sekadar pemberi fasilitas kredit. Berarti beban manajemen bank akan naik drastis. Kelak akan ada Piala Presiden bagi bank yang paling berhasil memajukan koperasi Merah Putih. Waktu tidak banyak lagi. Saat kelahiran sang jabang bayi sudah begitu dekat. Begitu lahir bayi-bayi itu harus bisa bernapas. Ia bukan anak kambing yang begitu lahir bisa cari sendiri di mana susu ibunya. Lalu bisa latihan jalan sendiri. Cari makan sendiri. Dewasa sendiri.
Bayi Merah Putih kini berdebar di kandungan ibu pertiwi: apakah akan lahir normal, prematur atau lewat sesar! (Jawabannya ada di pola fikir anda). Bayi Sesar dilahirkan melalui tindakan operasi. Bisa jadi penyebab alasan medis apabila dilahirkan secara normal. Namun di era modern terkadang ada Ibu Hamil lebih memilih operasi sesar. Anda sudah paham tidak perlu dijelaskan lagi beragam alasan. Malahan agak ngetrend orang tua kandung bisa memilih (memesan) tanggal lahir si anak misalnya 17 Agustus. Maksudnya agar Ultah di peringati se Indonesia disamping mudah di ingat.
Istilah Bayi Sesar Koperasi Merah Putih merupakan Pendapat pribadi. Kenapa diibaratkan bayi prematur ? Apakah ada kondisi kriitis sehingga nada tulisan ini lebih kepada genre pesimistis. Ya sudahlah. Kita lihat saja niat baik Kabinet Merah Putih menggelorakan ekonomi pedesaan. Semoga nilai nilai luhur Koperasi Bung Hatta Sang Proklamator merasuk ke jiwa pengabdian semua warga nan terlibat di pekerjaan kolosal massal.
Mari kita lihat manfaat dari rencana pak presiden Prabowo utk menggalakkan KMP tsb, antara lain adalah, untuk Ketahanan Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat. Manfaat Koperasi Desa Merah Putih tsb sangat signifikan dalam memperkuat ketahanan ekonomi lokal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. Dalam berbagai studi dan praktik di lapangan, koperasi terbukti menjadi lembaga yang mampu menciptakan dampak ekonomi dan sosial yang berkelanjutan. Dengan mengusung semangat gotong royong dan inklusi, koperasi desa telah menjadi fondasi pembangunan ekonomi rakyat di berbagai wilayah Indonesia.
Salah satu manfaat utama koperasi adalah penciptaan lapangan kerja di desa. Melalui berbagai unit usaha seperti pertanian, perdagangan, hingga layanan jasa, koperasi membuka peluang kerja bagi warga lokal. Selain itu, koperasi juga berperan dalam distribusi pendapatan yang lebih merata sehingga mengurangi kesenjangan antar kelompok masyarakat.
Di sisi lain, koperasi mampu mendorong pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan, pendampingan, dan akses permodalan. Kegiatan koperasi juga memperkuat ketahanan ekonomi terhadap guncangan, terutama saat terjadi inflasi atau krisis global. Karena berbasis lokal, koperasi memiliki fleksibilitas dalam menghadapi perubahan ekonomi yang cepat.
Koperasi desa juga mendorong inklusi keuangan dengan memberikan layanan simpan pinjam dan akses pembiayaan kepada masyarakat yang belum terlayani lembaga keuangan formal. Di saat yang sama, koperasi bertindak sebagai akselerator, agregator, dan konsolidator UMKM, sehingga membantu pelaku usaha kecil menembus pasar yang lebih luas.
Manfaat lainnya adalah membantu menekan tingkat kemiskinan ekstrem dengan memberikan peluang usaha dan pendapatan alternatif. Tak hanya itu, koperasi juga menekan biaya atau harga di tingkat konsumen melalui mekanisme pembelian bersama dan distribusi langsung dari produsen ke konsumen.
Dengan beroperasinya koperasi, pergerakan broker atau middleman dapat ditekan, sehingga harga produk menjadi lebih adil bagi produsen dan konsumen. Hal ini berdampak langsung pada pemendekan rantai pasok (supply chain), yang kemudian mendorong efisiensi distribusi barang dan jasa.
Dampak positif lainnya adalah meningkatkan harga jual di tingkat produsen, seperti petani, peternak, dan nelayan. Karena mereka menjual produk langsung melalui koperasi, keuntungan tidak lagi diambil oleh pihak ketiga. Selain meningkatkan pendapatan produsen, ini juga berkontribusi pada pengendalian inflasi di tingkat lokal.
Salah satu keunggulan modern koperasi adalah sistem service request intake, yaitu kemampuan koperasi dalam memproses layanan secara cepat berdasarkan permintaan masyarakat. Dengan sistem ini, koperasi bisa memberikan respons langsung terhadap kebutuhan komunitas, mulai dari bahan pokok, layanan distribusi, hingga bantuan teknis usaha.
Melalui semua manfaat tersebut, Koperasi Desa Merah Putih bukan hanya menjadi alat ekonomi, tetapi juga instrumen sosial yang memperkuat kohesi masyarakat. Dengan sinergi antara masyarakat, pemerintah, dan koperasi itu sendiri, pembangunan desa yang mandiri dan sejahtera bukan lagi sekadar cita-cita, melainkan suatu keniscayaan yang bisa diwujudkan secara kolektif
So begitu pasti dimana ada semut disana sudah tersedia gula gula.Namun tolong perhatikan pula Resiko bergelimang potensi penyalahgunaan dana. Oke positif thingkinglah!!! Perlu pengawasan ketat. Tindak keras setiap pelanggaran terjadi di operasional Koperasi Merah Putih agar ada efek jera, kalau TDK, maka KUD ala orde baru akan terulang?? Semoga bermanfaat. Penulis adalah blogger persahabatan pengurus DMI dan BPD AKU NTB