Membangun Jaringan Anti Stunting
Bagi kebanyakan keluatga stunting baru dikerahui manakala sudah terlambat. Anak yang dilahirkan kepalanya besar dan badannya tidak tumbuh normal,
Pertumbuhan normal itu tidak selalu disadari oleh sebuah keluarga yang tdak rajin kontrol atau sebulan sekali datang membawa bayinya ke Posyandu,masih merasa terlalu kecil menggendong bayinya ke Posyandu. Padahal justru kecil itu perlu ditimbang berat badannya,
Begitu makin besar ternyata tidak tumbuh wajar kepalanya saja yang membengkak dan tumbuh badannya tidak bertambah. Anak itu terkena stunting atau kerdil.
Dewasa ini pensiunan BKKBN, baik itu PLKB atau pegawai BKKBN ada pada setiap desa. Mereka perlu bersatu membauat kerja sama cinta keluarga bahagia dan peduli stunting yaitu sayang pada setiap bayi yang lajir. Setidaknya setiap bulan bayi dianjurkan dibawa ke Posyandu untuk ditinbang, Yang beratnya naik perlu dipuji tapi yang tidak naik perlu waspada pada masukan air susu ibunya atau kena penyakit. Disitlah peran pensiunan pegawai berperan paling kecil. Atau menganjurkan agar setiap keluarga menawa anaknya ke Posyandu untuk ditimbang.
Setiap keluatga diminta kesadarannya menimbnag bayinya kerumah Posyandu atau Puskesmas. Posyandu dihalaman rumahnya atau halaman rumah tatangganya tetangganya, ter,asuk menanam daun kelor yang penuh gizi untuk sayur atau teh dan kopi. Kelor mudah ditanam dan ditancap saja bisa tumbuh.
Kasus stunting atau kerdil kalau terlambat sukar sembuh. Kalau cepat ketahuan mudah disembuhkan, Maka di setiap desa perlu secara gotong royong adanya pengawasan dan yang mengingatkan ibu hmil dan baru melahirkan segara secara rutin datang ke Posyandu.