Menjelang Hari Ulang Tahun
Haryono Suyono
GEMARI.ID-JAKARTA. Sejak tiga hari lalu kita semua memasuki bulan Mei yang bagi kami memiliki arti khusus. Pada tanggal 6 Mei dengan pertolongan mbah dukun ibu kami melajotkan seorang bayi laki-laki yang oleh bapak kami, Alimoeso, sebagai anak pertamanya bersama ibunda, Siti Padmirah, anak seorang, Eyang Wiryosentono ulama Pimpinan Desa Perdikan di Ngampo, Banjarsari, Pacitan.
Dengan persetujuan pak Alimoeso, setelah tamat SD nama Suyono didepannya ditambah Haryono agar lebih mentereng jadi Haryono Suyono.
Sejak SD jaman Jepang sekolah Haryono Suyono berpindah-pindah dari SD kelas III di Mujing ke sekolah SD Pengungsian di Semanten.
Sudah itu kembali ke kota Pacitan di SD Diponegoro sebelah Kantor Kabupaten sampai tamat SD. Di setiap sekolah sebagai anak seorang guru SD Haryono tergolong anak yang rajin dan pandai, bahkan pernah naik ke kelas VI dua kali dalam satu tahun.
Setelah tammat SD ikut kakaknya mas Soeyadi pemilik Percetakan stensil Soeyadi dan sekolah di SMP IV serta SMAB II atau SMAB IV.
Setelah lulus SMAB langsung masuk Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada untuk dua tahun. Karena tidak maju pindah ke Jakarta masuk Akademi Ilmu Statistik pada tahun 1963 dan selesai pada tahun 1966.
Begitu tamat terus menikah pada Astuty Hasinah (alm) dikaruniai empat orang anak Ria Indrastuty, Dewi Pujiastuty, Fajar Wiryono dan Rina Mardiana, semua disyaratkan jadi sarjana sebelum menikah.
Kariernya dimulai sebagai asisten Direktur AIS, Asisten Expert PBB untuk Sensus Industri dan Kepala BPS DKI Jakarta. Kemudian sekolah di USA untuk Master dan pulang dengan gelar Doktor dalam bidang Sosiologi yang ditempuhnya kurang dari tiga tahun setelah tamat AIS.
Selanjutnya punya jabatan rangkap pada BPS dan BKKBN. Akhirnya ditugaskan penuh sebagai Koordinator Riset dan Pelaporan dan dilanjutkan sebagai Deputi bidang Riset dan Pelaporan. Sesudah itu ditugasi Presiden sebagai Deputi bidang Operasinal. Kariernya sangat menonjol sehingga pada tahun 1983 diserahi tugas sebagai Kepala BKKBN dengan pangkat resmi gol III-C, tetapi diberi pangkat tituler IV-C, gaji tetap III-C. Jabatan Kepala BKKBN diseling dengan jabatan sebagai Menteri Kependudukan RI.
Selanjutnya ditugasi sebagai Menko Kesra dan Taskin oleh Presiden HM Soeharto dilanjutkan pada masa Presiden BJ Habibie sampai beliau lengser karena Pertanggung jawabannya ditolak oleh Parlemen RI. Pensiun sebagai Menko Kesra Taskin untuk 2 periode dengan dua orang Presiden RI. Suatu perjuangan dari anak Pucangsewu Pacitan yang lahir di seberang gunung dan kali kecil .