Menua Bermartabat dan Bermanfaat Bagi Orang Lain
Drs H Hamzah Ar
GEMARI.ID-MEDAN. Semakin sepuh usia seseorang semakin tinggi derajat kemanusiaannya, bahwa orang yang bermartabat itu bisa tertoreh jika sudah menyandang uswatun hasanah dengan capaian yang Allah inginkan “ sebaik baik manusia ialah orang yang telah memberikan manfaat kepada orang lain atau makhluk lainnya”.
Jika ingin mendapat predikat bermartabat, maka haruslah menjadi orang bermanfaat, seorang yang memiliki jabatan atau kekuasaan jika kebijakan atau keputusan yang dilakukannya bermanfaat maka pejabat tersebut mendapat predikat bermartabat, jika seseorang memiliki harta kekayaan jika kekayaannya bisa memberikan manfaat kepada orang banyak seperti ber zakat, berinfak atau bersedekah, menyembelih hewan qurban atau mengembangkan usaha yang dapat membantu lapangan kerja bagi orang lain maka orang tersebut bisa disebut orang kaya yang bermartabat , bagi yang memiliki ilmu pengetahuan dikatakan bermartabat jika ilmu pengetahuannya diajarkan atau disampaikan dan bermanfaat untuk orang banyak, bisa dalam bentuk berceramah, seperti para ustadz atau muballigh, guru, dosen, narasumber, menulis buku, jurnal, dokumen perencanaan, dokumentasi sejarah, menulis dan menyebarkan ilmu pengetahuan di media sosial dan lain sebagainya, bagi yang memiliki tenaga maka drngan tenaganya dapat membantu orang banyak seperti membantu orangtua, anak anak menyeberangi jalan raya dan sebagainya dan paling tidak bagi, bagi orang yang tidak memiliki kekuasaan, kekayaan, ilmu pengetahuan, tenaga, maka memberikan do’a yang baik kepada orang lain atau orang banyak juga sudah memberikan manfaat kepada orang lain atau sudah mendapatkan predikat bermartabat, setidak tidaknya tak mengganggu atau tidak merugikan orang lain saja pun sudah menjadi orang yang bermartabat.
Salah satu ilmu yang sangat tehnis dimiliki akibat terlalu lama sekitar 15 tahun bertugas dan menggeluti dalam bidang perencanaan dan keuangan di BKKBN Provinsi Sumatera Utara membuat ilmu perencanaan tersebut melekat dalam diri dan kepala serta didukung dengan aktifnya bersama teman teman para akademisi (Profesor dan Doktor) yang tergabung dalam organisasi Koalisi Indonesia Untuk Kependudukan dan Pembangunan Sumatera Utara (KKI) yang berperan membantu BKKBN dan Pemerintah Provinsi maupun Kabupaten/Kota untuk menyerasikan kebijakan Pembangunan Kependudukan dengan sektor Pembangunan lainnya terutama pembangunan ekonomi, sehingga sejak mulai pensiun atau purnabakti dari BKKBN sekitar 16 tahun lalu terus aktif mendampingi BKKBN dan Pemerintah Kabupaten/Kota menyusun suatu naskah perencanaan strategis untuk masa waktu 25 tahun yakni Grand Design Pembangunan Kependudukan (GDPK).
Mungkin berawal dari do’a yang pernah diminta saat menunaikan ibadah haji pada tahun 1994 saya diminta teman serumah agar berdo’a untuk mendapat jabatan yang lebih tinggi lagi, waktu itu masih eselon IV, tetapi saya lidah dan hati tidak bisa melakukkannya hanya mampu berdo’a “ Ya Allah berilah aku jabatan yang Engkau Ridhai”, itu saja dan mungkin karena do’a tersebut maka tak berapa lama sepulang menunaikan haji saya ditugaskan dan bergelut dalam bidang perencanaan dan keuangan. Selama hampir 15 tahun tidak pernah dipindahkan oleh pimpinan dengan status jabatan tetap pada eselon IV sampai dengan pensiun, tetapi Alhamdulillah dibekali dengan berbagai pelatihan tentang tehnik pengelolaan perencanaan seperti Logical Frame Work Analysis (Logfram) suatu tehnik perencanaan yang dikembangkan atau dipakai oleh UNFPA, Stragic Planning yang dikembangkan oleh donor agency dibawah USAID, SWOT yang dikembagkan oleh pemerintah melalui pendidikan berjenjang dan Ballace Score Cart (BSC) yang terakhir pernah dikembangkan oleh BKKBN sekitar tahun 2000-an, disamping itu Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) yang sangat dinamis dan terjadi perubahan isu strategis mengikuti perkembangan kemajuan yang sangat melesat setiap tahunnya, apalagi saat masih bertugas BKKBN dipimpin seorang yang sangat aktif, kreatif serta innovatif sehingga kami sebagai prajurit pasukan dibawahnya harus mampu mengikuti kecepatan berpikir dan bertindak beliau.
Banyak sekali pemikiran beliau yang sampai saat ini tetap sesuai untuk diterjemahkan dalam melaksanakan tugas sebagai pendamping baik narasumber bahkan sampai menyiapkan naskah perencanaan Grand Design Pembangunan Kependudukan (GDPK) yang sudah hampir seluruh Kabupaten/Kota se Sumatera Utara memilikinya dan yang ditandatangani oleh Gubernur maupun Bupati, Walikota dijadikan sebagai Peraturan Gebernur, Peraturan Bupati atau Peraturan Walikota, sebagai naskah perencanaan jangka panjang mendampingi RPJPD sebagai masukan kedalam RPJMD, RKP maupun Renstra.
Prof. Dr. Haryono Suyono, sebagai guru besar dan pimpinan BKKBN saat masih bertugas tetap menjadi tokoh inspiratif, kebijakan beliau yang sudah lama dilakukan dalam program di BKKBN terutama dalam meningkatkan keluarga sejahtera, meningkatkan ekonomi keluarga tetap menjadi acuan untuk saat ini dan kedepan dengan berbagai penyesuaian kondisi daerah seperti program Tabungan Keluarga Sejahtera dan Kredit Usaha Keluarga Sejahtera (Takesra/Kukesra), Pembangunan Desa Suasana Kota, Program Upaya Peningkatan Gizi Keluarga, Membentuk Kelompok-Kelompok Kegiatan seperti Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS), merubah paradigma penduduk dari yang selama ini hanya berpikir dan bekerja “ Tanam, Panen dan Jual “ menjadi “ Tanam, Panen, Olah dan Jual “ yang saat ini dikembangkan industri pengolahan atau hilirisasi di desa desa serta dengan seabrik gagasan beliau lainnya.
Membaca data, menganalisa sampai menemukan isu strategis serta kebijakan strategis maupun kebijakan taktis/operasional untuk 20 sampai 25 tahun kedepan, dan menuangkannya kedalam sebuah naskah tulisan, mempresentasikannya dengan menyiapkan powerpoint dan mendiskusikannya dalam kelompok atau tim penyusun sudah menjadi kebiasaan selama usia mulai menua alias pensiun.
Kebiasaan inilah mungkin yang membuat hidup tetap berbahagia, tercegah dari kepikunan, hidup merasa optimis, selalu memikirkan masa depan, tak terjebak hanya mengingat, mengenang serta menceritakan kisah kisah masa lalu saja.
Semoga Semakin Menua tetap bermanfaat dan bermartabat walau sebesar jarrah, tetap sehat, semangat, ceria dan bahagia, Menua yang Sehat, Mandiri, Aktif dan Produktif. Penulis adalah Ketua Dewan Pengawas JuKen Provinsi Sumatera Utara