Menghadapi Derasnya Arus Lansia di Indonesia
Awal abad ke 21 adalah awal bagi Indonesia nebghadapi derasnya aliran masuknya lansia dengan jumlah yang membengkak seakan penduduk kita akan terdiri dari Kumpulan pensiunan dalam tatanan demografi yang mandeg. Orang tua tidak dapat digerakkan karena sudah pensiun dan dianggap perlu beristirahat.
Karena itu pemerintah perlu mengubah kebijaksnaan bahwa bagi mereka yang masih mampu tetap bisa terus bekerja membangun negeri, mendampingi atau memimpin proyek yang segera harus siap untuk menopang kemajuan bangsa.
Peran lansia itu tidak lama karena akan segera disusul dengan tenaga muda yang siap menggantikannya dengan latar belakang pendidikan tinggi yang bervariasi serta pengalaman dipimpin lansia mentornya. Anak-anak muda tersebut adalah anak-anak orang tua yang ikut KB dan menyerap ilmu dari dalam dan luar negeri yang perlu dilindungi generasi lansia yang diperpanjang masa kerjanya.
Kombinasi anak muda yang belum siap dan lansia yang diperpanjang masa kerjanya itu harus bersifat formal tidak hanya berlangsung secara adhok sebagai kerja sukarela, tetapi formal dalam hubungan kerja yang penuh tanggung jawab siap saling mengisi untuk segra setelah proses pemberdayaan tongkatnya diserahkan kepada generasi muda dengan penuh tanggung jawab.
Hubungan formal tersebut disertai aturan perpanjangan usia pension atau pengangkatan tenaga lansoa potensial dalam jabatan-jabatan yang bertanggung jawab serta kewajiban mengantar anak muda dengan Pendidikan tinggi dengan pengalihan tanggyung jawab Pembangunan.
Proses kerja sama itu akan berlaku karena perubahan struktur penduduk di Indonesia tiak teratur gara-garaintervensi KB dalam menata struktur dalam revkusi yang sangat cepat.
Kepala BKKBN Dr Hasto Wardoyo harus berani maju kedepan mengarahkan perubahan policy tersebut sebagai tanggung jaeab keberhasilan program kB dewasa ini.