Menabur Bunga pada Hari Ulang Tahun Nenek

Hari Minggu yang cerah hari ini pak Haryono disertai dr Rina Mardiana bersama dr. Dewi yang tinggal mondok di rumah menyempatkan pergi ingin menabur ke Makam Pahlawan Kalibata dimana nenek Astuty dimakamkan. Secara bersamaan mas Fajar datang bergabung dengan isterimya Bubu dan dua anaknya yang masih di Jakarta mbak Ocha dan mbak Lola. Dua anaknya lagi mas Bima dan mbak Lina sedang kuliah di Universitas Airlangga di Surabaya. Kita ke Makam diantar mas Bibit dan mas Teguh yang baru pulang dari cuti pulang kampung membantu membangun rumah produksi tempe mertuanya di Batang, Pekalongan.

Begitu mas Fajar dan keluarganya datang, mbak dr Rina segera bersiap bersama memajang bunga Melati dan bunga Ros merah diatas pusara ibu Astuty. Anak-anak mas Fajar Ocha dan Lola dengan penuh kasih saying ikut membantu dr Rina dan papahnya mas Fajar serta ibunya mbak Bubu menata bunga Melati dan bunga Ros merah dengan ukiran 79 sebagai tanda usia ibu Astuty yang ke 79 tahun. Sungguh sangat indah dan pak Haryono melihat bunga yang terhias itu dengan haru segera mengiringi memanjatkan doa untuk isteri tercintanya. Segera diberi tahu kepada drWi bahwa ditas tanah yang dipasangi kursi sekarang ini untuk duduk sambil berdoa adalah tempat pak Haryono dikuburkan nanti, dimana pak Haryono sendiri tidak akan bisa mendoakan.

Setelah puas berdoa dan merasa panas matahari pagi makin menyengat, kita beramai ramai Kembali ke rumah jalan perdata,. Ibu dr. Rina menyusul saudara-daudara dan kakaknya Ria yang sudah pergi dahulu ke rumah di Loji menggelar arisan kluarga bersama keluarga nenek dari Kampung Melayu dan daerah lain di Jakarta. Mas Fajar dan dua anak dan isterinya menemani bapaknya di Perdatam untuk makan siang bersama.  

Biasanya selama nenek Astuty masih ada, kita pergi ke Restoran makan siang bersama anak cucu secara lengkap. Untuk mengurangi rasa kangen, mas Fajar usul agar makan siang kali ini tidak masak sendiri tetapi memijit hape pesan maaknan yang biasa kita makan bersama nenek semasa beliau masih hidup diantara kita. Maka mulailah Bubu memijit hape memesan makanan yang disukai anak-anak dan angota keluarga lainnya.

Laporan ini ditulis sebelum makan siang tiba karena semua sudah siap dengan acara masing-masing di Loji, di Surabaya, di Semarang dan di Jakarta Bersama para Pramuka dengan mas Triadi seorang Pimpinan Pramuka yang setia.

Haryono SuyonoComment