Bukan Kutukan, Kusta Bisa Disembuhkan

Penyakit kusta yang menyerang tangan. (Foto Ist).

(Gemari.id)-Kusta bukan penyakit kutukan tetapi bisa disembukan. Kusta merupakan penyakit menular yang penularannya tidak mudah. Penyakit ini masuk dalam kategori penyakit tropis terabaikan /NTD (neglected tropical desease) karena sudah ada sejak tahun 1400 sebelum masehi dan masih mengintai masyarakat hingga saat ini.

Kusta atau lepra dapat ditandai dengan lemah atau mati rasa di tungkai dan kaki, kemudian diikuti dengan timbulnya lesi di kulit. Penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri ini dapat menyebar melalui percikan ludah atau dahak yang keluar saat penderitanya batuk atau bersin.

 

Jika ada tanda putih dan kebas pada tangan atau kaki, segeralah periksa ke rumas sakit. Jika awal terkena kusta masih bisa diobati, tapi bila terlambat akan menimbulkan kecacatan.

 

Penyakit kusta dan konsekuensinya masih menjadi tantangan bersama dalam mencapai status eliminasi. Penanganan kusta menuntut koordinasi dan kerja sama lintas sektor, karena kusta tidak hanya terkait dengan aspek kesehatan.

Hal tersebut mengemuka dalam kegiatan gathering media pada Jumat, 11 Agustus 2023, di Jakarta.

 

Dalam kegiatan yang diselenggarakan berkat kerjasama oleh NLR Indonesia yaitu sebuah yayasan nirlaba yang bekerja untuk menanggulangi kusta dan konsekuensinya melalui proyek SUKA (suara untuk Indonesia bebas kusta) bersama radio KBR melangsungkan kegiatan Media Gathering, diungkapan bahwa penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang mampu menimbulkan stigma pada orang yang mengalami kusta maupun orang yang pernah mengalami kusta (OYPMK), masyarakat, dan bahkan tenaga kesehatan.

 

Salah satu faktor kurangnya literasi tentang kusta diduga menjadi penyebab mengapa penyakit ini masih dianggap penyakit yang berbahaya, sehingga orang yang mengalami kusta layak dihindari. Dan salah satu tantangan besar di era ini adalah maraknya informasi tidak valid atau hoax atau informasi bohong, palsu, dan tidak terbukti kebenarannya.

 

Dalam kesempatan tersebut, pengelola proyek SUKA, Fanny Rachma, kegiatan gathering media tersebut dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan partisipasi media dalam menyuarakan isu kusta lebih massif dan komprehensif dalam mengatasi gap informasi kesehatan yang valid dan meningkatkan motivasi dalam keterlibatannya pada isu kusta.

 

Kegiatan yang diikuti berbagai media dan dibuka oleh NLR Indonesia  dilanjutkan dengan sesi edukasi dan diskusi kusta serta berbagi informasi terkait praktik-praktik perkembangan media mainstream dan media alternatif dalam memberitakan informasi Kesehatan.

 

Pada kegitan ini, NLR Indonesia juga melibatkan Orang Yang Pernah Mengalami Kusta (OYPMK) dalam diskusi dan berbagi cerita pengalamannya saat mengalami kusta.

 

Penyitas kusta bisa sukses berkarya

Penyitas Kusta bisa sembuh, produktif, dan sukses, seperti yang ditunjukkan seorang seniman pembuat tangan dan kaki palsu bernama Ali Saga yang terlahir sehat dan tertular kusta saat usia balita dari seorang penderita kusta yang ketika itu sering menggendongnya.

 

“Jangan berkecil hati. Kembali pada diri sendiri  karena hanya sukses yang membawa kita keluar dari pengaruh stigma menuju kemandirian,” demikian pernah dikatakan Ali Saga, seorang penyitas Kusta yang sejak 2005 silam produktif menekuni bidang medis yang menghasilkan maha karya kaki dan tangan palsu.

 

Mantan pasien rumah sakit Kusta, RS Sintanala Tangerang tersebut, kini sukses dengan kreasinya serta bahagia bersama keluarga dengan tiga orang anaknya yang sehat.

 

Ini menjadi bukti, Kusta bukan penghalang untuk produktif berkarya dan memberikan yang terbaik untuk keluarga, masyarakat dan negeri ini.   

 

NRL Indonesia

Maka sangat menarik, dengan adanya kegiatan Media Gathering ini menambah bekal wawasan dan pengetahuan bagi insan media dalam pengemasan informasi, khususnya mengenai Kusta.

Informasi yang benar mengenai Kusta akan mempercepat upaya mewujudkan Indonesia bebas dari kusta dan konsekuensinya, seperti tekad yang terus disuarakan NLR Indonesia yang melanjutkan kerja-kerja penanganan kusta di Indonesia sejak 1978.

 

Dan Yayasan NLR Indonesia yang merupakan organisasi independen milik bangsa Indonesia dan merupakan anggota dari NLR Alliance di Belanda, selama ini konsisten bekerja sama atau bermitra dengan siapa saja yang memiliki nilai, niat dan semangat yang sama dalam kerangka sistem dan budaya di Indonesia untuk mewujudkan Indonesia bebas dari kusta dan konsekuensinya.

 

Yayasan NLR Indonesia beraliansi dalam NLR Alliance bersama beberapa organisasi anggota dari 5 negara lainnya karena kami memiliki visi dan komitmen yang sama, yaitu  Hingga Kita Bebas dari Kusta (Until No Leprosy Remains).  (Yeni Radio DFM)

Ade SudrajatComment