Menggagas Anak Balita tumbuh Sehat

Menjelang Hari Keluarga Nasional tanggal 29 Juni nanti, mulai hari ini perlu dikembangkan kampanye keluarga berkualitas secara bertahap. Pada tingkat awal kampanye itu perlu dimulai sejak dini, yaitu mengangkat anak-anak dimulai dengan ibu, bayi dan anak balita. BKKBN dengan Posyandu di sekluruh Desa diajak mengadakan kampanye itu dengan menggelar “lomba bayi sehat”  untuk seluruh ibu di wilayahnya dengan tujuan tidak ada lagi bayi yang tidak tumbuh dengan baik. Penyelenggaraan Lomba ini sederhana saja, yaitu dengan menimbang setiap bayi yang ada dan bahkan mengadakan pengumuman agar yang memiliki bayi dan tidak pernah datang ke Poyandu memerlukan datang ke Posyandu menimbang bayinya. Kepala Desa dan aparatnya di kerahkan agar menganjurkan kepada ibu muda yang mmemiliki anak bayi dan balita memerlukan dating khusus ke Posyandu menimbang bayi atau anak balitanya,

Kepala Desa dan aparatnya menganjurkan kepada setiap Warung yang ada agar menyediakan sumbangan hadiah berupa sedikit barang yang di jualnya kepada khalayak ramai sebagai “daya tarik” agar ibu-ibu menimbang anak-anaknya. Hadiah berupa makanan perlu diberikan kepada anak-anak yang timbangan berat badannya tidak naik agar makanan untuk balita itu diperbaiki. Sekaligus Lomba itu mencari anak balita dan bayi yang tidak naik berat badannya.

Lomba ini perlu melibatkan semua keluarga, termasuk keluarga yang tidak memiliki anak balita tetapi tetangganya mempunyai anak balita. Keikut sertaan semua keluarga itu menarik karena merupakan gugasan bagi semua anggota komunitas agar sayang kepada anak balita. Pada saat menimbang anak balita semua keluarga tersebut dilibatkan secara meriah sehingga mereka bertepuk tangan apabila kenaikan berat badan itu menonjol dan apabila tidak naik mereka beramai ramai mengusahakan makanan tambahan sehingga kekurangan makanan tambahan akan dicukupi secara gotong royong.

Tujuan dari Gerakan ini adalah dicapainya “peta keadaan anak balita” tentang berat badan dan pertumbhan anak balita di Desa tersebut. Apa bila memungkinkan, misalnya pada hari Ibu bulan Desember, bisa diadakan lagi “Lomba Sayang Ibu” yang melihat perkembangan anak balita sehingga Posyandu dan aktifis balita mengetahui ”sasaran yang tepat” untuk menangani anak kurang gizi atau anak yang tidak tumbah dengan baik. Sekaligus bisa mngetahui kondisi stunting dari komunitas di Desa yang bersangkutan.

Setelah itu maka Gerakan anti stunting dalam keluarga dapat diselesaikan seperti halnya merayu keluarga muda ikut KB sehingga tingkat kelahiran bisa turun secara meyakinkan. Besuk pagi akan kita sajikan trik lain untuk “sayang anak” agar program KB tidak dituduh sebagai program anti anak tetapi justru program yang sangat mendambakan anak Indonesia memiliki kualitas unggul untuk masa depan yang sejahtera.

Haryono SuyonoComment