Menjemput Bola guna Menurunkan Angka Kematian

Belajar dari pengalaman seorang dokter dari Papua yang pada suatu ajang lomba bayi sehat nasional di Jakarta, membawa bayi yang kahir  dan tumbuh dengan baik pada Lomba Nasional di Jakarta, kami ingin berbagi dengan rekan-rekan dokter, para medis dan PLKB yang daerahnya masih memiliki angka bayi lahir dibawah 3 kg atau angka kematian bayi tinggi.

Tanpa bermaksud “menggurui” kami minta kepada rekan dokter atau para medis yang sudah memprktekkan kegitatan serupa rekan dari Papua tersebut, karena angka kematian bayi dan anak masih sangat tinggi, kami mohon mereka berbagi pengalaman kepada rekan-rekan dokter, para medis dan PLKB di desanya agar mengubah “strategi kunjungan lapangan” menjadi “strategi jemput bola” seperti pemain suatu kesebelasan yang jago, apabila temannya membawa bola segera mendekat agar bisa bermain bersama, menerima operan bola tanpa gangguan lawan dan bersama sama membawa bola mendekat ke gawang lawan. Selanjutnya menggiring bola bersama menuju kepada kawan yang tugasnya memasukkan bola ke gawang lawan dengan aman dan goal.

Tugas menjemput bola ini juga ditujukan kepada keluarga ibu hamil atau bahkan kepada tetangga dekat yang akrab dan bisa menjadi jaringan penasehat kepada ibu hamil tetangganya. Kalau perlu disekitar rumah ibu hamil tersebut dibentuk kelompok pendukung ibu hamil sehat yang secara khusus menjadi “penasehat ibu hamil” tetangganya atau melaksanakan “Gerakan sayang ibu hamil” dan anaknya sampai usia balita. Seluruh kegiatan ini akan mngubah praktek menunggu pasien di klinik menjadi Gerakan jemput bola yang akrab dan menarik karena melibatkan khalayak yang luas di masyarakat dan membuat keluarga di suatu desa makin akrab karena sering ada kegiatan silaturahmi kunjungan antar keluarga.

Kegiatan ini bisa dilakukan apabila di suatu desa ada kebiasaan setiap hari Jum’at sedekah dengan memilih sasaran keluarga yang sedang hamil atau memiliki anak balita dengan sedekah makanan bergizi tinggi agar melahirkan bayi dengan berat badan lebih dari 3 kg atau anak yang dilahirkan sehat dan tumbuh sempurna karena pada waktu hamil berada dalam keadaan sehat tidak kurang gizi.  Suatu kegiatan amal dengan arahan perbaikan kualitas sumber daya manusia sejak saat hamil atau pada usia dini.

Selamat membangun sumber daya manusia berkualitas pada tingkat Desa maju yang cerdas dan penuh prakarsa maju tetapi tetap sederhana dan praktis bisa dilaksanakan di Desa.

Haryono SuyonoComment