Modernisasi Delapan Fungsi Keluarga

Secara tertulis delapan fungsi keluarga mudah diingat. Kalau kita lihat tubuh manusia, maka dari perut keatas kita serahkan seluruhnya kepada yang paling atas yaitu Tuhan Yang Maha Esa, budaya, cinta kasih dan perlindungan. Dari perut kebawah adalah usaha bertahan yaitu Kesehatan dan KB, Pendidikan, wirausaha dan lingkungan hidup.

Nenek moyang sangat bijaksana. Sosialisasi delapan fungsi keluarga itu masing-masing dilembagakan sebagai Unit Kerja dengan tugas khusus melakukan sosialisasi dan mengembangkannya secara sistematis. Untuk sosialisasi fungsi yang pertama Ketuhanan Yang Maha Esa dibentuklah Pesantren yang mengajarkan pemahaman tentang Kitab Suci Agama bagi yang beragama Islam. Atau Lembaga semacam bagi penganut agama lainnya.

Untuk melembagakan fungsi kedua yaitu Budaya dimana-mana dikembangkan Balai Budaya dan tempat pelatihan seni, budaya tari dan nyanyi. Lebih lanjut untuk melatih anak-anak keturunan dalam memberikan perlindungan fisik nenek moyang kita mengembangkan pusat pelatihan silat dan mencitakan suatu Lembaga yang menyediakan santunan asuransi bagi anggota keluarga yang sakit atau meninggal dunia. Sehingga proteksi dari beberapa fungsi yang ada tersebut tersedia dengan baik.

Untuk bidang Kesehatan sejak lama telah dikembangkan Rumah Sakit dan berbagai obat agar setiap anak bangsa bisa berusia panjang. Lebih dari itu sejak tahun 1970 pemerintah mengembangkan program dan Gerakan KB. Gerakan ini disusul program pendidikan yang mengusahakan agar kualitas setiap manusia bisa bertambah unggul dengan pendidikan secara sistematis. Untuk bertahan lebih berkualitas manusia mengembangkan ekonomi sehingga hidup mampu berkelanjutan. Intinya adalah bahwa lingkungan kita selalu dikerumunin dengan segala sesuatu yang semula diarahkan penuh kedamaian dan lestari.

Hanya manusia yang tidak kenal kepuasan membuat perkecualian sehingga timbul kejahatan yang disediakan pula sangsi hukumannya. Akhirnya diharapkan apabila delapan fungsi keluarga dilaksanakan dengan hatinurani yang jujur kita akan hidup penuh kedamaian, bahagia, sejahtera dan lestari atau berkelanjutan.

Haryono SuyonoComment