Membangun Kelompok Bersama untuk Mandiri
Adalah suatu naluri yang wajar bahwa bersama-sama akan memberi semangat untuk maju. Karena itu wajar bahwa upaya membangun masyarakat dan keluarga perlu terlebih dahulu dikembangkan suatu kelompok yang akan saling memberi semangat untuk maju.
Kelompok semacam ini boleh hanya beranggota dua orang atau lebih menurut selera, tetapi akan makin “gayeng” atau “makin marak” dan “menarik” apabila anggotanya makin banyak. Tentunya bertambahnya anggota akan akrab apabila disepakati oleh anggota lama yang menambah anggotanya untuk tetap akrab dan dinamis.
Kemarin hari Sabtu, suatu rombongan Kerta Wredatama PWRI dipimpin oleh Ketuanya, Ibu Yayuk atau lengkapnya Dr Rahayu Setyawardani, datang silaturahmi bersama anggota Pengurusnya secara lengkap kepada sesepuh PWRI Prof Dr Haryono Suyono di kediaman Jl Perdatam. Catatan ini merupakan ringkasan dari omong-omong tentang upaya membangun suatu kelompok yang bisa diajak mengembangkan kegiatan Kerta Wredatama dalam kelompok anggota dan masyarakat pada umumnya. Suatu catatan ringkas yang bisa menjadi pedoman untuk bergerak lebih lanjut membuat kelompok dan mengembangkan program pemberdayaan untuk masyarakat dan keluarga secara paripurna.
Selalu kami sebutkan masyarakat dan keluarga karena setiap keluarga tidak boleh mengisolasi diri untuk kepentingannya sendiri tetapi harus menyatu dengan masyarakatnya secara gotong royong sebagai bagian dari tekad kita bersatu untuk maju.
Secara ringkas para tamu diberi pengalaman seperti layaknya filosophy bahwa Kertawredatama tingkat pusat berfungsi atau “wajib” menstimulir pengembangan Kerta di seluruh Indonesia. Oleh karena itu tepat sekali gagasan Ibu Yayuk yang bermaksud memberikan pencerahan kepada para anggota Kerta dengan berkumpul dan memperoleh penjelasan tentang maksud upaya atau program pengembangan yang akan dikerjakan untuk Kerta di seluruh Indonesia. Tentu kami akan memberi dukungan penuh dan siap memberikan bantuan pencerahan berdasar Ilmu Sosiologi dan pengalaman masa lalu.
Anjuran kami adalah bahwa pada tingkat awal perlu ada komitmen yang kuat dari pengambil prakarsa yang tidak akan goyah dengan berbagai godaan dari manapun datangnya. Komitmen ini perlu di “share” oleh kelompoknya sehingga menjadi “kekuatan tahan banting” biarpun “dilanda angin topan”. Jadi rencana memberikan penjelasan kepada kelompok Kerta adalah usaha yang sangat tepat untuk memperkokoh “tahan banting kelompok utama” tersebut.
Setelah itu tentu kelompok inti perlu terus menerus disegarkan dengan kader-kader baru agar selalu terasa ada “darah baru” dalam kelompok tersebut. Tambahan Kader baru tidak perlu menjadi anggota pengurus tetapi bisa menjadi simpatisan atau tim penggerak untuk wilayah yang terdiri lebih dari 74 kabupaten kota di seluruh Indonesia. Masing-masing anggotya Tim Penggerak diserahi tugas monitoring dan memberi makna kepada kelompoknya di daerah sehingga pengurus memiliki jaringan yang luas sampai ke seluruh daerah.
Kerta Pusat dan Kerta Daerah diharapkan membentuk Kelompok Pemberdayaan Kerta dengan Wilayah Kerja tertentu seperti Pos Daya dan bisa dinamakan Pos Kerta dengan anggota inti dari Keta setempat dilengkapi anggota lebih muda yang terdiri dari warga nasyarakat dan keluarga simpatisan setempat. Ini artinya anggota Kerta menyatu bersama masyarakat tiga generasi daerah di sekitarnya.
Pilihan penanganan masalah stunting bisa dilakukan dengan upaya pencegahan atau preventif melalui upaya mencegah agar anak-anak perempuan memiliki tingkat Pendidikan setinggi-tingginya di Perguruan Tinggi sebagai rangsangan, juga memiliki kegiatan seni budaya, keagamaan, dan cinta kasih sesamanya, cinta olah raga, budaya dan segala sesuatu untuk menahan diri tidak menikah secara dini. Para orang tua diajak memberi kesempatan anak gadisnya maju diluar kegiatan kepingin nikah secara dini dibawah usia 19 tahun.
Kegiatan berikutnya adalah anjuran kepada keluatga agar apabila memimiliki anak gadis diperhatikan masukan gizi kepadanya sehingga pertumbuhannya berkualitas dan memiliki persiapan yang makin sempurna karena nantinya harus menjadi seorang ibu yang hamil dan melahirkan anak. Artinya anak perempuan harus sehat lahir dan batin menimal sama atau lebih baik dari anak laki-laki yang dimiliki oleh sebuah keluarga.
Artinya kegiatan kelompok Kerta tersebut perlu memberi perhatian yang tinggi terhadap anak perempuan dalam hal Kesehatan, Pendidikan dan tingkah laku bersama masyarakatnya, bukan semata tentang penanganan masalah stunting atau kurang gizi. Dengan kata lain kelompok Kerta yang dibentuk di seluruh daerah perlu memiliki program yang sifatnya sangat peduli terhdap kaum Wanita pada umumnya, tentu dengan perhatian khusus pada masalah stunting seperti digagas oleh ibu-ibu Kerta pusat.
Karena perhatian utama pada masalah stunting, maka pertama-tama anak gadis tidak boleh nikah terlalu muda dan belum siap untuk hamil, atau memiliki sikap tidak hamil sebelum usia 19 tahun seperti petunjuk UU. Sikap tersebut harus menjadi cita-cita budaya baru yang segar dan menjadi impian setiap gadis Indonesia, kalau perlu diciptakan lagu, drama atau tontonan populer menjadi pengantin setelah usia 19 tahun atau lebih. Kerta yang anggotanya kaum perempuan menjadi sangat tepat mensponsori segala sesuatu untuk kaum perempuan.
Dengan cara dan strategi tersebut akan muncul program dan kegiatan Kerta di berbagai daerah dan yang baik bisa diangkat sebagai contoh secara nasional dan disebar luaskan agar ditiru daerah lainnya. Daerah yang menonjol akan merasa bangga dan mengangkat PWRI secara nasional. Kalau beruntung bisa menjadi awal dari Gerakan Nasional yang luar biasa.
Kegiatan di daerah tersebut akan memberi sinyal bahwa Pengurus Pusat memberi perhatian terhadap kegiatan di daerah dengan baik biarpun setiap daerah kegiatannya berbeda-beda sesuai dengan kegiatan yang disukai dan diterima oleh anggota dan pengurus di daerah masing-masing. Sifat pensiunan umumnya santai dan ingin beristirahat total. Ada juga yang ingin berjuang sampai titik darah yang penghabisan, Umat Islam menurut contoh Nabi Muhammad berjuang sampai titik darah yang penghabisan. Aamiin YRA.