STIKes Mitra RIA Husada Jakarta Menghadirkan Dua Pakar Dalam Kuliah Umumnya
GEMARI.ID-CIBUBUR. STIKes Mitra RIA Husada Jakarta menggelar acara Kuliah Umum dengan tema Pencegahan dan Penanganan Perundungan dan Kekerasan Seksual Serta Kiat Mengenali Potensi Diri. Kuliah Umum ini menghadirkan dua narasumber potensial diantaranya Ciput Eka Purwianti, S. Si. MA dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Dra Nana Maznah Prasetyo, MSi dari Yayasan Melati. Acara ini dibuka oleh Ketua STIKes Mitra RIA Husada Jakarta, Dra Sri Danti Anwar, MA dan dihadiri oleh Ketua Badan Penyelenggara, Dr dr Andi Julia Rifiana, SH, M.Kes, Ketua Yayasan Melati, Dra Maswita Djaja, MSc dan beberapa pengurusnya termasuk diantaranya, Dra Sofinas Haryono, MSc, Dra Setiawati Arifin, MSc, Sutarti Soedewo, SH, Drs Jufri Yasin, MSi, Dra Byarlina Gyamitri, MSc juga para pimpinan dan dosen, serta mahasiswa STIKes Mitra RIA Husada Jakarta. Acara yang digelar di Gedung Utama STIKes MRHJ di Kawasan Cibubur, Jakarta Timur. Jum’at (23/06/2023)
Ketua STIKes MRHJ, Dra Sri Danti Anwar, MA dalam sambutan pembukaannya menyampaikan bahwa berkat kerjasama dengan Yayasan Melati, tahun lalu STIKes Mitra RIA Husada Jakarta telah berhasil membentuk Satgas Pencegahan Kekerasan Seksual di lingkungan kampus. Dirinya secara khusus mengucapkan terima kasih kepada Yayasan Melati yang telah membantu terbentuknya Satgas ini. Disamping itu ia meminta kepada seluruh yang hadir, terutama para mahasiswa baik hadir secara offline maupun secara online untuk menyimak dengan seksama Kuliah Umum yang akan disampaikan oleh kedua narasumber, dengan harapan apa yang disampaikan itu bisa menambah wawasan dan pengetahuan kita bersama, katanya.
Sementara itu, mewakili Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan (YKBRP), selaku Ketua Badan Penyelanggara, Dr dr Andi Julia Rifiana, SH, M.Kes saat tampil sebagai Keynote Speech mengatakan, acara hari ini adalah kuliah umum sebagai bekal mahasiswa STIKes Mitra RIA Husada Jakarta tentang permasalahan yang ada di lingkup perempuan dan anak untuk menambah pengetahuan dan bekal kita dalam memberikan asuhan kebidanan serta mencari solusi bagi masalah-masalah yang dihadapi kaum perempuan dan anak, katanya.
Selanjutnya ia menyampaikan, kekerasan Seksual adalah setiap perbuatan merendahkan, menghina, melecehkan, dan/atau menyerang tubuh, dan/atau fungsi reproduksi seseorang, karena ketimpangan relasi kuasa dan/atau gender, yang berakibat atau dapat berakibat penderitaan psikis dan/atau fisik termasuk yang mengganggu kesehatan reproduksi seseorang dan hilang kesempatan melaksanakan pendidikan dengan aman dan optimal. Pelecehan seksual bisa dialami siapa saja, bukan hanya wanita, pria juga bisa menjadi korban pelecehan seksual, imbuhnya.
Menurutnya, dampak buruk pelecehan seksual ini, terutama pada aspek psikologis, dapat berlangsung dalam jangka waktu lama. Oleh karena itu, korban memerlukan pendampingan yang tepat agar masalah kesehatan yang dialami tidak memburuk. Langkah kampus dalam upaya pencegahan kekerasan seksual yakni dengan menerapkan sanksi yang lebih keras kepada pelaku, sebaiknya diikuti dengan beberapa langkah strategis lainnya. Di bidang pencegahan, pihak kampus bisa secara aktif melakukan kampanye untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. Yang menjadi berat adalah di Indonesia sendiri mengenalkan pendidikan seksual kepada anak sedini mungkin masih dianggap tabu. Salah satu faktor penyebab tingginya angka kekerasan seksual di satuan pendidikan adalah ketidakadilan gender. Patriarki yang masih dominan dalam masyarakat menjadi penyebab ketidakadilan gender. Hal ini menyebabkan perempuan seringkali menjadi korban kekerasan seksual, paparnya.
Dirinya berharap, kuliah umum hari ini dapat memberikan kontribusi bagi pada bidan dan khususnya mahasiswa Kebidanan STIKes Mitra RIA Husada Jakarta, dalam penerapan atau mengimplementasikan pencegahan kekerasan pada perempuan, khususnya kekerasan seksual, harapannya. @MDP