Penghargaan untuk Usaha Pembangunan Keluarga melalui Pemberdayaan
Upaya pembangunan keluarga melalui pemberdayaan secara sistematis mendapat penghargaan yang luar biasa dan sangat luas. Secara mengejutkan pada tahun 1989 Presiden Republik Indonesia mendapat penghargaan PBB berupa UN Population Award. Dususul Penghargaan Hoogmore Awards untuk Inovasi dari para aktivis pembangunan dari Washington Amerika Serikat.
Lebih dari itu Universutas John Hopkin di Amerika juga memberikan nama bagi sebuah Aula sebagai Penghargaan kepada Kepala BKKBN berupa “Haryono Room” sejajar dengan nama-nama beken tokoh yang telah menyumbang luar biasa kepada Universitas John Hopkins yang sangat populer tersebut.
Semua mahasiswa yang menggunakan ruangan untuk diskusi dan study itu pasti bertanya-tanya karena ruangan itu sangat ramai dengan dihias tohoh wayang Batara Kresna. Disusul lagi penghargaan Lembaga Kerjasama negara-negara berkembang di Bangladesh dengan plaket “Dedication” sebagai penghargaan pelopor Kerjasama KB antar Negara-negara Non Blok yang akhirnya menjadi stimulan datangnya banyak peserta pelatihan KB ke berbagai Desa di Indonesia.
Disamping kegiatan pemberdayaan yang berhasil pleh BKKBN itu diteruskan oleh Yayasan Damandiri dengan gigih melalui banyak sekali pembekalan bago kegiatan Kuliah Ketja Nyata (KKN) yang difasilitasi secara sistematis. Kegiatan itu di apresiasi oleh banyak Rektor termasuk dari Perguruan Tinggi asal kelahiran pak Haryono di Pacitan oleh Perguruan Tinggi PGRI Pacitan. Selanjutnya Universitas Sebelas Maret dalam suatu Upacara yang megah memberikan apresiasi yang mendebarkan hati karena tidak biasa PT ini memberikan penghargaan kepada Upaya yang sifatnya kerja nyata untuk rakyat banyak.
Penghargaan Universutas Sebelas Maret ini disusul tetangganya Universitas Gajah Mada di Yogyakarta, Universitas PGRI di Madiun dan Universitas Brawijaya di Malang. Berbagai Perguruan Tinggi tersebut menstimulir berbagai penghargaan dari berbagai Perguruan Tinggi lainnya seperti Unair di Surabaya, IAIN di Surabaya dan perguruan tinggi lain termasuk Perguruan Tinggi di luar pulau Jawa.
Sungguh merupakan suatu kehormatan besar karena berbagai Perguruan Tinggi itu merasa bahwa mahasiswa mendapat manfaat yang tinggi kerja dan belajar lapangan di Desa untuk membangun keluarga melalui Upaya pemberdayaan keluarga keluarga secara sistematis. Usaha tersebut hari ini berlanjut dalam kegiatan yang lebih sistematis sebagai bagian dari kegiatan “kuliah Merdeka” atau “Belajar Merdeka” dimana mahasiswa belajar dan membangun keluarga bersama masyarakat di desa.