Mas Fajar Cium Bapaknya Haryono Suyono
Sejak ibunya meninggal dunia lebih 1000 hari lalu, dr Rina Mardiana dan suaminya Mas Rudi Lubis “dipaksa dengan lembut” menunggu bapaknya di Perdatam. Rumahnya yang lebih bagus terpaksa kosong dan kadang dihuni oleh rekannya.
Ibu dr Rina sangat rajin dan keras memelihara bapaknya sehingga setelah dua kali jatuh hanya karena menabrak sandal jepit dan naik dari satu trap ke trap berikutnya memaksa bapaknya menggunakan kursi roda sampai hari ini. Sungguh sangat tidak nyaman karena sehat hanya takut bisa dengan mudah jatuh Kembali dan menyebabkan patah tulang yang sukar disembuhkan. Biarpun dr Rina galak karena disiplin keehatan, kami sayang dan perintahnya selalu diikuti.
mBak Ria dan suaminya setiap kali datang dengan suaminya Mas Triadi Suparta dari kegiatannya di Pramuka DKI Jakarta yang dicintainya. mBak Ria yang lincah sama dengan mas Fajar selalu datang dengan suaranya yang lantang dan tidak lupa mencium bapaknya.
Mas Fajar setiap pagi selalu berkantor di HSC. Setiap kali datang selalu masuk kamar dan mencium Bapaknya. Ciumannya lain karena mas Fajar berkumis berjenggot. Isterinya Bubu dan anak-anaknya selalu datang setiap malam Minggu atau hari libur. Tetapi karena dua orang lagi kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga dan Fakultas Robotik di Unierstas yang sama, mas Bima dan mbak Lila, hanya liburan saja datang ke kakeknya menemani tiduran kakeknya dengan manja.
Ciuman kepada kakeknya oleh mas Fajar dengan jenggotnya terasa lain karena sentuhan jenggotnya yang lebat sehingga menjelang hari ulang tahun yang sebentar ini kita angkat dalam tulisan yang menarik. Anakku Dewi sejak beberapa nulan ini terlalu sibuk belum sempat berkunjung ke Bapaknya. Terima kasih anak-anakku yang tercinta.