Yuli, Srikandi Posdaya dari Bekasi yang Makin Jaya
Yuli Sapto adalah Srikandi Posdaya dari Bekasi yang penyandang cacat dan selalu mengaku dengan bangga dan kini maju pesat sebagai industriawan perumahan yang sukses. Dalam suasana Hari Kartini dan bulan Ramadan beberpa hari ini Gemari.id menyajikan cerita para Srikandi Posdaya yang berhasil.
Bu Yuli adalah Srikandi yang dalam usaha pembentukan Posdaya ditemukan di Malang dan diberikan modal awal enam buah mesin jahit listrik yang dibeli melalui system kredit yang dicicil sendiri dengan dukungan agunan pinjaman bank dengan agunan sumbangan berasal dari dama deposito yang tidak diambil pemiliknya selama dipakai sebagai agunan pinjaman.
Bu Yuli sangat menghormati para pendukungnya sehingga gambar besar-besar mereka dipajang di rumah beliau sehingga para karyawan binaannya pada Yayasan Anggrek KCB akan mengetahui siapa yang membesarkan keluarga Yuli dengan anak-anaknya yang masih kecil itu.
Karena semangatnya yang tinggi ingin maju, Yuli dan keluarganya pindah ke Jakarta dan sementara numpang pada pak Kyai yang memberi pinjaman rumah sekaligus untuk usaha. Dengan bantuan Yayasan Damandiri pada masa pak Haryono, Yuli pinjam uang pada Bank dan mulai membeli mesin jahit otomatis. Dengan gigih Yuli menyediakan diri membuat komitmen dengan suatu pabrik membuat sarung tangan industry sebagai pekerjaan tetap.
Dengan tambahan mesin jahit kemudian memproduksi jaket untuk supply suatu perusahaan pakaian yang dijual dengan harga pasar. Sekaligus produksi kaos yang pasarannya dikuasai perusahaan pakaian jadi tersebut. Melalui binaan Yayasan Anugerah Kencana Buana Yuli mulai memperoduksi jilbab dan pakaian muslim untuk dipasarkan sendiri.
Mesin jahit yang dimilikinya bertambah atas sumbangan Kementrian Desa PDTT, Yayasan Damandiri, perorangan dan berbagai Lembaga sosial lainnya.
Yuli sangat rajin mengadakan kontak dengan berbagai Kementerian dan Lembaga serta tampil dalam berbagai Pertemuan Ilmiah atau ikut paparan dalam acara Webinar guna menambah luas jaringannya. Pekerja utamanya adalah penyandang cacat yang ternyata bekerja rajin dengan disiplin tinggi. Yuli juga berhasil memperkenalkan system penggajian yang bisa membebaskan pekerjanya dari pinjaman lintah darat yang mencekik.
Sekarang Yuli dan jajarannya tidak lagi betempat tinggal di pesantren tetapi membangun rumah sendiri di pantai Bekasi sekaligus mengusahakan program pemberdayaan keluarga miskin di pantai yang sering banjir dan rob atau luberan air laut ke daratan dari laut di pantai tersebut. Suatu usaha sosial dengan dukungan usaha ekonomi yang sekaligus merupakan usaha pemberdayaan ekonomi yang sangat mulia sehingga dalam suasana bulan Ramadan ini kita doakan agar usaha sosialnya mendapat berkah yang sangat melimpah dari Tuhan yang mulia. Aamiin TRA.