Mengawali Perang Besar Barata Yudha Jayabinangun

Pada awal minggu ini kami sempat melihat tayangan Wayang Kulit dengan dalang Ki Mantep Sudarsono yang digelar Ibu Kofifah dan Bapak Hartono Laras fari Kementerian Sosial Ri. Kisahnya dimulai bahwa setelah tigakali utusan Pandowo berunding dengan Korawa gagal, terakhir Prabu Kresno, maka tidak dapat dielakkan Perang Besar Barata Yudha Jayabinangun akan pecah. Raja Astina Kurupati menggelar Pertemuan Besar dengan para sesepuh lengkap, Resi Bisma, mertua Raja Kurupati Prabu Salyo, Pendita Durna, Patih Sengkuni, Narpati Basukarno dan kerabat lainnya. Dalam Pertemuan itu disepakati Panglima perang dari Astina adalah Resi Bisma dengan Panglima Pengapit Prabu Salyo dan Pendita Durna, suatu kombinasi yang luar biasa. Dari pihak Pandowo masih tenang dan belum bergerak secara signifikan.

Setelah pertumpahan darah dimulai, pasukan Kurawa mengajukan pasukan simpatisan Raja-raja yang memiliki dendam terhadap keluarga Pandowo, termasuk keluarga Raja Boka yang dibunuh oleh Brotoseno karena sukamakan daging manusia rakyatnya sendiri. Serta tokoh lain yang merupakan pendendam yang ingin membalas dendam.

Setelah itu Prabu Kresno yang melihat Brotoseno dan Arjuna agak segan menghadapi Panglima Perang Astina karena Resi Bismo adalah sesepuh Pendowo jugs dan Begawan Durna adalah guru mereka, mulai mencari calon Panglima Perang. Pilihan jatuh pada Dewi Srikandi yang siap bertempur sebagai Panglima Perang.  

Pada saat kedua Panglima berhadapan, isteri Resi Bismo yang sudah ada di Surga membantu Dewi Srikandi agar Resi Bismo segera bergabung di Surga dengan dirinya sehingga Dewi Srkandi memenangkan perang tersebut. Resi Bismo gugur tetapi belum mau meninggal dunia menunggu sampai waktu yang tepat sambal melihat pertempuran selama Perang Besar Barata Yudha. Tetapi tidak lagi ikut bertempur karena sudah dianggap meninggal dunia.

Awal perang besar itu dianggap dimenangkan oleh kelompok Pandowo sehingga Prabu Suyudono marah bear tidak mau merawat Resi Bismo yang telah membela negaranya sebagai Panglima Perang yang Tangguh.

Haryono SuyonoComment