Mengenang Mas Tantyo Sudharmono

Sahabat kami mas Tantyo Sudharmono telah dipanggil oleh Tuhan Yang Maha Kuasa hari Rabu pagi-pagi dalam persiapan berkunjujng ke Sukabumi guna melaksanakan kegiaiatan lapangan menemui masyarakat luas. Karena itu kami terkejut pagi-pagi mendapat kabar bahwa beliau telah wafat meninggalkan kita semua.

Kami masih ingat beberapa tahun lalu okut mengajak beliau dari kegiatan politik mengarah kepada kegiatan sosial kemasyarakatan. Mas Dr Mulyono Dani Orawiro masih menyimpan beberapa gambar kegiatan beliau bersama mbak Niken di beberapa Propinsi bersama para mahasiswa berkarya dalam bidang sosial bersama para Srikandi dan tokoh perguruan tinggi melakukan kerja pemberdayaan masyarakat untuk membangun kebersamaan guna mengajak melakukan proses pemberdayaan berbasis masyarakat dimana masyarakat keluarga bergerak secara mandiri memperkuat delapan fungsi keluarga.

Mas Tantyo tokoh politik Golkar yang biasa berpidato dengan tema Pembangunan Bangsa kami ajak berpidato dengan cakupan masyarakat yang lebih kecil dengan tema upaya pemberdayaan keluarga. Salah satu kegiatan itu dilakukan di Universitas PGRI di Yogyakarta dan sekitarnya.

Tahap tahap yang dianjurkan bukan untuk merebut kursi di parlemen tetapi memperkuat delapan fungsi keluarga dengan mendorong setiap keluarga berbuat lakukan perbaikan dalam skala mikro memberdayakan keluarganya sendiri dan keluarga sahabat yang ada di sekelilingnya.

Sasaran keluarga lainnya adalah di sekitar Propinsi Sumatra Barat bersama Srikandi Universtas Taman siswa yang secara gigih berjuang Bersama masyarakat luas. Kedua tokoh Mas Tantyo dan mbak Niken kelihatan antusias biarpun mungkin peran itu kecil tetapi mengandung makna yang tinggi dikalangan rakyat banyak.

Ajakan pemberdayaan tersebut langsung dinilai pada tingkat komunitas bagaimana setiap keluarga dalam ukuran keil pada kelompoknya bergerak dengan sigap melakukan upaya agar kesenjangan antar keluarga makin mengecil dan akhirnya mulai dari perasaan sampai akhirnya merambah pada tekad mikro makin hilang dalam tatanan keluarga yang bergerak sama-sama hilangkan kesenjangan dan perbedaan antar kluarga yang secara pelahan membentuk suatu kesatuan yang kuat menjadi komunitas yang kokoh dan maju.

Mas Tantyo dan mbak Niken secara pelahan tetapi pasti mulai menikmati nuansa tersebut dan akhirnya kami ajak mempraktekkannya bersama DNIKS sebagai Ketua Umum dengan tanggung jawab yang makin membesar. Rupanya kesempatan itu belum tuntas dan beliau dipanggil oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Selamat jalan mas Tantyo semoga perjalanan beliau lancar, semua kesalahan dan dosa beliau  diampunkan. Keluarga yang di tinggalkan diberikan ketabahan melanjutkan cita-cita beliau yang belum tuntas. Aamiin Ya Robil Alamin.

Haryono SuyonoComment