Mas Tantyo Anak Wakil Presiden yang Humble

Kalau kita melihat mas Tantyo, kesan umum yang ada tebtang penampilan mas Tantyo dan mbak Niken, anak Wakil Presisen, lebih-lebih kalau diingat penampilan bapaknya,  almarhum Bapak Sudharmono SH, pasti kita sangat tidak mungkin, akan sangat segan menawarkan makan atau tempat makan yang sembarangan. Tempat itu pasti dipilih suatu restoran yang mewah dan atau gengsi sesuai dengan standar nasional yang terhormat.

Sampai hari ini, biarpun beliau meninggal dunia hari Rabu pagi, masih banyak kesan imdah dan terhormat kami akan sosok mas Tantyo yang ternyata humble, atau sangat sederhana dan sangat bisa menyesuaikan diri dengan segala keadaan yang tersedia.

Pada suatu malam kita mendapat undangan di suatu tempat. Ternyata acara tidak dimulai dengan makan malam. Acara selesai pada larut malam dan hampir pasti banyak restoran sudah tutup. Kita berlima, mas Tantyo, Ibu Niken, kami, mas Mulyono dan sopir belum makan. Setelah pidato dan pembicaraan yang intensip, perut terasa perut lapar. Di tempat menginap hampir pasti restoran tempat makan juga sudah tutup.

Dalam perjalanan menuju tempat menginap kita lihat ada beberapa penduduk sedang nikmat duduk dipinggir jalan bersantap dengan nyaman. Dalam pembicaraan terbetik suatu pernyataan alangkah nikmatnya kita ikut nongkrong duduk bersama dan menikmati makanan yang disajikan dipinggir jalan tersebut.

Tidak dinyana mas Tantyo memberi instruksi kepada sopir agar berhenti di pinggir jalan pada kerumunan warung makan berikutnya. Setelah berhenti kita turun dan memeriksa. Ternyata sajian warung pinggir jalan itu cukup bervariasi dan kita putuskan duduk serta langsung pesan makanan dengan system tunjuk seperti dalam café modern tetapi meja penyajiannya sangat sederhana.

Setelah piring penuh dengan nasi, aneka lauk dan sayur kita makan dengan lahap. Selesai makan mas Mulyono pura-pura sibuk rogoh kantong siap akan membayar makanan yang kita santab. Tretapi seperti biasa Ibu Niken sudah cepat melarang dan membayar makanan yang kita santab. Sama sekali tidak mahal tetapi nikmat dan malam itu kita tidur lebih nyenyak dari malam sebelumnya karena perut kenyang dan rasanya sungguh nikmat tidak sangka makan bersama seorang anak bekas Wakil Presiden dan mantan Menko Kesra makan di pinggir jalan dalam sajian “café modern” yang nasi dan lauknya berjejer sehingga konsumen boleh pilih cukup dengan menunjuk saja.

Saking enaknya mas Mul sebagai ajudan yang setia tidak mengambil gambar sehingga cerita ini fiktif saja tanpa gambar asli yang merupakan bukti bahwa cerita ini bukan fiktif. Selamat jalan mas Tantyo, kita sayang dan terkenang saat-saat indah bersama mas Tantyo.

Haryono SuyonoComment