Selamat Jalan Mas Tantyo AS sahabat tersayang

Karena kesepian karena ananda dr Rina, yang biasa menemani makan, sedang pergi berobat bersama suaminya mas Rudi, saya mengajak mas Fajar rasan-rasan mau hubungi dan mengajak mas Tantyo dan mbak Niken untuk makan sate seperti tujuh tahunan yang lalu. Waktu itu, kami biasa keluar rumah bersama mbak Niken nongkrong di Warung sate makan secara santai lahap demi tahap tanpa nasi karena puasa makan nasi yang rianggap kurang sehat.

Hari Rabu pagi kami terkejut membaca berita singkat WA yang mengabarkan bahwa mas Tantyo Aji Sudharmono, anak Bapak Sudharmono SH, mantan Menteri Sekretaris Negara, mantan Wakil Presiden RI, pukul tiga pagi hari Rabu itu telah mendahului kita semua menghadap Tuhan Yang Maha Kuasa. Kami terkejut dan secara spontan menghubungi anak-anak mbak Ria dan Mas Fajar untuk membatalkan acara harian mereka dan memerlukan datang ke rumah duka di kediaman beliau untuk mengucapkan bela sungkawa. Kami sendiri baru bisa datang siang harinya karena ada acara mingguan siaran radio Haryono Show.  Mbak Ria spontan menjawab bahwa dia sudah mendengar dan sedang siap-siap mau menuju kerumah duka untuk mkasud yang sama.

Sejak kami menjabat Ketua Umum DNIKS masa jabatan ketiga, kami sengaja mengajak mas Tantyo dan mbak Niken untuk mengenal DNIKS bersama sama rapat dan berkunjung ke daerah menegnal DNIKS serta kegiatannya. Maksud kami adalah agar ada tenaga muda yang tertarik pada usaha sosial kemasyarakatan dan mau terjun ikut mengurusi kegiatan sosial yang banyak manfaatnya untuk masyarakat luas tersebut.

Sedikit demi sedikit muncul minat dan kesediaan Mas Tantyo dan Mbak Niken untuk terjun. Sehingga pada akhir masa jabatan ketiga itu kami sodorkan nama mas Tantyo sebagai calon pengganti Ketua Umum bersama seorang Ibu yang memang sangat berpengalaman dan giat dalam urusan sosial kemasyarakatan. Rupanya duet itu kurang serasi sehingga pada masa jabatan kedua mas Tantyo menggandeng sosok lain sebagai mitra kerjanya.

Sejak kami sering berjalan-jalan mulai mengenal kegiatan sosial kemasyarakatan beliau makin mendalami kerja sosial yang berbeda dengan kegiatan politik yang sama sama bekerja dan bergaul untuk publik tetapi memiliki perbedaan yang hakiki. Usaha sosial biasanya jauh lebih susah karena usaha dan kerjanya berkelanjutan dan hasilnya akan harus nampak dan membawa nilai tambah yang berarti untuk kelompok yang paling miskin atau paling menderita.

Usaha dan kegiatan politik lebih banyak memperkenalkan konsep-konsep dan poltik perubahan. Pelaksnaan atau strategi pelaksanaan dan rincaian kebutuhan keuangannya diserahkan kepada pemerintah dan aparatnya. Berhasil atau tidak sangat trrgantung pada Upaya apparat dan kerja mereka yang didukung serta dikontrol dengan ketat oleh serangakaian aparat lainnya. Dana disediakan oleh lembaga keuangan yang diatur oleh UU dan peraturasn lainnya.

Lembaga sosial harus bekerja keras merencanakan, mencari dukungan dan dana serta mengerjakannya melalui usaha yang rumit menggerakkan partisipasi masyarakat. Rumit dan sangat tergantung bagaimana menggerakkan motivasi dan partisipasi jaringan usaha Masyarakat. Keberhasilan motivasi sebbagai pendorong partisipasi yang snagat rumit perlu dilakukan denga penuh senyum dan dorongan yang sangat bijaksana, Gerkan akan berhasil kalau mampu menggerakkan organisai melalui tokoh-tokoh berjiwa sosial dan sanggup berkorban untuk kepentingan masyarakat luas.

Mas Tantyo mulai menyenangi kegiatan itu sampai masa jabatan pertama berkhir dan nampaknya ingin memberikan yang terrbaik untuk masa jabatan keduanya. Sayang kadang masih tergoda untuk kembali ke kancah politik seperti dulu atau meneruskan kegiatan Bapak Sudharmono dan Ibu yang berhasil mendampingi pak Harto dan Ibu hampir sepanjang masa beliau sebagai Presiden RI dan Ibu Negara. Selamat jalan mas Tantyo Sudharmono, semoga segala kesalahan mas Tantyo diampunkan yang Maha Kuasa. Mbak Niken dan anak-anak yang ditinggalkan secara Ikhlas melepas mas Tantyo dengan penuh kasih sayang. Aamiin YRA.

Haryono SuyonoComment