Solusi Stunting Merambah ke Kalimantan

Beberapa bulan berselang Ibu Dr Inanpi Dosen Universitas Trilogi, bersama suami dan teman-temannya,  datang ke HSC - Haryono Suyono Center di Jalan Perdatam, menemui sesepuhnya, Prof Dr Haryono Suyono berbincang tentang usaha mengatasi masalah stunting.

Dr. Inanpi sebelumnya adalah Dekan Fakultas Bio Industri pada Universitas Trilogi di Jakarta, yang sekaligus memiliki Kebun yang cukup luas di Tuban. Bersama teman-temannya antara lain Dokter Madiono, MPH (Penasehat Gakeslab), Dokter Pramudita Rama (Pengusaha Healthcare), Ari Sobari (Marketing Manager PT Dimensi Artha Visual), Agung Pramono B.Eng., MSc. (Direktur PT Dimensi Artha Visual menggagas penyelesaian masalah stunting yang agak berbeda dengan penyelesaian medis semata. Salah satu bedanya adalah partisipasi masyarakat luas tentang hal-hal yang ikut menyebabkan timbulnya masalah stunting tersebut.

Dari Prof Dr Haryono Suyono, yang melihat pendekatan masyarakat berhasil pada Program KB, program imunisasi, program penanganan virus Covid yang menggegerkan dunia baru-baru ini melalaui pendekatan dan komitmen masyarakat yang tinggi dan berhasil, menganjurkan bahwa pendekatan tersebut bisa disertakan guna memperkuat usaha menangani masalah stunting yang ada di masyarakat tetapi tidak merata.

Stunting adanya nyelip-nyelip pada keluarga kurang gizi atau menikah terlalu dini pada saat belum siap untuk mengnadung dan melahirkan. Sukar sekali didekati melalui pendekatan medis semata katrena bukan merupakan penyakit yang menyebar tetapi berupa kelainan akan hal-hal khusus yang disebabkan kelalaian keluarga miskin atau keluarga tidak peduli terhadap anak perempuannya yang menjelang usia nikah atau keadaan akan menikah.

Syarat sehat biasanya dilihat bisa bertindak normal tetapi belum diperhatikan sehat untuk menampung bayi dalam kandungan atau memelihara selama dikandung dalam perut ibunya. Sehat untuk dirinya saja bukan sehat untuk dua makluk, satu ibunya dan satu lagi bayi yang dalam kandungan dan sangat memerlukan masukan gizi yang lebih dari cukup untuk berkembang menjadi bayi yang disiapkan untuk lahir normal menghadapi tantangan hidup bebas dalam dunia penuh hambatan.

Rombongan ibu Dr Inanpi, suami dan kawan-kawannya sungguh sangat ingin memberikan masukan guna menangani stunting dengan masukan luas, termasuk pendekatan masyarakat dengan demensi yang luas.

Konsep itu dilaksanakan di Kalimantan, khususnya di Samarinda dengan sambutan yang membesarkan hati. Semoga pendekatan yang dikembangkan itu membawa hasil dengan hilangnya kasus stunting melalui pendekatan kemasyarakatan dan medis yang komprehensip sekaligus kesadaran masyarakat menikah pada usia cukup usia pada waktu seorang ibu muda siap hamil karena sudah cukup asupan gizi dan kesadaran hidup sehat sehingga tidak ada lagi anak yang lahir dengan berat badan kurang dari 3 kg. Selamat untuk Ibu Dr Kinanpi, suami dan rombongannya. Semoga hasilnya bisa dikembangkan untuk daerah lainnya.

Haryono SuyonoComment