Anak SD Desa Pucangsewu Mahir Pukul Gamelan

Tidak disangka anak-anak SD Pucangsewu melalui dua kali pelatihan tabuh gamelan, yang dibimbing Ki Bimo dari Desa Sumberharjo telah hafal memainkan dua lagu tanpa melihat catatan lagi. Anak-anak itu atas anjuran Ibu Sulih dan mas Dani mendapat kesempatan latihan tabuh gamelan di Pusat Pemberdayaan Keluarga Siri Padmirah secara Cuma-Cuma.

Dua lagu yang mereka mainkan adalah dua lagu menarik “Kebo Giro” dan “Suwe Ora Jamu” yang dua-duanya sangat populer di kalangan rakyat banyak.

Barangkali pada Latihan yang ketiga bisa diundang teman-teman yang tidak ikut latihan dan bapak, ibu, adik dan kakak mereka yang ikut latihan untuk menyaksikan betapa kawan dan anak-anak mereka mulai mengenal budaya peninggalan nenek moyangnya.

Bagi murid-murid SD yang tidak ikut Latihan bisa ngiri dan bergabubg ikut Latihan sehingga bisa juga menikmati budaya peninggalan nenek moyangnya. Ibu Sulih selalu berusaha mengundang sebanyak mungkin anak muda untuk menikmati gamelan peninggalan bapaknya mas Danuri yang untuk beberpa lama tersimpan dalam gudang. Atas ijin mas Dani dan keluarga ternyata gamelan itu bisa dinikmati dan membangun budaya anak muda.

Siapa tahu kalau adik dan kakak anak-anak yang berlatih itu hadir dan menyaksikan serta mendengar lagu Kebo Giro bisa menggerakkan kaki dan tangannya mengikuti irama yang enak didengar sebagai tamu kehormatan. Mereka bisa menari dan membangkitkan minat untuk pelatihan tarian yang tentu bisa dilatih oleh Ki Bima yang baik hati itu,

Diam-diam Desa Pucang sewu bergerak sebagai Desa Seni Budaya yang nerebak dan bisa menjadi pusat pengembangan seni di Pacitan. Kami senidiri semasa kecil pernah berlatih gamelan kebagian kenong, gong dan saron. Cita-cita berlatih bonang tidak terlaksana karena terlalu kecil. Kamim disalurkan  pada tarian Srikandi Mustakaweni serta tarian Perang Cakil dan Janaka. Tarian itun sangat menarik kami mainkan di luar negeri. Semoga anak-anak Pucangsewu ada yang meniru dan main di luar negeri seperti kami.