Pernikahan Angling Darmo yang kandas

RaJa Angkling Darmo terkenal sebagai seorang raja yang ngganteng, cerdas, bijaksana dan digdaya. Tetapi pernikahannya dengan Dewi Setyowati atau Dewi Dursilawati, anak seorang Brahmana. Mnueurt suatu versi pernikahan itu kandas setelah beberapa bulan menikah tidak juga dilayani oleh isteri yang iperolehnya melalui sayembara dengan mengalahkan kakaknya Batik Batik Madrim yang membuka lomba siapa yang bisa mengalahkannya berhak menikah dengan adiknya yang cantik Dewi Setyowati. Suatu versi cerita menyatakan bahwa sesungguhnya kakaknya Batik Madrim ini tidak ingin melihat adiknya diambil orang lain karena dicintainya.

Rupanya kakak yang bukan satu ibu satu bapak itu adalah kakak dalam asuhan Begawan yang baik hati dan dua duanya sudah lama memendam cinta. Sayembara Lomba adalah sandiwara menunjuikkan kekuatan kepada Brahmana, sang Begawan, bahwa Madrim adalah orang kuat, tidak mau kehilangan adiknya dinikahkan dengan pemuda lain kecuali dirinya sendiri yang tidak terkalahkan.

Dilandasi kesaktiannya, Raja Angling Darmo ikut ;omba dan memenangkan perkelahian dengan Batik Madrim dan ternyata menang. Sebagai dijanjikan, Sang Begawan menikahkan anaknya, Dewi Setyowati, kepada Raja Angling Darmo sebagai pemenang sayembara.

Sesuai kesepakataj Dewi Setyowati mau saja dinikahkan tetapi dengan syarat bahwa kakaknya Madrim diangkat menjadi pengawal Dewi Setyowati di Istana Raja Angling Darmo. Permintaan itu dituruti Raja dan terjadilah pernikahan itu.

Tetapi beberapa bulan berlalu Raja Angling Darmo belum juga dilayani Dewi Setyowati dengan alasan merasa tidak kerasan dalam lingkungan keraton. Sang Dewi merasa kesepian karena Taman di Keraton sepi dan tidak ada biantang liar di dalamnya. Beliau minta agar Taman di keraton dilengkapi dengan hasil buruan dari hutan sehingga sang Dewi bisa merasa nyaman ada di keraton. Sebenarnya permintaan ini adalah alasan karena Dewi Setyowati ingin berduaan dengan Madrim sang kekasih tatkala Raja berburu Binatang di hutan.

Benar sekali, tatkala Raja Angkling Darmo berburu binatang liar di hutan, mereka berdua di Kraton hidup layaknya sebagai suami isteri.

Semebtara itu Raja sempat menolong Raja Ular bernama Naga Raja yang kurang serasi dengan isterinya Naga Gini. Ternyata Naga Gini selingkuh dengan ular kecil yang lincah, ular sanca, dan tidak menghiraukan Naga Raja suaminya. Angling Darmo menolong mebunuh selingkuhan Naga Gini. Untuk itu Raja Angkling Darmo mendapat hadiah dari Naga Raja berupa kemampuan untuk mengerti Bahasa segala macam binatang.

Pada waktu Kembali ke Istana, Raja mendapat laporan dari cicak yang melihat perselingkuhan Dewi Setyowati. Tetapi Raja tidak percaya. Laporan itu diperkuat oleh kupu-kupu yang melihat tingkah laku Dewi Setyowati isteri raja Angling Darmo itu seperti diceritakan oleh cicak sebelumnya.

Pada kesempatan yang tdak disangka-sangka Raja Angling Darmo melihat dengan kepala sendiri tingkah laku kedua orang yang mabuk itu sehingga Dewi Setyowati yang kepergok lari kabur ke pertapaan bapaknya Sang Begawan dan bunuh diri. Raja yang sakti itu kehilangan kasih sayangnya kepada Dewi Setyowati yang ternyata tidak setia kepada suaminya.

Versi cerita lain Raja Angling Darmo memiliki dua orang nak yang ke dua-duanya kemudian menjadi Raja juga, Kepada pembaca dipersilahkan memilih versi cerita yang cocok dengan selera masing-masing, Tetapi awas kalau selingkuh hati-hati dengan cicak yang ada disekitar karena bisa lapor kepada pasangan terrcinta.

Haryono SuyonoComment