Kuliah Merdeka di Bidang Iklan Komersial

Salah satu Kuliah Merdeka bagi seorang mahasiswa jurusan Komunikasi untuk Pembangunan adalah pengasan oleh Penasehat Akademis dari Universtas Chiacago dcengan menerjunkan beberapa mahasiswa pada Perusahaan Iklan Komersial untuk bekerja dan menyerap ilmu dari para pekerja yang sangat tekun karena setiap hasil karyanya “laku jual”, harus merupakan reputasi dan prestasi perusahaannya.

Begitu kami diterjunkan disuatu Perusahaan iklan yang besar, kami diterima langsung oleh bagian Public Director yang bertugas menjadi bagian Hubungan Masyarakat Perusahaan Perusahaan tersebut dengan public yang ingin menyerap ilmu dari Perusahaan tersebut.

Penerima kami memberi pesan bahwa kami boleh membaca semua dokumen hasil riset atau hasil tes pasar dari bahan yang tersedia tetapi tidak boleh mengcopy atau membawa pulang karena itu semua merupakan rahasia perusahaan yang berhubungan dengan klien mereka.

Sayang di tahun 1970-an belum ada hape yang bisa memotret sehingga tidak seorang mahasiswapun bisa membocorkan bahan-bahan yang kaya dengan kesimpulan yang secara akademis sangat bermanfaat sebagai referensi.

Selama mengikuti kuliah merdeka lami berkenalan dengan bahan pembuat design kasar, beliau seorang yang seakan tugasnya mengolah imaginasi sebagai seniman, berfungsi sebagai pengawal gagasan suatu iklan. Gambar-gambar imaginasi yang diciptakannya diserahkan kepada suatu Tim lain yang mencari latar belakang ilustrasi berupa pemandangan atau latar belakang yang dianggap cocok dengan produk yang akan dipromosikan sehinggan ada kesatuan antara gambar latar belakang dan imaginasi pembuat gambar awal yang lebih seperti mimpi masa depan yang akan diraih pemakai produk yang dijual tersebut.

Berbagai ilustrasi dicoba dengan gaya yang berbeda beda sehingga seakan produk iklan itu sudah jadi dalam wujud sesungguhnya. Padahal masih lagi didengar pendapat penulis ”captures” dalam bentuk tulisan yang menyatu dengan latar belakangnya. Antara captures dan tulisan harusa saling meyatu seakan-akan seperti kekasih yang saling mencintai. Kalau moto tidak cocok dengan tulisannya maka akan terasa asing, hambar  dan pasti ditolak mentah-mentah konsumen yang diharapkan menikmati iklan dan membeli produk yang dipromosikan melalaui iklan tersebut.

Tuntutannya adalah iklan itu menghasilkan peminat bukan sekedar senang melihat iklannya tetapi membeli produk yang diiklankan. Sesuatu yang sangat berbeda dan tuntutannya sama sekali lain bukan sekedar keindahan iklannya.

Kami geleng-geleng kepala tetapi Direktur pembuat iklan bercerita bahwa ada iklan bagus tetapi tidak mengandung ajakan penikmat iklan untuk membeli produknya sehingga naskah iklan tersebut tetap menjadi bahan studi yang menarik.

Pilihan huruf dan warna dasar huruf yang menghiasi suatu iklan sangat penting, Suatu huruf dengan warna menarik dalam layar computer belum tentu menarik atau menonjol kalau sudah menjadi barang cetak karena warna tinta berbeda dengan warna huruf dalam layar computer, suatu pelajaran yang sangat menarik karena kita sudah mulai belajar dengan sistem computer yang makin canggih.

“Kuliah Merdeka” itu penilaiannya diserahkan kepada para pendamping mahaiswa dari Perusahaan yang kami ikut belajar sehingga menurut rekan-rekan dari Amerika yang ikut belajar. para mahasiswa harus sering bertanya, tidak seperti di Indonesia, manggut-manggut pura-pura sudah tahu, padahal belum tahu secara mendalam. Dengan demikian selama tiga bulan itu kami para mahasiswa keliling di Perusahaan itu seakan sebgai pegawai magang yang mendapat ilmu praktis yang berguna, setiap Langkah harus dikerjakan dengan sungguh-sungguh, sangat luas dan hasilnya “menjual produk” yang didukung oleh tambahan materi yang diiklankan.

Haryono SuyonoComment