Raden Wisang Geni Ingin Jadi Raja Astina

Salah satu versi Ki Dalang yang biasa membuka tontonan Wayang dengan adegan Raja Astina Prabu Suyudono dengan patih Sengkuni, Pendeta Durna, Raja Baladewa, raja Adipati Karna dan Kartomarmo biasanya siap dalam pertemuan untuk menerima petunjuk berada dalam suasana yang kurang nyaman. Sebelum Raja Suyudono mulai bersabda, suasana gelisah karena ada rame-mane seorang satria menyelonong  ingin bergabung pada pertemuan yang baru mulai, Namun Raja Astina tetap meneruskan sabdanya dan mendadak masuk Raden Wisang Geni dan Raden Onto Seno ke dalam ruang pertemuan.

Raden Wisang Geni menagih jawaban kepada Raja Suyudono atas surat yang beliau tayangkan beberapa waktu lalu yang meminta agar Raja Astina segera menyerahkan tahta kerajaan kepadanya karena Raden Wisang Geni ingin menjadi Raja di Astina Pura, tidak sabar menunggu Perang Barata Yudha. Kalau tidak, maka Astina akan diobrak abrik dan Raja Astina terpaksa harus lari tunggang langgang mencari pelindung keselamatan diri dan keluarganya.

Hampir semua sesepuh Astina menganjurkan agar Raja Suyudono menyerah saja, kecuali Prabu Karno, sebgai penanggung jawab panglima, tetap ingin bertahan sebagai Panglima Kerajaan Astina sampai titik darah yang penghabisan.

Akhirnya pecah perang besar dan hampir seluruh keluarga Raja porak poranda kena amuk Raden Wisang Geni dan Raden Onto Seno yang tidak pandang bulu.

Atas saran Pendita Durna Raja lari mengungsi ke Kerajaan Iblis Dadang Mangore melapor kepada Rajanya Bethari Durga  yang menjadi Raja memimpin kaum iblis dan menguasai pasukan yang tugas sehari harinya mengganggu umat manusia dan memperkenalkan langkah-langkah jahat lain untuk dianut khalayak ramai. Karena amukan itu Bathari Durga segera mengungsi.

Melihat kenyataan itu Raden Wisang Geni mengejar ke Kerajaan Iblis dan memutuskan memilih menjadi Raja di Kerajaan Iblis dimana Raden Onto Seno dijadikan Patihnya, tidak jadi memilih sebagai Raja di Astina karena merasa bahwa Kerajaan iblis masih lebih gengsi karena masuk wilayah khayangan.

Sebaliknya sang Pendita Durna yang mengadu kepada Betari Durga dianjurkan langsung mengadu kepada Raja Yudistira di Kerajaan Amarta yang tudak tahu perbuatan kerabatnya, anak Pendawa, yang ingin menjadi Raja di Astina.  Lebih dari itu juga ingin menjadi Raja di Kerajaan beliau Dadang Mangore di Kahyangan.

Pendita Durna dan Raja Yudistira langsung ke Amarto dan melapor bahwa dirinya di kejar-kejar oleh Raden Wisang Geni dan Raden Onto Seno yang menguasai Astina dan membedah Kerajaan itu sampai mengejar ke Kerajaan Dadang Mangore tempat Raja Bethari Durga.

Yudistiro dan para Pendowo kaget dan segera mengambil langkah mengingatkan Raden Wisang Geni dan Raden Onto Seno menahan diri dan mengembalikan keadaan pada posisi semula. Keduanya setuju, setidaknya Raden Wisang Geni dan Raden Onto Seno membuktikan bahwa mereka bisa membedah Negara Astina tidak perlu dengan perang BarataYudha.

Haryono SuyonoComment