Belajar Membuat Film Pendek penuh Motivasi

Para penggemar gemari.id yang mengikuti acara Worshop di Chicago bual Summer tahun 1972, tatkala dunia sedang dilanda revolusi gerakan KB Dunia rupanya para gurur besar Universitas ternama itu membagi keahliannya Kembali ke jaman mula-mula membangun Amerika dari sampah dan sisa-sisa buangan masyarakat Eropa. Ridak mempunyai keahlian khusus dan banyak yang ahlinya hanya ramai-ramai protes tanpa menawarkan Langkah-langkah solusi menyelesaikan masalah yang ada.

Pengalaman itu menggelitik sikap dan tingkah laku para guru besar Universitas Chicago, Universitas ternama yang secara cerdas merancang suatu worshop selama satu semester dengan acara yang padat berisi kombinasi falsafah, isi kuliah ilmu dan praktek lapangan yang segera bisa digunakan oleh peserta setelah Kembali ke negara masing-masing.

Untuk meyakinkan para peserta Rektor dan Dekan Fakultas Unggulan diterjunkan membawakan falsafah ilmu. Bagian ilmunya sendiri biasanya dilakukan oleh dosen dan praktisi lulusan yang sudah makan garam di lapangan.

Bagian praktek dilakukan oleh para petugas Perusahaan yang memiliki pengetahuan teori dan praktek lapangan yang kaya sehingga prakteknya bukan asal coba-coba tetapi berjangka Panjang dan dijamin bermutu karena setiap investasinya harus menghasilkan untuk kegiatan perluasan dan jangkauan kedepan yang berarti maju.

Salah satu program operasional lapangan yang dianjurkan dan secara rinci diajarkan pada para petugas senior dari negara-negara peserta adalah pembuatan film motivasi pendek dan padat nuansa bermakna serta “menggigit penontonnya” untuk berubah sikap dan membantu program yang pada tingkat awal belum semua memiliki sikap positif.

Para peserta dibagi dua, ada kelompok Asia yang dianggap satu Langkah lebih maju dan kedua, kelompok Afrika yang relative baru mulai bergerak.

Setiap rombongan dibagi bagi sampai rinci seakan mereka membuat suatu Tim yang lengkap dan betul-betul akan membuat film secara serius. Kesan ini ternyata diperlukan agar setiap rombongan bekerja sungguh-sungguh dan menghasilkan film pendek yang diputar untuk semua peserta serta di apresiasi bersama sebagai bagian dari Pelajaran yang di apresiasi secara terbuka dengan gegap gempita.

Ad bagian penulis cerita, penulis skenario, peyugas pemegang camera, klipper boy yang mengatur pengambilan gambar, pencatat setiap adegan dan lainnya secara lengkap. Setiap episode semua bagian mencocokan catatannya secara rinci sehingga catatan itu merupakan bagian penting bagi petugas editor yang mengatur urutan film pendek yang diproduksi. Suatu kursus kilat yang ternyata disukai oleh para senior yang biasanya hanya “memberi petunjuk” tanpa mengerti secara rinci kesulitan lapangan yang ditemui di tempat kerja yang banyak keterbatannya.

Pada umumnya para peserta bekerja sangat serius karena mendapat tantangan dan tantangannya dalah bahwa setiap kerjanya ditunggu rekan lain pada proses berikutnya sehingga setiap petugas merasa dipacu menyelesaikan tugas dan kewajibannya dengan baik.

Dengan kesakahan yang lucu lucu akhirnya para tenaga professional yang biasanya :memerintah: ini bisa menyelesaikan tugas lapangannya dengan baik. Suatu kepuasan tersendiri karena ada juga “bintang film yang hafal teks yang ditugaskan” tetapi lupa tersenyum pada saat pengambilan gambar yang semestinya pemain itu harus bicara disertai dengan senyum. Dia menyesal tetapi gambarnya sudah jadi dan terpaksa di edit dibuang karena tidak cocok dengan pesan yang dibawakannya.

Para asisten mendapat bagian peran sebagai “leading sector yang dibantu oleh peserta seperti clipper boy yang mengatur kapan camera mulai merekam gambar dan bergerak mengikuti sang bintang yang biasanya menjadi groki setelah camera mulai dengan rekamannya.

Haryono SuyonoComment