Pembukaan Rapat Kerja Program KKB Yang Bermutu

Hari Rabu kemarin kami diundang guna menyaksikan di Jakarta. Kami menghargai undangan tersebut biarpun diatas kursi roda terpaksa di bopong guna naik ke ruang rapat karena tetap diatas kursi roda. Kami lebih bangga lagi karena sebentar Presiden Jokowi dating dan duduk bersama Kepala BKKBN Dr dr Hasro Wardoyo langsung bangkit dan menyamperi tempat duduk kami bersama Sestama BKKBN dan mantan Ka BKKBN serta pejabat lainnya. Beliau yang sudah kami kenal sejak menjabat Walikota Solo, mengulurkan tangan memberi salam dan menyampaikan hormat serta menyambut mesra bahwa kami masih sehat yang kami jawab dengan doa semoga Bapak Presiden tetap sehat sampai usia tua seperti kami.

Tentu peristiwa itu diambil foto oleh banyak juru foto dan kamera TV yang ada didepan kami. Peristiwa ini menarik perhatian sehingga pada waktu jedah kami mendapat salam dari puluhan peserta Rakernas yang datang dari segala penjuru tanah air, membuat hati gembira dan bangga berharap menambah Kesehatan dan usia lebih tinggi lagi.

Kali ini kebanggaan itu juga karena menyaksikan Pembukaan Rakernas oleh Kepala BKKBN Dr. dr Hasto Wardoyo SpOG tidak seperti biasanya karena beliau lebih memahami sukses BKKBN selama ini melalui pendekatan masyarakat, termasuk dengan kepala Desa, PLKB, bidan, PKK dan Lembaga-lembaga relawan yang jumlahnya ratusan ribu termasuk TNI Polri yang berjuang mensukseskan KB di lapangan, melebihi utak atik system yang ada pada tubuh manusia saja. Beliau makin menjiwai pendekatan masyarakat yang bergerak cepat sebelum dan sesudah masa pandemic sehingga tingkat fertilitas yang sudah mendekati penduduk tumbuh seimbang menjelang tahun 2000 dilanjutkan oleh kekuatan masyarakat makin mantab dan kini sudah tumbuh seimbang tanpa ikut sertanya swcara intensif aparat pemerintah yang terkesan lumpuh karena serangan Virus Covid 19. Masyarakat dengan gotong royong, sementara pimpinan apparat pemerintah sedang konsolidasi, bergerak hingga kasus Stunting juga ikut turun dengan drastis. Disadari juga bahwa status stunting bukan diukur hanya atas dasar presentase tetapi jumlah kasus yang tetap terpusat pada daerah dan prpinsi dengan penduduk besar seperti di Jawa dan lainnya. Presentase jumlah penduduk hanya  gambaran magnitude yang kalau tidak hati-hati bisa salah mencari sumber dan masalah terbanyak untuk fokus program dan kegiatan penyelesaiannya.

Pembicara berikutnya adlah Menteri Kesehatan, yang bukan seorang dokter, dengan laporan hasil penelitian yang menarik bahwa kasus stunting sudah menurun. Semoga sample survey itu dilaksanakan secara akurat bukan basa basi karena lembaga yang ingin mendapat pujian karena berhasil biarpun ada tugas lain yang lebih berati selama dua tahun ini. Menkes juga bicara tentang gizi yang lebih baik memberi makan berupa daging, telur dan ikan. Tetapi sayur yang mudah ditanam di halaman rumah juga pantas dipertimbangkan karena bisa dilakukan secara mandiri oleh siapa saja yang berminat menghasilkan makanan kaya gizi. Semangat Menkes yang sangat siap di lapangan perlu dicontoh dan merupakan mitra BKKBN sejak masa lalu. Bahkan NKKBN pernah sangat dekat dengan Menkes tatkala jajaran Menkes ditugasi menyelenggarakan Vaksinasi massal bersama bantuan PLKB dalam kegiatan menangani KB dan imunisasi atau kegiatan lainnya. Kerjasama ini perlu lebih diintensifkan guna menolong anak muda sebelum usia nikah agar pernikahan usia dini tidak mendorong kematian ibu hamil dan anak balita meninggal dunia. Angka kematian yang masih tinggi sangat mempengaruhi kualitas penduduk dan angka penduduk timbuh seimbang bisa goyah kalua angka kematian itu menurun lebih rendah lagi. Artinya keadaan tumbuh seimbang dewasa ubu suifarnyan adalah sementara keadaan Kesehatan rata-rta penduduk masih labil.

Setalah presentasi Menteri Kesehatan yang menyampaikan paparan juga dengan slide, tiba giliran Presiden RI nenyampaikan paparan beliau dengan slide yang menarik pula. Kami kagum pada para pembantu beliau yang mempersiapkan beberapa slide yang sangat operasional dan bukan pidato politik yang terdengar nyaring tetapi sulit ditindak kanjuti. Seperti Pidato Ka BKKBN, Menkes, Pidato Prersiden tersebut seperti Pidato seorang Menteri yang mengerti isi program operasional BKKBN secara nyata di lapangan yang sekaligus mempersiapkan nasa bahagia tanpa stunting dan tumbah suhat dan cerdas menjadi sumber daya yang tangguh untuk membangun bangsanya.

Dengan presentasi yang menarik tersebut akhirnya Raker Nasional secara resmi dibuka oleh Preseden RI dengan pukulan gong diikuti dengan iringan doa penutup yang dipimpin oleh seorang ulama dalam agama Islam. Wakil=wako; dari Ka BKKBN Prpvinsi tetap di Ruang Rapat sedangkan para tamu kehormtanj boleh meninggalkan ruang pertemuan tersebut.

Haryono SuyonoComment