Mengelola Program Studi Menjadi Lebih Baik dan Disenangi Masyarakat

Rektor Universitas Trilogi, Prof Dr Pramono Hari Adi, MS didampingi Wakil Rektor Bidang Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Dr Anies Lastiati, MHRM,M.Ed.St,CA dan Kaprodi Magister Manajemen, Dwi Sunu Kanto, PhD saat membuka acara

GEMARI.ID-JAKARTA. Manajemen Pemerintahan dan Pembangunan Daerah atau disingkat MP2D di Universitas Trilogi itu menjadi mata kuliah konsentrasi, untuk program studinya adalah Magister Manajemen, demikian dikatakan Rektor Universitas Trilogi, Prof Dr Pramono Hadi Adi, MS saat membuka Rapat khusus dengan Dirjen Bina Pemerintahan Desa, Kementerian Dalam Negeri, Dr Eko Prasetyanto PP, SSi, MSi, MA di kampusnya di bilangan Kalibata, Jakarta Selatan. Kamis (19/01/2023).

Turut hadir Ketua Pembina Yayasan Pengembangan Pendidikan Indonesia Jakarta, Prof Dr Haryono Suyono, Wakil Rektor Bidang Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Dr Anies Lastiati, MHRM, M.Ed.St, CA, Kaprodi Magister Manajemen, Dwi Sunu Kanto, PhD, dan beberapa dosen senior ilmu pemerintahan diantaranya, Prof Dr Koswara Kertapradja, MA, Dr Moch Soedarmadi, Dr Sri Budiarti, MS, Dr Mazwar Noerdin dan Dr Mulyono D Prawiro.

Dirjen Bina Pemerintahan Desa Kemendagri, Dr Eko Prasetyanto PP, SSi, MSi, MA saat menyampaikan pandangannya terkait dengan program studi MP2D Universitas Trilogi

Dalam penjelasannya, Pramono panggilan akrab rektor Universitas Trilogi mengatakan bahwa, Universitas Trilogi memiliki 8 mata kuliah konsentrasi, salah satu konsentrasinya adalah MP2D, sehingga dari konsentrasi itu tidak terjadi prodi yang terpisah dari awal, tetapi bergabung dulu semuanya. Untuk mata kuliah universitas dan mata kuliah keahlian umum, baru kemudian terpisah pada semester yang ketiga menjadi mata kuliah konsentrasi, jelasnya.

Dirinya menceritakan, dulu Prodi MP2D pernah berjalan satu angkatan dan mahasiswanya ada 30 orang, tetapi kemudian tidak berlanjut kembali karena intake yang selalu tidak memadai. Pada pertemuan pagi hari ini kita ingin mendiskusikan, tentunya bagaimana masukan saran dari Bapak dan Ibu yang sudah sangat pengalaman, sangat senior, bagaimana pengelolaan program menjadi lebih baik dan tentunya bisa disenangi oleh masyarakat luas, ujarnya.

Sementara itu, Prof Dr Haryono Suyono mengusulkan kepada rektor agar kiranya program pascasarjana (S2) kita itu mengandung mata kuliah dua macam, satunya mata kuliah teori bagi mereka yang pada tingkat sarjana S1 yang belum belajar tentang teori pemerintahan, saya lihat dosennya bisa dari Prof Dr  Koswara Kertapradja, Bapak Dirjen BPD sendiri ataupun dari teman-teman dari Kementerian Dalam Negeri yang mengetahui teori-teori terbaru tentang pemerintahan, kata Haryono.

Suasana santai saat berdiskusi di ruang rapat terkait dengan pengembangan program studi MP2D Universitas Trilogi

Lebih lanjut mantan Menko Kesra dan Taskin di Era Orde Baru ini menjelaskan, biarpun saat ini kita masih debatabel tentang otomoni daerah ini, mungkin kita bisa luruskan. Saya melihat dari mata kuliah teori ini, prospek kita akan besar sekali menjadi leading university, yang mungkin bisa menular ke Universitas yang lain di daerah, dengan sendirinya kita akan promosi besar-besaran. Di Universitas Trilogi ada S2 lain yang tidak seperti biasa. Kemudian ada di sini ada kuliah-kuliah yang praktis yang memberi semacam kuliah kepada teman-teman seperti Bupati, Camat, Lurah atau Kepala Desa sampai kepada aparatnya kuliah yang praktis biasanya diberikan model-model melalui kuliah-kuliah di lahan. Univeritas Trilogi bisa saja menawarkan sarjana yang mempunyai operasional yang tinggi, misalnya pengentasan kemiskinan dan bagaimana mengembangkan program-program terkait dengan pemberdayaan, katanya.

Mantan Kepala BKKBN ini menambahkan, agar kurikulum disesuaikan dengan kebutuhan masa kini, dimana makin jelas kebutuhan tenaga untuk pembangunan desa yang perlu ditargetkan guna mendukung negara Republik Indonesia menghadapi ulang tahun ke 100 tahun pada tahun 2045 mendatang, yang diharapkan akan menjadi negara yang sangat maju dengan mutu SDM yang maju, mandiri dan sejahtera, imbuhnya.

Sementara Dirjen Bina Pembangunan Desa, Kemendagri Eko Prasetyanto PP menyampaikan, saya mempunyai pemikiran, betul seperti yang dikatakan Bapak Presiden Jokowi yaitu SDM. Dengan SDM ini mari kita bersama-sama yang memegang kendali pemerintahan, mulai dari pusat sampai ke desa itu harus ada pemahaman yang sama sebagai suatu poros pemerintahan. Hal ini mungkin bisa disatukan di univeritas, dan pendidikan-pendidikan yang sifatnya praktis. Saya sangat senang bila ini bisa disinergikan. Dalam waktu dekat ini kita coba rumuskan bersama, apa saja mungkin kita perluas manajemen pemerintahan dan pembangunan daerah, termasuk pembangunan desa betul-betul dipelajari, katanya.

Usai rapat Dirjen Bina Pemerintahan Desa Kemendagri berkesempatan berfoto bersama dengan Rektor dan beberapa guru besar Universitas Trilogi

Dirinya menambahkan bahwa, pendidikan menjadi salah satu indikator kinerja, dengan demikian orang akan beramai-ramai mengikutinya.  Kita nanti bersama-sama memutuskan secara lengkap, mulai dari pemerintahan daerah dan desa, misalkan masalah administrasi pembangunan daerah dan administrasi pembangunan desa, saya rasa ini akan sangat bagus dan nanti pangsa pasarnya juga lebih luas, paparnya. @MDP.

Mulyono PrawiroComment