Pendekatan Kemasyarakatan KB Masih Ampuh

Akhir minggu lalu Deputi BKKBN Prof drh Rizal Damanik MRep Sc, Phd didampingi Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Timur Dra Maria Emawati MM dan Kepala Pusat Kerjasama Penelitian Internasional BKKBN berkunjung ke kota Madiun disambut Walikota Madiun Drs H Maidi SH MM MPH di Kantornya. Ibu in Ardhining Westri Hindarti, SE, MM Ketua salah satu Kampung KB di Madiun mengintip pertemuan tersebut dari luar.

Pertemuan berjalan lancar, mendengarkan uraian Walikota tentang pengembangan program KB dengan pendekatan masyarakat seperti jaman sebelum tahun 2000, antara lain melibatkan Gerakan bersepeda bersama rakyat yang ramai diikuti partisipasi masyarakat luas. Melalui model seperti itu terlibatnya masyarakat luas bersifat spontan tanpa paksaan sehingga yang belum ber-KB otomatis akan terangsang oleh rekannya. Apalagi penanganan masalah stunting yang koordinasinya diserahkan kepada BKKBN, para gadis yang kurang gizi atau belum cukup umur akan terkepung oleh kader-kader relawan yang menyebar di desa. Tekanan kepada keluarga yang kurang gizi akan mendesak agar gadis-fadis kurang gizi segera memperbaiki masukan gizinya dan bisa dicegah usaha potong Kompas “meminta dispensasi dari RT atau RW” agar bisa nikah sebelum usia 19 tahun. Dengan demikian kasus stunting dapat dicegah dan tidak terjadi sehingga tidak perlu ada upaya penyelesaian kasus yang jauh lebih sulit.  

Adabta program dengan pendekatan masyarakat itu terbukti bahwa di Madiun terdapat Program Bangga Kencana yang pelaksanaannya dilakukan oleh para kader di desa. Bahkan Deputi BKKBN yang pernah memberikan hadiah kaos ternyata  dimanfaatkan sebagai “hadiah insentif” yang menarik dan memberi semangat juang yang tinggi bagi para kader pejuang pemberdayaan masyarakat di lapangan.

Disinggung pula bahwa pada masa Covid-19 Walikota memberikan bantuan di Desa-desa yang sekaligus bisa memacu peningkatan bantuan untuk pemberdayaan program oleh masayarakat luas dengan dukungan dan partisipasi apparat pemerintah kota secara luas.

Alangkah indah dan makin bermanfaat kalau pertemuan semacam itu tidak hanya antar pejabat terbatas tetapi dibuka secara luas dalam acara pertemuan di Pendopo atau Webinar sehingga seluruh jajaran di Kota Madiun dan di Propinsi Jatim bisa melihat  contoh-contoh nyata yang dilakukan Walikota atau Kampung KB yang maju di Kota Madiun. Semoga menjadi perhatian para pejabat yang datang beramai-ramai agar meyakinkan bahwa manfaat yang lebih luas bisa dikembangkan untuk kalangan yang lebih luas serta memuaskan atau merangsang partisipasi dari masyarakat tanpa batas.

Haryono SuyonoComment