Sukaryo Teguh Santoso Memantapkan Pengertian Penduduk Tumbuh Seimbang

Prof Dr Haryono Suyono saat menerima Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi (ADPIN) BKKBN, Drs Sukaryo Teguh Santoso, M.Pd dan pendamping

GEMARI.ID-JAKARTA. Setelah mengemban tugas sebagai Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat dan Jawa Timur dengan  berhasil, Drs. Sukaryo Teguh Santoso, MPd, ditarik ke kantor BKKBN Pusat sebagai Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi (ADPIN). Ia mempertahankan Reputasi BKKBN sebagai Program KB yang dicintai rakyat banyak, Demikian dikatakan Prof Dr Haryono Suyono saat setelah menerima yang bersangkutan di kedimanannya di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan. Senin (23/05/2022).

Menurut Mantan Menko Kesra dan Taskin, program ADPIN merupakan program yang mampu menggerakkan keluarga Indonesia berjuang membangun keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera. Keluarga yang sering dipelopori suami ikut KB Vasektomi atau keluarga yang menyerahkan istrinya ikut KB dengan menggunakan spiral, Pil atau alat kontrasepsi lainnya, biarpun belum merata, Provinsi Jawa Timur merupakan Provinsi dengan penduduk tumbuh seimbang dengan angka TFR sama dengan 2,1 anak. Secara kasar, biarpun masih tidak stabil, angka kelahiran sama dengan angka kematian, katanya.

Awalnya Haryono berharap Pak Teguh, panggilan akrab Deputi ADPIN, sebagai Kepala BKKBN akan mengisi lubang-lubang tidak seimbang itu, tetapi kebutuhan tenaga di kantor pusat memaksa Kepala menariknya ke kantor pusat mengisi kekosongan salah satu Deputi yang amat penting, tambahnya.

Lebih lanjut mantan Kepala BKKBN ini mengatakan, kedudukannya sebagai Deputi dengan masuknya Unit PLKB di dalamnya, penggerak Provinsi dan Kabupaten menuju kepada cita-cita penduduk tumbuh seimbang dengan menonjolkan yang sudah sempurna dan mengarahkan kekuatan pembangunan mengisi kekurangan agar keseimbangan segera terisi tanpa lubang pencebak yang merugikan.  Lubang penjebak itu adalah masih tingginya angka kematian bayi, angka stunting, angka kurang gizi dan angka masuk PAUD dan SD yang masih belum 100 persen untuk anak perempuan. Disertai angka tidak lanjut ke pendidikan menengah yang masih kecil karena keburu disiapkan untuk nikah pada usia dini atau harus mulai bekerja pada usia muda, imbuhnya.

Mantan Ketua Yayasan Damandiri itu menambahkan, apabila materi bahan yang disajikan lengkap dan kompak dari BKKBN dan utuh dari semua komponen, bahan itu bisa merangsang dan melengkapi bahan ajar dari jajaran pemda dan jajaran pemerintah lain guna membentuk pola penduduk tumbuh seimbang. Komponen kependudukan bisa menjadi kekuatan pembangunan yang berkelanjutan dan lestari. BKKBN bisa menjadi panutan pembangunan berbasis kependudukan yang ampuh. Program KB yang disuarakan BKKBN bisa menjadi panutan masyarakat yang kuat dan diikuti secara bertahap, pungkasnya.

Haryono SuyonoComment