Pasien Stroke Perlu Melakukan Manajemen Stres
Stroke hampir pasti mengarah pada peningkatan ketergantungan kepada orang lain, setidaknya untuk sementara waktu, akibatnya keluarga atau relasi sosial lainnya mungkin sangat terpengaruh, mempengaruhi baik personal, sosial, kegiatan, fisik. Pasien stroke senantiasa menjumpai berbagai masalah, permasalahan yang biasanya dihadapi pasien stroke :
1. Permasalahan dalam gerakan (motor problem) : membuat seseorang sulit menggerakan bagian tubuhnya dan tak jarang pasien membutuhkan orang unrtuk membantunya dalam bergerak.
2. Permasalahan kognitif: tergantung pada otak mana yang terganggu.
3. Permasalahan mencakup emosi : anxiety & depresi (otak kiri), sulit mengindentifikasi dan mengutarakan perasaan (otak kanan).
4. Permasalahan dalam relasi : komunikasi tidak efektif, stigma masyarakat.
Demikian diungkapakan oleh Annisa, S.Psi,Mpsi psikolog dari universitas Pajajaran saat menjadi nara sumber di acara zoom meeting kamisan Yastroki beberapa waktu lalu dengan mengangkat topik “ memahami kondisi psikologis pasien chronic ilness.” Selanjutnya beliau memaparkan tentang bagaimana mengelola stres pada pasien stroke, karena tidak semua orang yang terkena stroke bisa meneima kaeadaannya. Pasien stroke perlu mengelola stres atau manajemen stres, caranya adalah sebagai berikut :
· Mnyempatkan waktu di luar (seperti jalan ke luar, menikmati alam, dsb) disesuaikan dengan kondisi.
· Jadwalkan aktivitas sosial (misalkan bertemu teman, keluarga, komunitas )
· Menutrisi tubuh dengan baik (seperti makan makanan bergizi ).
· Tidur yang cukup
· Bergabung dengan support group
· Jadwalkan waktu santai setiap harinya.
· Melakukan hal-hal yang disukai.
· Menuliskan jurnal untuk mengekspresikan emosi yang dirasakan
· Belajar hobi/hal yang baru
· Melakukan teknik relaksasi
Pasien stroke perlu menyadari keadaan sebelum stroke dan ketika setelah terkena stroke, bagaimana hal itu perlu disadarai oleh pasien dan keluarganya agar pasien dan keluarga bisa mengatasi bersama. Pasien dan pendampinya bekerjasama dalam menjalini pemulihan, untuk itu bagaimana kita dapat melalui perjalan ini ?
1. menyadari sedang berada ditahap mana ?
Menyadarai sedang berada ditahapan mana sebenarnya kita dan bagaimana tahapan ini mempengaruhi kita. Hal ini akan membantu kita untuk menemukan cara yang tepat dalam mengatasi apa yang sedang kita alami
2. Bersahabat dengan penyakit.
Tidak hanya berfokus tentang bagaimana mengatasi duka yang dirasa, tetapi kita juga berusaha mengelola penyakit yang diderita. Fokuskan kepada manajemen stres, self monitoring, komunikasi.
3. Melakukan hal kecil dan rutin.
Hal kecil dan rutin seperti berfokus pada hal kecil yang kita sukai seperti hobi, pekerjaan, teman, pasangan, akan membantu kita menemukan rasa syukur dan memunculkan rasa senang dalam kehidupan. Atau kita dapat bergabung aktif dalam komunitas untuk memberi dan berbagi dengan orang lain. Ujar Annissa dalam pemaparannya yang disampaikan pada zoom meeting Yastroki.
Penulis : Budi Kusumanto