Warung Kopi Astuty buka Kembali
Warung Kopi Astuty yang sejak lama menjadi persinggahan anak-anak muda penggemar sepeda keliling sampai kampung-kampung di pinggiran Jakarta bagian Selatan, buka kembali. Warung ini sempat membatasi diri selama bulan Ramadhan guna membatasi dan memelihara suasana bulan puasa. Setelah Hari Raya Idul Fitri ternyata perhatian penggemar sepeda bangkit dengan cepat. Tanpa pengumuman Pemerintah lewat radio dan televisi, penggemar keliling dengan sepeda ini langsung terjun ke jalan mengayuh sepedanya yang sebagian disimpan gara-gara pemiliknya sedang melaksanakan ibadah puasa.
Kini setiap pagi pemandangan jalan kampung disusuri anak muda mengayuh sepeda dengan kaos kurang aneka warna mulai marak kembali biarpun belum sepadat minggu-minggu sebelum bulan Ramadhan. Dugaannya adalah para pemuda itu berpuasa dan menghemat tenaga atau menghormati yang berpuasa.
Anak-anak muda kota yang diikuti anak-anak muda kampuh itu kain hari makin memakai asesori yang terkesan asli buatan luar negeri, sedangkan anak muda desa, paket dandanannya lebih asli karena kaosnya asli model terbaru semprotan industri desa yang belum tentu ada di pasaran. Karena cat makin bisa diperoleh di kota maka kualitas industri dan variasi produksi desa makin meningkat.
Warung Kopi Astuty di Cinangka makin jreng, bukan saja variasi kopi makin bertambah, tetapi sambil istirahat bisa menikmati keliling kebun dengan 30 pohon langka dan puluhan tanaman lain yang pastinya tidak banyak dikenal. Ada juga kupu-kupu, ikan. Ayam, dan satwa lain yang meminta perhatian. Ada pula nuansa lain dari anak-anak gadis yang di kebun Astuty berteriak seakan di Sorga karena ada pohon atau makanan meja mewah d sajikan di warung desa dengan harga mengejutkan.