Mengenang Peristiwa Indah di Tahun 1970

Prof Dr Haryono Suyono

Pada awal tahun 1970 Pak Karnen dari desa Lorok di Pacitan. Desa Lorok jauh dari ibukota Kabupaten dan tanahmya subur bergunung-gunung. Konon pada masa revolusi pernah menjadi Markas Jenderal Soedirman memimpin gerilya di Yogyakarta dan di seluruh tanah air. Cerita ini bukan cerita tentang Jenderal Soedirman tetapi pak Karmen petani sederhana yang ikut berjuang membangun anak-anak bangsanya. Pak Karmen ikut dalam Kelompok tani di desanya. Istrinya, Ngadiyem, jebolan (dropout) SMP masuk aktif pada kelompok PKK yang marak, pengurus dengan seabreg kegiatannya.

Sebagai anak keluarga terpandang keduanya diajak aktif dalam kegiatan di desanya. Suaminya masuk kelompok tani dan istrinya menjadi aktifis PKK dalam gerakan 10 program pokok PKK dan KB. Karena itu Ngadiyem sangat paham tentang program KB, isi dan caranya sehingga setelah anak pertama lahir langsung jadi akseptor KB, sekaligus Pengurus Akseptor KB.

Bagi Ngadiyem seorang akseptor KB bukan hanya memakai kontrasepsi seperti spiral atau pil, tetapi rajin memelihara kesehatan keluarganya, menyekolahkan anaknya dan bekerja rajin agar makin sejahtera secara mandiri. Karena itu usaha  tani pak Karmen maju pesat. Anak-anaknya sekolahnya juga maju. Setelah tamat SMA di Pacitan di terima di Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, sedangkan adiknya masuk Fakultas Hukum Universitas Diponegoro di Semarang. Setelah jadi Sarjana keduanya bekerja di Jakarta.

Dalam waktu senggangnya, anak pertama menggambar design rumah yang dikelilingi Kebun Bergizi lengkap dengan kolam ikan dan kandang unggas. Gambar itu ditunjukkan kepada bapaknya. Oleh Bapaknya dibangun rumah baru menggantikan rumah lama yang sederhana. Pak Karmen se keluarga menjadi contoh keluarga yang bahagia dan sejahtera, terutama tatkala kumpul cucu-cucu saat liburan seperti pada Hari Raya Idul Fitri.

     

Haryono SuyonoComment