STIKes Mitra RIA Husada Jakarta Siap Maju Membangun Bangsa

Prof Dr Haryono Suyono, Menko Kesra dan Taskin Kabinet Pembangunan RI

STIKes Mitra RIA Husada Jakarta yang menghasilkan Sarjana Kesehatan Masyarakat dan Sarjana Sarjana Terapan Kebidanan dalam beberapa tahun ini mendapat dukungan Pimpinan Unit Kerja dari Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan (YKBRP) dengan Ketua Umumnya Ibu Efin Soehada, SE, MSi yang dibantu oleh Ketua Unit Kerja Badan Penyelenggara yaitu Dr. dr. Andi Julia Rifiana, M,Kes dan Sekretaris BP, Dr Mulyono D Prawiro, SE, MM.

Dibawah kepemimpinan baru ini, keduanya sering mengadakan pertemuan dengan Ketua, Wakil Ketua, Kaprodi dan dosen senior perguruan tinggi kesehatan ini. Mereka berusaha mencari terobosan guna memajukan mutu Prodi Kesehatan Masyarakat dalam lingkungan STIKes Mitra RIA Husada Jakarta.  Gagasan yang muncul dari pertemuan itu selalu mendapat tanggapan positif dari Pimpinan Yayasan Ibu Efin Soehanda dan Ketua Dewan Pembina Yayasan Prof. Dr. Haryono Suyono.

Salah satu rekomendasinya yang kuat adalah diperlukannya jumlah mahasiswa yang memadai agar pengajaran dalam lingkungan STIKes Mitra RIA Husada Jakarta dapat berjalan lancar. Karena itu semua dosen dikerahkan untuk mencari dan mendapatkan mahasiswa baru. Manajemen dan aturan yang tidak relevan dihapuskan agar pendaftaran untuk menjadi mahasiswa berjalan lancar. Pimpinan Pengurus baru ini bersama Pimpinan, Kaprodi dan seluruh dosen telah membahas aturan-aturan yang ada, sehingga memperlancar pengajaran dan kuliah dalam lingkungan Prodi Kesehatan Masyarakat.  Gerakan baru antar program studi makin mencair, tetapi keterpaduan masih dibatasi menunggu suasana yang makin kondusif.

Program unggulan perguruan tinggi kesehatan ini adalah Prodi Kebidanan yang karena kebutuhan lapangan terbagi menadi dua, bidan pofesi bidan dan sarjana terapan kebidanan, yang dua-duanya menghasilkan produk unggulan. Pada umumnya lulusan seniornya menempati posisi terhormat dalam organisasi kebidanan dan lembaga dimana mereka bekerja. Keahlian menolong pasien tidak diragukan lagi berkat latihan lapangan yang cukup disertai pembekalan teori dan kasus-kasus pengalaman masa lalu yang memadai. Keterpaduan berbagai program dari dua bagian yang ada akan meningkatkan mutu lulusan dan menghemat biaya pendidikan. Praktik lapangan di daerah padat kelahiran akan memiliki keuntungan ganda.

Program studi kedua adalah Ilmu Kesehatan masyarakat yang karena jumlah mahasiswanya terbatas, pilihan yang tercermin juga masih belum tampak jelas.  Banyak yang bersifat deskriptif menjabarkan keadaan lapangan, hanya dengan ”solusi teoritis karena mahasiswa belum sempat mengetes“ usulan solusi tersebut.  Ada sebagian mahasiswa secara menyeluruh dihadapkan pada tugas menggarap suatu desa dengan garapan komprehensif dengan melibatkan tokoh-tokoh masyarakat setempat seperti halnya dituntut dalam Ilmu Kesehatan Masyarakat yang sesungguhnya. Setiap tahun dinilai dan diteruskan pada tahun berikutnya bersama jajaran kesehatan se tempat.

Penilaian dilakukan secara jujur terhadap porsi sumbangan mahasiswa, partisipasi aparat dan masyarakat luas. Variabel-variabel itu dicermati dan diukur kontribusinya secara cermat. Prodi Kesehatan Masyarakat yang sedang naik daun ini berusaha meningkatkan mutu tanpa menghambat mahasiswa menyelesaikan program studi sesuai jadwal waktu yang disediakan. (Penulis Prof Dr Haryono Suyono, Menko Kesra dan Taskin Kebinet Pembangunan RI)

Mulyono PrawiroComment