Cicit saya Kalyana sudah Pinter masak
Malam ini anak kami tertua, Ria Indrastuty, menemani kami makan malam dengan lauk gorengan bebek pak Slamet Solo yang dewasa ini bisa dipesan sama pedasnya dari Jakarta. Sambil makan Ria bercerita kemajuan cucunya, cicit kami Kalyana kelas dua SD usia delapan tahun yang sudah pandai masak, padahal nenek Ria dan ibu Jess paling malas belajar masak pada almarhumah nenek Astuty selama masih gadis atau pengantin baru dan tinggal bersama kami. Rupanya cicit Kalyana meniru buyutnya almarhumah Astuty yang gemar masak. Nenek inilah yang membuat kesan pada kakeknya yang mengira bahwa nenek Astuty semasa muda dikira ahli masak memasak.
Salah satu masakan yang dibuat Kalyana adalah menggoreng empal yang bisa matang dan enak dimakan. Dia sendiri siap menyantap masakan yang dibuatnya dengan penuh kasih sayang. Kecuali itu Kalyana juga sangat suka sate, bahkan bisa dengan lahap makan sepuluh tusuk tanpa henti tidak dengan nasi atau lontong. Tetapi apabila tidak berkenan, maka Kalyana bisa ngambek dan sama sekali tidak mau makan. Tetapi tanpa disuruh kalua lapar dia akan kembali mencari apa saja yang dia suka makan.
Kegemarannya masak diimbangi dengan polahnya mengikuti tarian model jaman kini yang penuh gerak sehingga biarpun kadang makan berlebihan badannya kecil mungil tidak gendut seperti anak seusianya. Gerakannya yang lincah barangkali yang membuat Kaliana anak mas Indra dan mbak Jessika yang tersayang itu tetap langsing dan gesit. Selamat berkiprah cicitku tersayang. Peluk cium kakek tersayang.