Semar Jadi Rebutan Dua Raja yang Sangat Terkenal

Rupanya memiliki Semar dan anak-anaknya sebagai pembantu pribadi pada zaman itu sungguh sangat berharga. Ada berbagai alasan kenapa Semar sebagai pembantu terdekat memiliki nilai yang sangat tinggi. Pertama Semar adalah seorang abdi pembantu ptibadi yang sakti, tidak banyak menuntut dan sangat setia. Semar adalah seorang Dewa yang ditugaskan turun ke bumi mengabdi kepada kemanusiaan dan masyarakat yang berbudi luhur pada umumnya. Karena bekas seorang Dewa keputusannya masih mirip keputusan Dewa dan kalau perlu Semar bisa langsung berhubungan dengan para Dewa atau bahkan mengundang Dewa turun ke bumi.

Pada suatu hari Raden Gatutkaca diutus oleh keluarga Pendowo menengok Semar dan mengundang Semar yang telah lama tidak ke Kerajaan Ngamarto untuk datang ke Keraton karena Sang Raja Puntadewa dan para Pendowo sudah rindu. Tetapi rupanya Semar sedang prihatin menunggu sesuatu, kembang Tanjung Seta, sebelum meninggalkan kediamannya. Begitu juga dating utusan dari Ngastina dan kemudian Anoman, utusan dari Prabu Romo dari Pancawati yang sangat terkenal dimana di masa lalu Semar pernah membantu beliau semasa masih sebagai Raja muda melawan pencuri Dewi Sinta, Raja Rahwana dan pasukannya. Anoman juga mendapat perintah memboyong Semar karena Prabu Rama sangat kesepian ditinggal Semar dan anak-anaknya.

Tetapi Semar menolak semua permintaan itu dan tetap ingin tinggal di Padepokan Bersama anak-anaknya menunggu siapa yang bisa membawa kembang Sekar Tanjung Seta. Akhirnya Prabu Romo mengutus Raden Lesmono mencari Sekar Tanjung Seta dan berusaha nenjemput Semar, sedangkan Raja Amarto Prabu Punta Dewa mengutus Raden Arjuna mencari kembang Sekar Tanjung Seta dan membujuk Semar agar mau berkunjung ke Amarto. Kedua Satria kepercayaan itu langsung menghadap Raja Dewa Bathara Asih Prana yang ternyata menyimpan kembang Sekar Tanjung Seta tersebut. Karena yang meminta dua orang yang sama sama disayang, maka kembang itu di lempar ke bumi dan dua Satria itu berebut mendapatkannya.

Karena keduanya berebut sama kuatnya maka Kembang Sekar Tanjung itu terbelah menjadi dua, Sekar Tanjung Putih dan Sekar Tanjung Biru. Raden Janaka dapat Sekar Tanjung Putih dan Raden Lesmana dapat Sekar Tanjung Biru. Kedua Sekar Tanjung itu diserahkan kepada Semar dan disatukan oleh Semar menjelma menjadi Dewi Kanestren isteri Semar yang untuk beberapa waktu hilang kembali ke Kahyangan. Setelah ketemu isterinya Semar memutuskan ikut Raden Janaka ke Amarta tidak ke Prabu Romo.

Raden Lesmana protes tetapi dilerai oleh Ptrabu Romo yang bertemu Prabu Kresno bahwa waktu Prabu Romo dan Lesmono sudah habis harus kembali ke Surga sehingga Raden Lesmono mengalah atas perintah Prabu Romo tersebut. Semar dan anak-anaknya Gareng, Petruk dan Bagong boyong kembali mengabdi pada Keluarga Pendowo.  

Haryono SuyonoComment