Menjadi Responden Pendataan Registrasi Sosial Ekonomi (Regsosek)
Dengan Surat Pengantar Kepala BPS Jakarta Selatan, Ibu Munawaroh, sebanyak delapan Petugas Kantor BPS Jakarta Selatan diantar seorang petugas RW yang kita kenal, para petugas BPS Lisiana Imana Yesani, SST, MSi, Endah Saftarina Khairingan MST, MSi, Helmi Azhari, SSi, SST, MM, M Idris AMd, Yulianti SE, Soekarsih AMd dan Tri Artoningrum, hari Senin ini berkunjung ke kediaman Prof Dr Haryono Suyono di Jakarta Selatan. Semula dikira karena kebetulan pak Haryono alumnus Akademi Ilmu Statistik (AIS) tahun 1963. Tetapi ternyata kunjungan itu bukan sekedar silaturahmi biasa, tetapi mengemban tugas negara Sensus Sosial Ekonomi Regsosek yang oleh Presiden Jokowi dianggap sangat penting dan dilaksanakan secara serebtak di seluruh Indonesia antara tanggal 15 Oktober sampai tanggal 14 Nipember 2022. Para petugas tersebut membawa serangakaian daftar pertanyaan yang bertujuan untuk mendapatkan ketrangan tentang kondisi sosial ekonomi demografi, kondisi perumahan dan sanitasi, kondisi kerentanan kelompok penduduk khusus, informasi geospasial, tingkat kesejahteraan dan informasi sosial ekonomi lainnya.
Setelah basa basi tentang pengalaman pada Sekolah Tinggi Ilmu Statistik yang berlangsung sampai dewasa ini, para tamu menyatakan maksud kunjungan itu mengantar petugas yang jarus menyelesaikan tugasnya malakukan pendataan sampai tanggal 14 Nopember mendatang. Para tamu meminta Kerjasama memohon bantuan menjawab pertanyaan dengan tepat dan jujur. Termasuk akan dtanya dua orang pembantu yang ada dalam keluarga di rumah. Mas Drs Fajar Wiryono yang mendampingi bapaknya akan dikunjungi pada kesempatan lainjnya.
Kemudan petugas pencacah membacakan daftar pertanyaan yang cukup detail untuk dijawab, Kebetulan ada mas Fajar yang membantu pak Haryono menjawab pertanyaan yang tidak mudah itu dengan cepat sehingga selesailah tugas interview registrasi tersebut yang konon besifat sensus karena diberlakukan bagi seluruh penduduk di Indonesia. Suatu tugas negara yang sangat mulia.
Setelah itu para pengantar, yang umumnya Sarjana Statistik, mendengarkan pengalaman pak Haryono sebagai lulusan AIS Angkatan ketiga. Pada waktu ditugaskan di DKI Jakarta sejak tahun 1965, dua tahun setelah lulus AIS, hanya sendirian menjabat sebagai Pj Kepala, kemudian Kepala Kantor Sensus dan Statistik DKI Jakarta.
Dengan semangat pak Ali Sadikin sebagai Gubernur DKI, yang berhasil “dirayu selalu menggunakan data Statistik”, akhirnya DKI Jakarta berhasil menerbitkan buku tahunan “Jakarta Dalam Angka” yang isinya dipersiapkan oleh Kantor Sensus dan Statistik bekerja sama dengan banyak Instansi lainnya. Buku Jakarta Dalam Angka itu menjadi model nasional yang kemudian diwajibkan setiap ptovinsi menerbitkan buku Statistik tahunan seperti Buku “Jakarta Dalam Angka” tersebut. Suatu kenangan indah peninggalan warisan yang memberikan rasa bangga sebagai insan statitisi di Indonesia.
Marilah kita berdoa agar upaya BPS menggelar pengumpulan data tersebut berlangsung dengan lancar dan hasilnya menjadi pedoman yang baku bagi pembangunan kesejahteraan sosual ekonomi untuk rakyat.