Pesta Dies di Kebun Astuty Cinangka

Sekolah Tinggi RIA Pembangunan hari Kamis ini akan mengadakan acara Dies Natalis  yang Unik yaitu Pesta Kebun. Rencananya Dies ini akan digelar di Kebun Astuty di Cinangka yang seakan seperti Taman Mini yang sangat indah. Para peserta diajak mengenal sekitar 30 pohon dan tanaman langka, kebun sayur yang setiao hari Kamis panen, kambing yang setiap hari lebaran haji mengorbankan dirinya menjadi simbul dan santapan yang enak, ikan dan segala macam tanaman lain yang para mahasiswa belum banyak mengenalnya,

Sebagian pohon langka ini merupakan peninggalan almarhumah Ibu Astuty yang dengan sabar menambah tanamannya satu demi satu. Lainnya adalah reka tanam, anak-anak beliau Ria, Fajar, Rina dan suaminya Rudi yang Sarjana Komunikasi mendadak berubah menggeluti praktik menjadi motivator dan ahli prtanian prtkotaan yang populer. Tim mas Fajar yang memimpin Yayasan Haryono Center telah keliling Indonesia menjual gagasan tanaman dengan pupuk Organik tanpa bahan kimia. Suatu sistem pertanian dengan hasil tanaman bebas bahan kimia, sehat di konsumsi dan biasanya di luar negeri menjadi pilihan yang tidak tergantikan serta harganya tinggi.

Acara Dies yang biasanya kaku dengan pidato, kali ini akan disulap menjadi acara menarik karena mahasiswa ditantang menjadi peninjau dan akhirnya menjadi petani kota di rumah masing-masing. Mahasiswa ditantang mengolah halaman dan di kiri kanan rumah tinggalnya dijadikan Kebun sayur yang kaya gizi sehingga orang tuanya tidak perlu belanja ke pasar karena bisa memetik sayur di halaman rumah sendiri.

Bertani oleh petani desa yang sederhana menjadi kebiasaan sehari-hari tetapi sulit siperkenalkan kepada penduduk kota. Jakarta Selatan sudah sangat maju banyak halaman rumah yang berubah hijau bukan tanaman liar tetapi sayur yang setiap kali siap dipetik untuk makan Bersama. Karena itu Pesta Kebun adalah suatu Prakarsa yang indah memgajak dan memperkenalkan kebahagiaan menjadi petani kota bagi mahasiswa, Selamat Dies Natalis untuk Universitas RIA Pembangunan di Cibubur.

Haryono SuyonoComment