Kebun Astuty di Cinangka Siap Untuk Pelatihan Berkebun

kebunria1.jpg

Hari Sabtu dan Minggu lalu dua rombongan, satu rombongan ibu-ibu dan bapak-bapak muda mantan pelajar SMP 54 Jakarta yang rata-rata berusia sekitar 50 tahun mengadakan pertemuan penjajakan pada Kebun Astuty. Mereka bermaksud mengadakan Pertemuan yang lebih besar untuk berlatih berkebun di halaman rumah dan berkebun di daerah perkotaan model lainnya, sekaligus menata daerah RT dan RWnya menjadi kampung yang tertata rapi seakan memiliki suatu RT-RW Wisata alam yang asri dan sejuk.

 Dari pihak Kebun Astuty di Cinangka yang akhir-akhir ini disempurnakan menjadi Agro Wisata dilengkapi Warung Kopi telah siap menerima mereka dan langsung menyajikan kopi dan teh serta sarapan pagi menurut pilihan masing-masing. Setelah sarapan mereka langsung bergegas terjun keliling lapangan melihat tidak kurang dari 130 jenis pohon dan 20 pohon langka yang tidak banyak dikenal orang tersebar luas. Mereka terkejut ternyata segala tanaman sayur yang sedang tumbuh di area yang cukup luas tersebut berbatasan dengan wilayah pemeliharaan kambing, kelici, ayam dan ikan. Mereka mendapat penjelasan bahwa kotoran binatang itu tidak dibuang tetapi menjadi bahan baku pembuatan pupuk Organik untuk menyuburkan tanaman dalam Kebun Astuty tersebut.

kebunria2.jpg

 Mereka mendapat penjelasan secara tuntas dari mBak Ria Indrastuty yang baru saja menyelesaikan inventarisasi banyaknya pohon dan pohon langka di dampingi suaminya mas Triyadi yang setiap harinya lebih banyak berpakaian seragam Pramuka dibanding baju kotak-kotak untuk terjun ke Kebun Astuty Haryono di Cinangka. Mudah-mudahan kalau PPKM ini berakhir makin banyak anak-anak SMP dan SMA yang bisa mengambil Acara Kemah Pramuka pada hari Sabtu Minggu dalam Acara Kemah Pramuka di Kebun Astuty Haryono seperti sedia kala, suatu Acara yang menarik dan sangat ingin kembali dipersembahkan lagi sebagai wahana pelatihan kebersamaan seperti diajarkan Lord  Baden Powell Bapak Pandu sedunia.

 Agak siang sedikit datang tujuh anak muda tamatan Perguruan Tinggi yang sepakat bersama untuk pelatihan “Urban Farming” seperti pembuatan “sayur salat” yang bisa langsung disajikan di meja makan dalam waktu 14 hari, tanaman sayur dan lainnya yang memakan waktu sekitar satu bulan semuanya ditanam dengan sistem Organik bebas pupuk kimia.. Rombongan yang baru datang tersebut sudah meninjau kawasan ini sebelumnya dan setiap peserta karena kurang dari sepuluh orang membayar untuk makan siang dan alat-alat micro green terdiri dari bibit micro green, media tanam sebesar Rp. 500.ooo,- setiap peserta. Kalau jumlah pesertanya 11 sapai 20 orang dikenakan biaya makan siang, snack dan minuman sebesar Rp. 400.000,- setiap pesertanya.

kebunria3.jpg

 Pada pagi hari semua peserta diberi teori singkat dan seluk beluk pembuatan pupuk Organik dari bahan sampah dan campuran lain dilengkapi dengan demo pembuatan pupuk organik tersebut. Siang harinya setelah makan siang setiap peserta diberikan kesempatan berlatih secara mandiri didampingi para instruktur sehingga merasa yakin kalau pulang dari pelatihan bisa secara mandiri mengolah tanah dan membuat Kebun Bergizi yang langsung menghasilkan sayur salat yang nikmat rasanya. Kursus bagian kedua ini biasa diadakan pada Kebun HSC di Jalan Perdatam dan kombinasi dengan melihat Kebun pada halaman rumah yang ada di Kebun Astuty tampak lebih menarik karena bisa langsung belajar mengolah tanah di halaman rumah, bikin pupuk Organik dan menanam sayur dengan model yang beraneka ragam. Semoga. Apalagi pilihan cemilan dan kopi selama pelatihan sungguh seperti duduk santai, dapat ilmu dan makan siang dengan “gurameh sedap” yang sangat segar atau pilihan lain yang dimasak oleh ibu-ibu dari kampung sekitar.

Haryono Suyono1 Comment