Hard & Soft Skill Genre”

Oleh : H. Nofrijal, MA

nofrizal.png

           Penyuluh Keluarga Berencana Ahli Utama/IV-e

 Disamping sukses menjalani  5 transisi hidup menuju dewasa muda: sekolah; kerja; berkeluarga; gaya hidup sehat; hidup bermasyarakat, remaja menyongsong hari depannya sebagai pelaku utama dari era puncak bonus demografi dan Indonesia emas tahun 2045, kesiapan seorang remaja diukur dengan “life skill” yang sudah disiapkan. Menurut WHO life skill adalah kemampuan untuk beradaptasi dan menunjukan prilaku positif yang pada akhirnya memampukan individu menghadapi tuntutan dan tantangan kehidupan sehari-hari dengan efektif (WHO 2019). Secara praktis life skill adalah keterampilan penopang hidup seseorang untuk bisa survive, exsist dan sukses di era nya. Pengertian lain adalah keterampilan praktis yang menggabungkan hasil pendidikan formal dengan pendidikan non formal.

 Tedapat dua bagian besar life skill remaja, (1) hard-skill, adalah kemampuan atau keterampilan hidup yang diperoleh dari bangku pendidikan formal sesuai jenjangnya dengan bukti ijazah,  dengan demikian seorang remaja akan menempati dan memperoleh hard-skill selama sistem persekolahan berlangsung yakni 12 tahun ditambah dengan selama waktu perkuliahan, menjadi lebih kurang 16 tahun. Hard-skill lebih banyak diisi dengan dasar keilmuan, keterampilan dan sikap positif  yang diwujudkan atas minat pendidikan. (2) soft-skill, kemampuan praktis hidup yang dapat menopang hard-skill memasuki dunia kerja, pergaulan, keluarga dan sosial. Soft skill didapatkan dari pemberian pengalaman dan peningkatan kapasitas diri di luar sistem persekolahan, soft skill dapat diurai menjadi beberapa bagian penting, yakni (a) Coping Skill, (b) Social & Caring skill, (c) Communication & networking Skill, (d) Household skill, (e) Entrepreneur skill.

 Hard skill-soft skill dapat menghadirkan kemampuan seseorang dalam mengembangkan inovasi dan kreatifitas, karena otak dan otot yang terlatih mendorong seseorang untuk menemukan cara baru atau memperbaiki cara lama untuk hidup sukses dan produktif. Tidak hanya kemampuan ber-inovasi, akan tetapi hard and soft skill membuat seseorang punya keberanian untuk menghadapi resiko kehidupan dan mengatasinya dengan sukses.

 1/5 Coping Skill

 Keterampilan mengatasi masalah penting bagi remaja, menghidarkan diri dari ketergantungan yang terlalu tinggi kepada orang lain termasuk dengan orang tua, serta tidak cengeng. Coping skill akan membangun watak mandiri remaja, sehingga bisa menembus halang-rintang kehidupan. Pendidikan coping skill dapat dilakukan melalui edukasi keluarga, pendidikan ekstra-kurikuler persekolahan dan pelatihan hidup di masyarakat. Coping skill juga menempa semangat juang-tdak menyerah dalam menghadang tantangan kehidupan, inilah yang membedakan pelaku hidup zaman perjuangan kemerdekaan dengan zaman menikmati hasil kemerdekaan, dari coping skill akan muncul karakter mandiri dan karakter ini akan menjadi penopang karakter bangsa.

 2/5 Social and Caring Skill

 Kemampuan hidup bermasyarakat dalam memobilisasi “social resources” untuk kesejahteraan, kerukunan dan ketentraman bersama. Remaja dididik berpartisipasi dan mengambil peran dalam kehidupan beragama, sosialisasi, aktifitas pelestarian lingkungan, kemanan, ekonomi dan kesehatan. Organisasi dan lembaga swadaya kepemudaan dapat berperan dalam program fasilitasi, training, pertemuan dan konsultasi remaja.

 Keterampilan sosial adalah melatih remaja dengan kepedulian sosial, bersikap dan bertindak empaty dan simpaty, serta responsive terhadap masalah-masalah sosial. Indonesia membutuhkan remaja dan generasi baru yang peka terhadap kebencanaan, fenomena sosial dan rintangan sosial. Indonesia, telah menyatakan dan menetapkan “kebencanaan” menjadi salah satu pengarustamaan pembangunan (development main streaming)”, karena posisi dan geografis Indonesia sebagai negara kelautan & kepulauan dan yang berada di tengah-tengah katulistiwa. Geografis Indonesia sangat rentan dengan banjir, pasang naik, gempa bumi, longsor, kebakaran hutan dan pemukiman dan sejenis bancana sosial di masyarakat. Disamping itu, kemunculan akibat pertumbuhan penduduk yang tinggi seperti kemiskinan, anak jalanan, lansia yang tidak terurus, kekerasan dalam rumah tangga terhadap perempuan dan anak, memerlukan kepedulan dan aksi bersama, tidak terkecuali remaja. Untuk itu social dan caring skill dapat menjadikan prilaku positif masyarakat yang peduli dan peka terhadap ancaman bencana.

 3/5 Communication & networking Skill

 Teknologi komunikasi dalam masyarakat modern berkebang sedemikian pesat, melalui revolusi industri 4.0 kebutuhan dan prilaku masyarakat dan individu mengalami perubahan yang extrime, kecepatan penyampaian pesan dan respon feed back hanya hitungan detik tanpa terkendalam jarak dan waktu. Demikian juga teknologi digitalisasi media yang dapat diakses dan dinikmati dimana dan kapan saja. Keterampilan berkomunikasi, berjejaring sosial yang dilengkapi dengan kemampuan beriteraksi dengan teknologi komunikasi termasuk penggunaan media sosial untuk membangunan jaringan kerja yang pluas. Keterampilan berkomunikasi juga menghendaki setiap remaja memiliki keterampilan berbahasa asing yang dapat menyambungkan mereka ke dunia dan bisnis luar, “global linkage”.

 4/5 Household Skill

 Keterampilan dalam mengelola unit keluarga atau rumah tangga, memiliki ciri dan pendekatan khusus, walaupun melekat secara umum dalam keterampilan sosial dan komunikasi, tetapi megurusi keluarga atau rumah tangga memerlukan cara-cara tersendiri, sebutlah ketarmpilan perencaan keluarga, keterampilan mengelola property, trampil dalam mengelola administrasi dan dokumen rumah tangga, keterampilan dalam program tumbuh kembang balita, anak dan remaja dan keterampilan dalam melaksanakan revolusi mental dalam keluarga. Household skill diajarkan dalam program Generasi Berencana (Genre) semenjak mereka berusia 10 tahun dan berlangsung sampai mereka menikah atau berusia 24 tahun. Keterampilan berkeluarga tidak hanya diberikan kepada remaja putri sebagai calon ibu, tetapi juga berbarengan dengan pembekalan terhadap calon ayah sebagai kepala keluarga.

 5/5 Entrepreneur Skill

 Mempersiapkan diri menjadi pelaku usaha dan menjadi pekerja yang produktif adalah keterampilan hidup yang sangat terkait dengan dinamika kehidupan hari ini dan masa yang akan datang. Pemerintah, swasta dan bahkan masyarakat memiliki keterbatasan sumber daya dan waktu untuk membuka lapangan pekerjaan bagi anak muda pencari kerja. Dengan demikian menu mencari peluang kerja bagi remaja menjadi plihan dan menumbuh kembangkan kreatifitas mereka sendiri untuk membukanya. Nilai dan semangat berwirausaha dapat ditanamkan dan difasilitasi perkembangannya mulai sejak dini, pekerjaan dan usaha di bidang bisnis harian, pelayanan jasa dan agri-culture memiliki prospek yang menjanjikan.

 Program yang spesifik untuk ini seperti mendirikan dan mengembangkan “bengkel genre pedesaan” yang menfasiitasi anak dan remaja pedesaan mendapatkan keterampilan usaha sesuai dengan pilihan banyak remaja di desa tersebut. Trainers dan fasiitator life skill yag handal dapat berasal dari guru yang berintegritas dan profesional, himpunan pengusaha, tokoh masyarakat yang sukses di bidangnya, pelaku usaha ekonomi yang berpengalaman, para motivator lembaga pengembangan sumber daya manusia, tokoh dan figure pemuda yang punya karakter dan integritas, para mentor generasi muda serta politikus sukses yang sekarang jumlahnya semakin meningkat.

 Tuhan telah menganugrahkan kepada manusia kemampuan berfikir dan peluang hidup yang lebih baik, syarat dan pendorong hidup sukses itu adalah life skill, dengan demikian setiap orang dan khsusnya remaja memiiki kesempatan emas menjadi warga yang sempurna untuk kemajuan bangsa. Semoga.

 Enrekang, Sulawesi Selatan, 02 Agustus 2021

Haryono SuyonoComment