Berkebun di Halaman Rumah dan Panen Bagus yang Mengundang Inspirasi
Berkebun menanam terong atau sayur lainnya, biarpun tanah pada halaman rumah tidak luas, sempit dan tidak menyatu, asal mendapat sinar matahari cukup, bisa diolah menajdi Kebun yng subur. Menurut para ahli pertanian, dari IPB atau Trilogi atau dari petani tradisionil, syarat tanah bisa subur kalau diolah dengan pupuk Organik yang baik komposisinya, bisa mendapat air memadai, cukup sinar mahari dan tidak terganggu dengan angin yang berlebihan serta mendapat perawatan memadai. Kalau ditanamkan bibit yang baik akan enghasilkan tanaman yang tumbuh subur.
Kalau selama pertumbuhan tanaman itu sering diajak bicara dan senyum oleh penanamnya, konon ada yang bilang tanaman itu akan tumbuh ceria dan memberikan hasil yang menyenangkan.
Tanaman jagung digambar sebelah akan tumbuh dengan baik biarpun jarak antara satu tanaman dengan tanaman lain tidak terlalu luas karena jagung termasuk “tanaman prihatin” yang tidak perlu lahan tanam yang subur dan luas. Bahkan lahan yang tidak subur dan kurang baik untuk tanaman biasa bisa menjadi lahan jagung yang baik.
Konon pada waktu kita masih bersama Timor Timur, melalaui gerakan tanam jagung di NTT dan Timor Timur yang memiliki hamparan luas, karena langka tenaga kerja, bibit jagung disebar bebas tumbuh dengan variasi yang tetap menguntungkan. Lahan tidak diolah dengan baik tetapi tanaman jagung tumbuh baik dan menghasilkan. Tidak tahu apakah kegiatan tersebut masih berlanjut.
Yang menarik diamati adalah tanaman wortel yang biasa menjadi tanaman menarik di Negara Barat. Bagi yang belum paham tentang tanaman ini adalah bahwa buah wortel adalah seperti buah ketela pohon yang tidak muncul diatas tanah tetapi buahnya berupa umbi panjang di dalam tanah. Di atas tanah hanya kelihatan daun yang menandai bahwa tanaman itu masih tumbuh yang akan menghasilkan umbi yang menerobos tanah makin ke bawah seperti seorang Satria anak Raden Werkudara yang bisa ambles bumi.
Karena menembus tanah, maka bagian paling bawah dari tanaman wortel kelihatan makin mengecil seperti “alat bor” yang bertugas mencari jalan menembus tanah. Karena itu disyaratkan bahwa tanahnya tidak keras, tidak terlalu gembur, agar tanaman wortel bisa mudah tembus tanah, tetapi konon tidak boleh terlalu basah karena umbinya bisa busuk.
Dengan cinta kasih petani maka keperluan tanah yang gembur yang cukup air, sebatang wortel bisa menghasilkan umbi yang besar yang menarik. Tetapi seperti keadaan makhluk hidup lainnya, dalam satu petak lahan bisa dihasilkan umbi wortel yang besar atau kecil dengan ukuran aneka ragam, besar panjang atau kecil pendek. Suatu variasi Kebun Bergizi yang perlu pengamatan dan rekayasa cermat agar hasil umbi wortel lebih berstandar dan memiliki nilai jual tinggi.
Sementara itu daun wortel seakan tidak ada gunanya. Siapa tahu kalau wortel enak dimakan dan juga menjadi makanan mewah untuk manusia dan kelinci, daun wortel bisa menjadi bahan sayur atau setidaknya makanan kelinci. Perlu percobaan dan upaya rekayasa dan promosi agar seluruh tanaman wortel memberi manfaat bagi manusia atau setidaknya hewan peliharaan manusia.
Program study pertanian pada Universitas Trilogi di Jakarta bisa mengadakan berbagai penelitian percobaan agar semua bagian dari tanaman ini memiliki nilai ekonomi tinggi sehingga para petani mendapat opsi yang lebih banyak dan hasil pertanian tidak terbuang karena semua produk bermanfaat dan memiliki nilai jual tinggi dan menguntungkan, Semoga.