Madiun Ikut Menanam Pohon Kelor yang Bergizi Tinggi
Hari Sabtu kemarin kiriman ldua karung bibit Pohon Kelor dari Ibu Monica di Semarang atas pesanan dari Yayasan Anugerah di Jakarta telah sampai di Kota Madiun. Hari ini ibu-ibu dar Kelompok Kampung KB yang umumnya adalah Pimpinan dan Peserta KB yang berhasil di Kota Madiun berkumpul dan sepakat membagi bibit Kelor tersebut. Pertemuan yang diprakarsai oleh Ibu Iin Ardining dari Kampung KB Glandang Carang, Kelurahan Sogaten itu dihadiri oleh berbagai kalangan di desa dan sekitarnya di kota Madiun.
Pertemuan yang digelar itu dihadiri oleh Lurah, Ibu Sukat, Wakil ketua Kampung KB, Ibu Wiwik Samsul, Ibu PKK & seksi lingkungan Ibu Sriana serta ibu-ibu lainnya yang menyiapkan dan membina keluarga di sekitar Kampung KB yang akan menanam Kelor dipinggir/di halaman rumah di sepanjang jalan dari samping RSUD Kota Madiun, penduduk menanam di pinggir jalan atau makin meluas. Di beberapa rumah, karena orientasi kepada kesehatan, Kebun di halaman rumah sudah dimulai, tetapi dengan jenis tanaman jahe merah yang diolah menjadi jahe instan untuk minuman segar. Dianjurkan oleh Mantan Kepala BKKBN Haryono Suyono, agar setiap Kebun Bergizi Keluarga pada setiap halaman rumah dilengkapi dengan sayur dan aneka macam buah yang memiliki gizi tinggi guna dikonsumsi menambah masukan gizi utamanya untuk ibu hamil dan anak-anak setiap hari.
Lebih dari itu Wadah Kelompok KB itu jangan terlalu dibebani kegiatan mengolah berbagai kegiatan pelaporan atau administrasi rumit tetapi cukup memiliki data pasangan usia subur muda yang sudah dan belum KB yang dikembangkan menjadi pasangan yang sehat, memiliki anak sehat dan ibu hamil yang belum memiliki lebih dari dua orang anak. Lebih dari itu keluarga tersebut perlu dilatih dalam kegiatan ekonomi agar para istri dari setiap keluarga mampu mengolah berbagai usaha di tingkat lokal sehingga sumber yang menghasilkan bagi setiap keluarga tidak saja suami tetapi juga istri.
Kepada pasangan yang suami istri berusia lebih dari 40 tahun diusahakan agar memelihara stamina yang tinggi karena umumnya sudah bekerja. Dalam situasi pandemi ini perlu Vaksinasi dan menjadi pelopor Kebun Bergizi dalam rumah tangganya. Para bapak dan ibunya memerlukan waktu yang penuh kasih sayang mendampingi anak-anaknya belajar dengan sistem daring, kalau kurang mampu, meminta kakek dan neneknya yang anggota PWRI atau pensiunan. Kalau perlu meminta pendampingan anggota Pramuka dengan syarat Protokol Kesehatan yang tinggi.
Perluasan Kebun Bergizi itu dimulai dengan menanam Pohon Kelor karena mengandung nilai gizi yang sangat tinggi. Daun Kelor bisa di masak menjadi sayur bening, untuk membauat minuman teh dan juga kopi..
Sumber gizi bisa berasal dari tanaman sayur, asal dari daun dan buah, dari daun misalnya Bayam, Kangkung, Sawi Hijau/Caisim dan Slada. Sayuran daun biasanya memerlukan waktu 21 sampai 45 hari.
Bahan yang diambil dari buah misalnya Edamame sekitar 2.5 bulan. Singkong antara 6 – 9 bulan, tetapi daun singkong dapat mulai diambil setelah 1.5bulan. Sayuran Buah 2.5 - 3 bulan seperti Cabe, Terong, Tomat dan Kacang Merah antara 2.5 - 3 bulan, Jagung 75 -90 hari, Putren 60 hari. Sebaiknya para pemula diajak menanam berbagai jenis sayur yang mudah ditanam serta sangat tinggi nilai gizinya seperti bayam, kangkung, cabai dan lainnya. Di Kabupaten Malang ada Kebun Gizi Keluarga yang sudah berhasil berkembang menjadi Kebun Gizi Desa karena sudah sangat meluas di seluruh rumah penduduk di seluruh Desa.
Apa bila kelompok-kelompok tersebut memerlukan bacaan referensi dianjurkan datang atau memesan buku pada Perpustakaan Desa yang ada hampir di setiap Desa di Jawa Timur, termasuk di Kota Madiun. Dalam Acara yang dijadwalkan Perpustakaan Nasional hari Senin tanggal 23 Agustus, semua Perpustakaan Desa dianjurkan melakukan “jemput bola” mengantar bacaan sesuai pesanan melalui sistem telepon atau WA atau sistem daring lainnya kepada pembacanya. Semoga.