Mencintai dan Memelihara Kebun Bergizi
Setelah bersama mas Fajar, mas Rudi, mas Sule dan Mas Dedi untuk beberapa lama berkebun, baik di halaman rumah maupun di tempat yang agak luas, kita makin tahu kenapa petani rata-rata miskin dan tidak banyak berkembang pesat menjadi juragan yang kaya raya. Alasan yang pertama adalah bahwa tanah yang dimiliki petani rata-rata sempit sehingga biaya mengolah dan memelihara tanaman relatif tinggi dan tidak sebanding dengan hasil panen dari tetumbuhan yang ditanam dan dipetik dari kebun yang ada. Makin luas kebunnya dengan sendirinya pertanian yang dikerjakan makin efisien dan berbagai ongkos mengolah atau memelihara tanaman bisa dihemat dan pertanian dengan skala tanah yang lebih luas itu bisa menguntungkan.
Kalau tanaman sudah cukup tumbuh besar seperti dalam gambar di atas, maka hati petani sudah agak longgar dan mulai ada harapan bahwa nantinya akan panen dan ada kemungkinan hasilnya akan memberi nilai tambah yang bisa sangat besar atau sangat kecil kalau biaya persemaian dan pemeliharaan kecil karena selama persemaian dan pemeliharaannya tidak terganggu oleh alam dan penyakit yang memerlukan ongkos untuk pemeliharaannya.
Tetapi dalam hal tumbuhan itu “masih anak-anak” yang baru tumbuh seperti gambar samping maka kita harus sangat waspada seperti juga anak-anak dalam usia 1000 hari yang pertama. Tumbuhan itu masih sangat rawan terhadap kemampuannya mengambil air dari dalam tanah karena akarnya belum tentu siap, tumbuhan itu belum tentu siap juga menerima masukan dari sinar matahari karena daunnya belum cukup lebar menampung masukan atau sebab-sebab lain seperti halnya bayi yang baru mulai belajar mengambil air susu dari ibunya.
Agak sedikit lebih besar lagi, setiap tumbuhan mempunyai musuh yang biasanya menggerogoti daun atau bagian vital dari tumbuhan tersebut. Kalau tidak sial penyakit seperti itu bisa diamati dan diberikan obat penawar yang dibuat oleh petani sendiri dari bahan-bahan alamiah. Tetapi kalau terlambat dan sudah meluas biasanya petani terpaksa menyerah kepada penggunaan obat dengan kandungan bahan kimia yang relatif mahal. Baru petani mulai hitung-hitung bahwa ongkos produksi untuk tanamannya tinggi dan petani bisa rugi.
Apalagi kalau ada musibah seperti terjadi pada lahan Kebun Jagung Almarhumah Ibu Astuty beberapa waktu lalu. Jagung yang mulai berbuah itu diterjang angin. Sebagai jagung yang tegak sangat rapat, salah satu roboh, maka seluruh jajaran roboh bareng, tidak bisa ditegakkan untuk menyangga jagung yang akan membesarkan buahnya. Akhirnya seluruh lahan jagung tidak bisa diselamatkan kecuali daunnya untuk makanan ternak.
Pada bagian terakhir adalah bahwa buah atau sayur yang di panen harus tetap dipilih secara teliti agar konsumen tidak merasa tertipu. Hasil pertanian bukan hasil manufaktur yang semuanya bisa keluar dari mesin dengan standar baku yang diatur secara otomatis. Produk pertanian seperti manusia yang biarpun dari ibu dan bapak yang sama keluar sebagai anak bisa sangat berbeda-beda. Oleh karena itu kontrol produksi dalam bidang pertanian sangat diperlukan agar mendekati standar tertentu sehingga konsumen puas. Mas Fajar, mas Rudi dan kami adalah ahli komunikasi, tetapi dengan belajar kami menjadi makin memahami bahwa tanaman yang diajak dialog akan memberikan umpan balik yang kalau diikuti dengan baik menjadi sahabat yang akrab dan memberi petunjuk dengan cinta kasih kepada kita. Marilah Saudara-saudara mengubah halaman rumah menjadi Kebun Bergizi untuk generasi yang tumbuh sehat untuk masa depan bangsa yang lebih berkualitas