“Gerakan Keluarga Indonesia Tersenyum (KIT)”

Oleh : H. Nofrijal, MA

           Penyuluh Keluarga Berencana Ahli Utama/IV-e

Nofrizal-foto.jpg

 Salah satu revolusi media di negara maju adalah konten tayangan televisi, terutama di pagi hari, dengan tontonan yang berisi ketawa dan senyuman. Film komedy berseri “The Cosby Show” yang episode pertama tayang tanggal 4 September 1984, sampai sekarang termasuk film komedi yang diputar ulang, menjadi sitcom.families yang paling disukai.

 Bermula dari tayangan NBC TV konvensional, sekarang menjadi piihan keluarga untuk ditonton bersama, tercatat sebagai favorit TV keluarga, hanya 3,3 % keluarga Amerika yang tidak mengetahui ”The Cosby Show”. Tayangan The Cosby Show tidak hanya populer di USA tetapi seluruh dunia barat telah menjadi tontonan rutin keluarga, bukan karena hanya para bintangnya yang menghibur, tapi pesan hidup keseharian yang membuat penonton tersenyum menjadi daya tarik tersendiri. Jauh sebelum “The Cosby Show” sudah ada radio-series “Father Knows Best”, tahun 1950-an yang menggambarkan betapa hangatnya keluarga masa lalu dalam menikmati tayangan lucu dan menggairahkan.

 Tulisan ini bukan pesanan dari perusahaan pasti gigi, atau TV program, agar memperlihatkan betapa pentingnya seseorang merawat gigi secara teratur, akan tetapi memberikan edukasi ringan kepada keluarga dan anggotanya mau menjadikan senyum sebagai gaya hidup sehat harian setiap orang dalam keluarga dan masyarakat.

 Mari kita bayangkan apa yang akan terjadi bila “ayah & bunda” tidak melepas dan menerima putra-putrinya ke dan dari sekolah, atau bermain dengan salam, senyuman dan ciuman,  anak akan kehilangan kasih sayang dan perlindungan; sebaliknya ayah dan ibu akan kehilangan energi di kantor atau tempat kerja ketika hari itu tidak dihantar oleh senyuman dan doa anak-anak. Apa jadinya toko perbelanjaan tidak menggunakan sapaan dan senyuman pelayan toko; bagaimana cerianya ruangan pesawat bila mana pramugari-pramugara memberikan pelayanan dibarengi dengan say helo dan senyuman; betapa cerianya suasana kelas dalam satu sekolah bilamana kepala sekolah dan majlis guru saling menyapa dengan memberi senyuman di pagi hari, pada saat mengajar dan ketika akan pulang sekolah, energi murid akan meningkat dan gairah belajar akan terasa. Acara dan talkshow Radio & Televisi akan kehilangan rona ketika pembawa acara “host” tidak melengkapi kalimat pembuka dan penutup dengan tersenyum. Layanan “public service” akan mendapat nilai kurang bila pemberi pelayanan tidak memberikan senyuman simetris kepada customer dan kliennya. Klinik dokter, bidan dan tenaga kesehatan lainnya bisa sepi, ketika mereka tahu bahwa para pemberi pelayanan “pelit senyum dan tidak murah hati”.

 Gerakan tersenyum dan menyapa sudah menjadi peradaban dunia yang dipakai diseluruh dunia. Dalam cerita para Nabi, Nabi Muhammad SAW adalah pemimpin yang murah senyum, dikunjungi dan mengunjungi selalu dibarengi dengan salam dan senyum, sehingga dalam sebuah hadits beliau menyatakan bahwa “Senyum itu adalah sedekah” tetap menjadi kalimat populer sampai sekarang.

 1/7. Melekatkan kasih sayang dalam keluarga

Membiasakan tersenyum dan salam dalam keluarga merupakan energy yang nyala setiap saat (terbarukan), anak dan orang tua akan terikat kebahagiaan satu sama lain, senyum dapat berfungsi melindungi anak dari serangan dan tekanan luar. Beri waktu anggota untuk menonton bersama, rekreasi bersama, olahraga bersama dan shoping bersama. Polemik dan kesulitan anak di sekolah dan lingkungannya bisa diselesaikan lebih cepat dengan dialog bercampur senyum dan tawa, senyum menjadi supplement berefek terhadap waktu yang panjang.  Sebaliknya keluarga yang tidak pernah dihiasi senyum, salam dan tawa akan menjadi keluarga benuansa kuburan dan lorong gelap, tidak bisa diduga akan meledak menjadi bom kekerasan, perampokan dan pemberontakan.

 2/7. Menjaga kesehatan dan kebugaran

Banyak penelitian ilmiah mengkonfirmasi bahwa senyum yang tulus dapat meningkatkan suasana hati. Tidak cuma berpengaruh terhadap kondisi psikis, manfaat senyum rupanya juga berlaku buat kesehatan fisik. Tersenyum adalah obat termurah yang diberikan oleh dokter kepada pasien, setengah dari pengobatan tradisional dan moderen dapat diatasi dengan memberikan kenyaman kepada pasien dengan senyum dan pelayanan paripurna. Immunitas akan naik dengan sendirinya dari bagaimana seseorang menjaga hati dan murah senyum. Diatara khasiat senyum untuk kesehatan antara lain 1) Menurunkan tekanan darah, 2) Meredakan rasa sakit, 3) Meningkatkan Immunitas, 4) Menyehatkan Paru-Paru

 3/7. Melanggengkan Hubungan dan Kehangatan

Salah satu manfaat senyum menurut penelitian yang dilakukan oleh Psikolog Dacher Keltner, PhD, dan LeeAnne Harker, PhD di Universitas California, Barkeley, USA, adalah melanggengkan percintaan. Keduanya membandingkan foto-foto para siswa dari buku tahunan yang telah lulus dua dekade (20 tahun) sebelumnya. Hasilnya, mereka yang tersenyum tulus dengan emosi positif memiliki hubungan pernikahan yang lebih sehat dan mesra di usia mereka sekarang.

 Senyum juga membangkitkan gairah seksual. Bila suasana menyenangkan, hati yang gembira sebagai effect dari senyuman, maka hubungan seksual pasangan suami istri dapat hidup dalam suasana yang lebih romantis. Pasangan suami istri yang lanjut usia juga akan mengalami hal sama, ketika kedua pasangan memberikan kode melalui senyuman. Senyuman dapat memberikan waktu, tempat dan suasana yang menyenangkan, bisa mengalahkan keterbatasan yang dimiliki pasangan. Kegairahan hubungan seksual adalah milik pasangan suami istri, maka kedua pasangan membutuhkan suasana yang sama untuk berbagi rasa, cinta melalui senyuman.

 4/7. Meningkatkan kreatifitas dan kesabaran

Kreatifitas dan kesabaran dapat berkembang dengan suasana hati yang menyenangkan. Kreatiftas dan inovasi diproduksi oleh orang yang pintar, punya jaringan kerja dan kemauan. Itu saja tidak cukup, kebiasaan tersenyum akan memicu otak bekerja lebih cepat baik memulainya maupun menyelesaikannya. Demikian juga dengan kesabaran, di sini akan menjadi kembaran senyuman, karena seorang penyabar akan mudah tersenyum, demikian sebaliknya orang yang mudah dan terbiasa tersenyum akan lebih sabar menghadapi kondisi apapun.

 5/7. Menyenangkan orang lain

Ungkapan senyum adalah ibadah memang benar adanya, manfaat senyum tidak hanya dirasakan oleh diri sendiri, tetapi juga bisa membuat orang lain turut bahagia setelah melihat sikap ramah. Ada pasangan senyuman yang serasi yakni “greeting & smile”. Greeting atau sapaan merupakan kalimat pertemanan, keakraban dan sekaligus doa yang tulus. Orang-orang Islam memilih ucapan ‘Assalamualikum” diikuti dengan ucapan “kaifahaluk-apa khabar” sebagai sapaan, tidak hanya menyampaikan doa selamat, tetapi sekaligus mengekspresikan ketulusan, komunikasi lisan dan tulisan yang diawali dengan acapan “salam” tentu tidak hanya dipercaya menambah pundi-pundi pahala, akan tetapi sekaligus perekat rasa. Ucapan selamat pagi, selamat siang, selamat sore dan selamat malam diikuti dengan apa khabar, menjadi sangat populer dalam kehidupan modren, termasuk di era milenial dan zilenial yang tidak lagi membatasi suku, agama dan wilayah. Bila greeting ini diterapkan dalam bahasa lisan dan tulisan akan memberi dampak hubungan pertemanan akan memiliki nilai tambah, tidak ada salahnya pesan singkat dalam media sosial seperti Whatsapp, FaceBook, Instagram, Youtube, Twitter, dimulai dengan greeting kebahagiaan dan salam.

 6/7. Menyehatkan kesehatan mental.

Dari sudut kesehatan mental, senyum dapat berfungsi sebagai: 1) Meredakan stress, senyum dapat melepas hormon endorfin yang mampu mengurangi dan menyingkirkan hormon stres, mereka yang secara alami sering tersenyum diketahui lebih cepat pulih dari depresi. Senyum juga punya kemampuan layaknya morfin dalam membantu stress dan mengurangi persepsi rasa sakit di otak, 2) Memperbaiki mood, anjurkanlah kepada orang yang sedang merasa sedih untuk tersenyum. Hal  ini akan membuka kesempatan hati agar suasana hati berubah menjadi lebih baik. Tersenyum dapat menipu tubuh untuk meningkatkan suasana hati, karena tindakan tersebut sebenarnya mengaktifkan pesan saraf di otak. Senyum memicu pelepasan komunikasi saraf dan meningkatkan “neuropeptida” serta “neurotransmitter”. Ini akan meningkatkan suasana hati. 3) Membuat Terlihat Lebih Muda, tidak hanya membuat penampilan anda lebih manis dan menarik, senyum juga membuat seseorang terlihat lebih muda. Ketika seorang sering marah, keriput di kening akan muncul lebih awal. Sedangkan, bibir yang sering dimanyunkan karena kesal akan meninggalkan bekas keriput di garis bibir, pipi dan dagu. Hasil penelitian menghitung, ketika anda cemberut, ada 43 otot yang bekerja, sementara itu tersenyum hanya membutuhkan kerja 17 otot. Alih-alih memilih “face lift”, lebih baik sering tersenyum untuk memastikan terlihat lebih muda dan merasa segar.

 7/7. Memudahkan urusan

Senyuman dapat menjadi alat untuk memudahkan segala urusan, merupakan energi peneriman dan pemberi pelayanan di sektor publik. Tidak seperti yang banyak orang duga bahwa dengan ketegasan dan kekakuan pelayanan, akan memudahkan percepatan pelayanan, itu tidak benar, seorang pemberi pelayanan penegakan peraturan Satuan Pamong Praja ketika memindahkan pedagang kaki lima akan mendapat memetik hasil kerja bila mana mereka menyenangkan pelanggar aturan dengan senyuman. Urusan administrasi kepegawaian yang ruwet dan rumit dapat diselesaikan dengan energi senyuman, karena orang-orang akan bekerja dengan tulus dan bahagia.

 Pada tahun 2014, penulis memiliki kesempatan untuk menjadikan Keluarga Indonesia Tersenyum (KIT) sebagai  gerakan yang tumbuh dari keluarga,  mendapatkan apresiasi pimpinan daerah, namun belum mempunyai kekuatan untuk dijadikan gerakan nasional yang sistimatis dan mendapat sambutan. Penulis menyuarakan gerakan keluarga tersenyum melalui talk-show media elektroni, berita dan tulisan di media cetak, bahkan melalui media luar ruang yang bertemakan himbauan untuk membudayakan salam dan tersenyum.

 Catatan Pak Haryono : Di tahun 1980-an Gerakan KB menggelar “Safari Senyum”, “Sehat Nyaman untuk Umum” di seluruh Indonesia. Semua elemen, PLKB dan relawan dilibatkan. Hasilnya luar biasa sehingga Presiden RI memberi restu target penurunan fertilitas sebesar 50 persen tahun 2000 dipercepat sepuluh tahuhn nmenjadi tercfapai pada tahun 1990. Dengan senyum bekerja keras, tidak ada yang merasa dipaksa, ceria dan ikhlas sehingga partisipasi menjadi sangat tinggi.

 Jakarta,  Agustus 2021

Haryono SuyonoComment