Prof. Dr. Haryono Suyono Tampil dalam Acara 17 Agustus Jendela Negeriku UGTV
Selama hampir dua jam dengan dipandu oleh Rektor Universitas Guadarma Prof. Dr. ES Margianti SE, MM dan Prof Dr. Ir. Budi Hermawan MM tampil dalam Acara UGTV dengan judul “Jendela Negeriku Ekslusif Menyambut Hari Kemerdekaan RI ke 75” membahas pengalaman mulai dari Sekolah Dasar di Pacitan, Sekolah Menengah di Yogya, Akademi Ilmu Statistik di Jakarta, Pendidikan tinggi pada Universitas Chicago sampai kiprahnya dalam program KB yang berhasil di Indonesia serta pengalaman sedikit selama masa pensiun sampai dewasa ini.
Rektor yang mendampingi acara tuntas memberikan apresiasi atas pengalaman hidup mulai dari anak desa yang oleh orang tuanya dilatih disiplin melalui usaha memelihara kambing setelah pulang sekolah, mengaji dan belajar tarian tradisional menganggap praktik tersebut sebagai pelatihan disiplin yang diikuti secara ketat. Tatkala kambing tergantung di lereng gunung karena ditinggal naik ke puncak untuk melihat pelabuhan dari ketinggian, kambing terperosok dan mati. Sampai di rumah dengan kambing yang mati Haryono kecil mendapat hukuman cambuk yang membuat hari-hari selanjutnya sangat sayang pada kambing peliharaannya.
Pada waktu ditanya ingatan pengalaman sebagai anak Desa Pucangsewu menanggapi Proklamasi Kemerdekaan, Haryono mengaku terlalu kecil mengingatnya. Tetapi pengalaman lain sewaktu Jepang dan Belanda kembali menjajah dan bermarkas di rumah induk keluarganya sangat membekas. Ibu dan anak-anaknya menggunakan rumah kecil yang biasa dipakai sebagai warung. Kalau pagi Jepang mengadakan upacara bendera, maka Haryono kecil berlari dari rumah kecil untuk “ikut menghormat” upacara penaikan bendera Jepang di depan rumah induk. Peristiwa itu teringat karena pernah terjatuh karena pintu rumah kecilnya tidak rata dengan tanah dan ada sepasang kayu yang melintang.
Setelah tamat SD, karena kakak tidak suka pilihan Bapak untuk mengirim saya ke Sekolah Guru, maka ditarik ke Yogyakarta untuk masuk SMP dan SMA. Pada tingkat SMA saya mulai aktif dalam lingkungan pelajar dan sangat populer sebagai siswa karena giat dalam Organisasi Sekolah sebagai Pimpinan Redaksi Majalah Sekolah dan contoh yang baik dalam olah raga ringan seperti “Tiger Sprong” dan “salto” karena berbadan kecil selama tiga tahun. Utamanya karena anak-anak lain selalu ikut “Basket Ball” yang lebih “gengsi” dan saya tidak dipandang sebelah mata untuk itu karena pendek dan berbadan kecil.
Setelah tamat SMA untuk dua tahun meneruskan ke Fakultas Kedokteran Gajah Mada, tetapi gagal. Saya ditarik kakak meneruskan pada Akademi Ilmu Statistik dengan bea siswa. Pengalaman dua tahun di Gajah Mada saya “menjadi dewasa” dan pada Akademi Ilmu Statistik, dengan mahasiswa lulusan SMA, saya merasa senior sehingga sejak tingkat pertama dipilih teman-teman sebagai Wakil Ketua Senat Mahasiswa dan pada tahun kedua dipilih sebagai Ketua Senat Mahasiswa. Kedudukan tersebut membuat saya sangat dekat kepada para dosen yang kebanyakan Ahli PBB pada BPS untuk bernbagai kegiatan Sensus Penduduk, Sensus Pertanian dan Sensus Industri. Karena itu egera setelah tamat AIS sya ditugasi sebagai Kepala Asisten Ahli pada Expert PBB bidang Sensus Industri pada tahun 1964 sampai Kegiatan Sensus berakhir. Karena dianggap berhasil langsung ditunjuk sebagai Wakil Kepala Dinas Statistik DKI Jakarta dan karena Kepala Kanwil sakit, kemudian ditetapkan sebagai Kepala Dinas di jaman Gubernur Ali Sadikin. Pada saat itu Ali Sadikin memelopori Program KB pemerintah di DKI Jakarta dan saya ditugasi membantu dokter yang ditugasi Gubernur karena sering menulis pada media masa tentang “ledakan penduduk”. Hubungan dengan Ali Sadikin makin dekat sehingga pada “konperensi Kependudukan Internasional” di Jakarta Haryono ditugasi menulis Pidato Gubernur DKI Ali Sadikin yang mendapat sambutan hangat.
Bermula dari keberhasilan tersebut saya dapat rekomendasi untuk tugas belajar ke Universitas Chicago di Amerika Serikat, suatu beasiawa kedua karena yang pertama batal gara-gara kita keluar dari PBB.
Akhirnya sejak tahun 1969 kuiiah untuk mendapatkan gelar Akademis Doktor Ilmu Sosiologi pada Universitas Chicago di Amerika Serikat. Sekaligus setiap tahun sampai tahun 1972 selalu ikut sebagai peserta dan akhirnya memimpin Summer Workshop yang diikuti para administrator dan tokoh program KB dunia yang mendapat pencerahan para Guru Besar terbaik dari berbagai Perguruan Tinggi di Amerika dan berbagai tokoh tamu dari berbagai penjuru dunia. Untuk pertama kali pada Perguruan Tinggi Chicago ini Haryono Suyono berkenalan dengan tokoh-tokoh KB dari seluruh dunia sebagai dosen dan para peserta Workshop internasiomal.
Selanjutnya bagi mereka yang ingin mengetahui lebih lengkap Acara Dialog tersebut bisa mengikuti dari libk Universitas Gunadarma sebagai berikut:: https://youtu.be/BK_7rlii-O4
Bagi yang ingin membaca tentang kiprah Haryono Suyono dalam gerakan KB bisa membaca Buku Mr. Hary yang diterbitkan oleh Badan Penerbit Universitas Airlangga di Surabaya. Semuanya diungkap secara luas dalam buku tersebut yang secara singkat pada layar dengan lebih hidup oleh dua orang guru besar dari Universitas Gunadarma di Jakarta. Terima kasih Gunadarma.