KA Gumarang Jakarta – Tegal
Catatan Aam Bastaman
Naik kereta api (KA) Gumarang Jakarta - Tegal asyik juga. Pantesan orang – orang Skandinavia lebih suka kereta api, namun alasan mereka, selain nyaman juga karena KA tidak terlalu berpolusi dibandingkan pesawat udara.
Memang untuk jarak sedang ataupun jauh bisa menghabiskan waktu berjam – jam, lebih lama dibandingkan pesawat terbang, tapi banyak yang bisa dilakukan dalam perjalanan KA, selain istirahat tidur, membaca, menulis, mendengarkan musik, nonton video – sampai kuliner di dalam kereta api.
Kebetulan Tegal, kota kecil di Jawa Tengah, yang berdekatan dengan Cirebon (Jawa Barat) tidak memiliki Bandara, jadi kereta api merupakan alternatif terbaik, di bandingkan transportasi darat seperti bis, atau bahkan kendaraan pribadi yang harus melintasi jalur Pantura.
Kereta api juga diyakini lebih aman. Sejarah kecelakaan kereta api jauh lebih kecil dibandingkan angkutan transportasi jalan raya.
Apalagi jalan raya Pantura sebelum adanya jalan tol dikenal sebagai rute berbahaya, karena kebiasaan para pengemudi yang melewati jalan ini, terutama truk dan bus ngebut dan kurang disiplin. Seorang pelancong asal Inggris bahkan mengatakan jalan pantura ini sebagai “a dangerous road” atau “a devil route”– dia menganggap sangat berbahaya!
Kereta api dapat dikembangkan sebagai moda transportasi utama di Tanah Air yang lebih aman dan nyaman, termasuk perjalanan ke Tegal ini, melintasi jalur pantura dengan lebih aman dan efisien.
Beberapa kali saya tulis rasa salut saya pada pak Jonan yang telah melakukan transformasi perkeretaapian di Indonesia, sewaktu menjadi Dirut PT KAI.
Wajah perkeretaapian di Indonesia sekarang jauh lebih baik, lebih tertib, lebih besih, lebih tertata, lebih aman dan nyaman, sehingga jauh lebih manusiawi. Tidak kalah dengan perkeretaapian di negara-negara maju.
Harusnya perusahaan-perusahaan BUMN lain juga bisa melakukan transformasi, perubahan besar untuk menjadi jauh lebih baik, sehingga masyarakat bisa menikmati jasa BUMN dengan rasa bangga dan memuaskan.
(Aam Bastaman. Univ. Trilogi). www.aambastaman.com
Gambar: Sumber open access.