Perang Dunia III, Alien, Asteroid Raksasa dan Covid-19

Aam Bastaman - Formal.jfif

Catatan: Aam Bastaman

Kedatangan dan terjadinya Perang dunia III, Alien dan Asteroid raksasa, bukan suatu yang pasti terjadi. Namun para ahli tidak begitu saja mengesampingkan terjadinya ketiga hal tersebut.

Negara – negara besar yang berkompetisi melakukan penguatan dan penguasaan berbagai jenis senjata super canggih pemusnah massal sebagai upaya untuk membela diri atau untuk mencegah pihak lain melakukan penyerangan.

Dampaknya sama saja, begitu terjadi perang (dunia III), maka kehancuran bumi tempat kita tinggal tidak bisa dihindarkan.

Senjata – senjata yang dipergunakan saat Perang Dunia ke dua, sekarang sudah terbilang kuno, bahkan bom atom yang meluluhlantakkan Hiroshima dan Nagasaki sudah ketinggalan karena senjata pemusnah massal saat ini sudah memiliki puluhan bahkan ratusan kali lebih dahsyat.

Kemampuan manusia menciptakan teknologi senjata pemusnah massal sungguh luar biasa, dan mengerikan. Yang dikhawatirkan adalah jika negara-negara dengan kemampuan memproduksi senjata massal ini dipimpin oleh suatu kepemimpinan yang tidak tepat. Terjadinya perang dunia III, berarti kehancuran bumi dan semua peradaban di dalamnya.

Terlepas dari fakta kemungkinan Perang dunia ketiga yang mengerikan, kehadiran Alien, makhluk yang berasal dari ruang angkasa semakin banyak yang mempercayai, baik para ahli maupun kalangan awam sendiri.

Di alam semesta yang tidak terbatas ini, menurut hitungan lembaga – lembaga astronomi terkemuka dunia ada sekitar lebih dari 300 milyar bintang. Itupun yang diketahui, karena keterbatasan teknologi yang dimiliki manusia.

300 milyar bintang tentu bukan angka kecil. Matahari hanyalah salah satu bintang yang memberi cahaya pada planet – planet yang mengitarinya, termasuk bumi tempat kita tinggal.

Apakah dari 300 milyar bintang tersebut tidak ada planet – planet yang memberikan ruang hidup bagi makhluk – makhluk tertentu sejenis makhluk – makhluk hidup yang ada di bumi ?

Disebutkan karena saking jauhnya para penghuni planet – planet lain tidak akan bisa terlacak, kecuali beberapa indikasi yang tentu secara fisik sulit terbutikan, seperti adanya gelombang suara asing yan belum diketahui sumbernya.

Namun, kepercayaan bahwa makhluk lain di angkasa sana memiliki teknologi yang jauh lebih maju juga berkembang di antara para ahli. Itulah yang kemudian memunculkan kepercayaan mereka bisa datang ke bumi, bahkan menguasai bumi.

Kemampuan teknologi manusia saat ini belum bisa melacak keberadaan makhluk lain di angkasa raya, oleh karena itu banyak ahli lain yang hanya bisa menyatakan bahwa tidak ada bukti yang bisa dijadikan dasar argumentasi.

Namun sebagai indikasi dari berbagai kesaksian para individu memperkuat keyakinan sebagian ahli lain bahwa alien itu ada. Hanya karena angkasa raya bersifat tidak terbatas, maka teknologi manusia tidak ada apa – apanya.

Oleh karena itulah saat itu pada ilmuwan hanya bersandar pada adanya berbagai indikasi, namun masih belum bisa dibuktikan secara nyata.

Namun, keterbatasan teknologi yang dimiliki manusia itulah yang justru menimbulkan kepercayaan bahwa ada banyak kehidupan di luar angkasa sana, dengan kemampuan teknologi yang lebih tinggi dan dengan kemampuan teknologinya dimungkinkan suatu hari bisa menguasai bumi.

Kemungkinan ketiga adalah kejatuhan beberapa atau bahkan puluhan benda langit berupa asteroid yang menimpa bumi.

Kemungkinan ini bisa diprediksi dengan kemampuan teknologi manusia. Namun para ahli masih mendiskusikan cara yang paling efektif untuk mencegah terjadinya tabrakan ini, salah satunya, dengan menghancurkan benda langit tidak diharapkan tersebut sebelum memasuki atmosfer bumi.

Namun kemungkinan  benda langit asteroid tersebut tidak bisa dikendalikan dan menghantam bumi  juga menjadi salah satu skenario sehingga manusia bisa lebih siap menghadapinya.

Asteroid adalah sisa bebatuan dari pembentukkan planet – planet di tata surya. Kebanyakan asteroid mengorbit matahari  antara mars dan jupiter dengan ukuran bisa sebesar mobil sampai planet kerdil, atau disebut juga planet minor, yang  bisa mencapai seperempat ukuran bulan atau  berdiameter sekitar 590 mil (NASA, 2020).

Tabrakan asteroid ini baru kemungkinan dan prediksi, mengingat 66 juta tahun lalu tabrakan serupa pernah terjadi dan memusnahkan binatang – binatang purba di bumi seperti dinosaurus.

NASA (2021) memperkirakan bumi masih akan aman terhadap tabrakan asteroid untuk 100 tahun ke depan. Namun itu bukan berarti bumi akan pasti aman dalam  100 tahun ini, karena pergerakan asteroid sangat dinamis.

Belajar dari ketiga kemungkinan di atas, Kehidupan bumi saling bergantung satu sama lain, sangat alami memerlukan kolaborasi antar semua bangsa, sesama.manusia dan elemen – elemen kehidupan lain, karena tantangan akan selalu ada dan menjadi ancaman bersama, seperti COVID-19 ini yang bersifat nyata.

Covid menyerang umat manusia, tidak memandang ras dan kebangsaan, juga agama dan keprcayaan, tua-muda, kaya-miskin, dan semua kebudayaan. Serangan nyata, saat ini yang memaksa umat manusia melakukan perubahan cara berkehidupan untuk menghadapinya. Diantara semua prioritas umat manusia saat ini adalah memenangkan perang terhadap serangan Covid-19. Untuk Kembali “hidup” dalam kehidupan yang hidup.

Perlu persatuan umat manusia untuk menghadapinya.

(Aam Bastaman, dosen Universitas Trilogi). www.aambastaman.com

Foto: Dokumentasi pribadi

Aam BastamanComment